Ketahui Dampak Buruk Sering Konsumsi Makanan Terlalu Asam

Selera makanan tiap orang berbeda-beda. Ada yang suka makanan manis, asin atau asam. Rupanya, selera makan kita membawa konsekuensi dan bisa mengarah ke masalah kesehatan tertentu. Misalnya, orang yang suka makanan manis berisiko terkena diabetes dan orang yang gemar makan makanan asin rentan terserang hipertensi.
Lantas, bagaimana dengan orang yang suka makanan yang terlalu asam? Apakah mereka rentan terkena penyakit tertentu? Simak penjelasannya di sini!
1. Sebelum terlalu jauh, mari kita bahas soal pH terlebih dahulu

Segala sesuatu yang berbentuk cair di dunia ini memiliki sifat asam, basa dan netral. Untuk mengukur tingkat asam atau basa, digunakan skala pH dalam ilmu kimia. Basically, larutan asam mempunyai pH rendah, sementara larutan yang bersifat basa memiliki kadar pH tinggi. Sementara, air berada di tengah-tengahnya.
Sebagai contoh, asam baterai memiliki pH 0, asam lambung memiliki pH 1, air mempunyai pH 7, air laut dan darah memiliki pH 8, sabun mempunyai pH 12 hingga cairan pembersih yang memiliki pH 14. Rentang skala pH berkisar antara 0-14 dan pH yang netral berada di angka 7, ungkap laman Healthline.
2. Bukan hanya jeruk, ini buah-buahan yang memiliki kadar pH terlalu asam

Seperti halnya makanan lain, setiap buah memiliki tingkat keasaman yang berbeda-beda. Ada beberapa buah yang dikategorikan terlalu asam, misalnya jeruk nipis (pH 2,0-2,8), plum biru (pH 2,8-3,4), anggur (pH 2,9-3,8), delima (pH 2,9-3,2), apel (pH 3,3-4,0) dan jeruk (pH 3,7-4,3), jelas laman Healthline. Ternyata, jeruk bukanlah yang paling asam!
Sementara, buah-buahan yang tidak terlalu asam dan mendekati netral ialah alpukat (pH 6,27-6,58), buah bit (pH 5,3-6,6), buah ara (pH 5,0-5,98), melon (pH 6,0-6,7), semangka (pH 5,18-5,60), pepaya (pH 5,2-6,0) dan mangga (pH 5,8-6,0), terang laman Clemson University. Semakin masam rasa suatu buah, semakin rendah pH-nya.
3. Sementara, sayuran juga bersifat asam, tapi condong ke netral

Apabila mayoritas buah memiliki kadar pH rendah dan bersifat asam, maka rata-rata sayuran tidak terlalu asam dan condong ke netral. Kebanyakan, sayuran memiliki pH 5,0-6,0. Misalnya, kubis (pH 5,2-6,8), asparagus (pH 6,0-6,7), brokoli (pH 6,3-6,85), mentimun (pH 5,12-5,78) dan kentang (pH 5,4-5,9), ujar laman Clemson University.
Jika sayuran di atas adalah sayuran segar, berbeda lagi dengan sayuran yang difermentasi atau diolah. Sayuran yang difermentasi memiliki pH yang lebih rendah dan lebih asam. Misalnya, acar mentimun (pH 3,2-3,7), buah zaitun yang difermentasi (pH 3,6-4,6), artichoke yang dikalengkan (pH 4,3-4,6) dan saus tomat (pH 3,5-4,7).
4. Selain itu, kopi, soda dan jus juga bersifat asam

Ternyata, beberapa makanan yang biasa kamu konsumsi memiliki sifat asam. Di antaranya ialah kopi (pH 4,5-6,0), jus cranberry (pH 2,3-2,5), jus anggur (pH 3,3), jus apel (pH 3,35-4,0) dan jus jeruk (pH 3,3-4,2), ungkap laman SF Gate. Sementara, pH untuk minuman bersoda berkisar antara 2,3-4,0.
Minuman yang terlalu asam bisa menyebabkan iritasi lambung, perut menjadi tidak nyaman dan beberapa efek negatif lain. Untuk mengimbangi kondisi ini, kamu perlu menambah asupan makanan yang bersifat basa. Misalnya, susu, yogurt, kacang-kacangan, ikan hingga telur. Everything needs balance, right?
5. Makanan terlalu asam meningkatkan risiko terkena kerusakan tulang dan otot

Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Begitu pula dengan makanan. Apabila kita terlalu sering makan makanan asam, maka akan menimbulkan efek buruk bagi tubuh.
Misalnya, meningkatkan keasaman urine dan memicu batu asam urat, tutur laman Healthline. Selain itu, asam fosfat bisa mengurangi kepadatan tulang.
Di sisi lain, makanan yang terlalu asam bisa menyebabkan kerusakan tulang dan otot. Penjelasannya, kalsium di tubuh dipakai untuk mengembalikan keseimbangan pH darah.
Jika kalsium dipakai terus-menerus, maka akan membuat tulang rapuh. Makanan terlalu asam juga bisa meningkatkan risiko masalah hati, penyakit jantung dan kanker.
6. Sebaliknya, makanan bersifat basa memiliki beberapa efek positif

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, makanan yang bersifat asam buruk bagi tulang, lambung dan ginjal. Oleh karena itu, kamu perlu mengimbanginya dengan makanan yang bersifat basa. Makanan yang bersifat basa memiliki pH di atas 7. Dan tubuh manusia cenderung bersifat basa, dengan pH rata-rata 7,4, jelas laman Medical News Today.
Makanan yang bersifat basa memiliki beberapa efek positif bagi tubuh. Di antaranya adalah memperbaiki kinerja ginjal, membantu menurunkan berat badan, mencegah penyakit jantung, kanker dan osteoporosis. Selain itu, makanan yang bersifat basa akan meningkatkan kinerja otak dan mengurangi sakit punggung.
7. Lakukan hal ini sebagai langkah pencegahan!

Menurut para peneliti dari University of California di San Diego, disarankan untuk mengonsumsi makanan yang bersifat basa dibanding asam. Rasio antara makanan yang bersifat basa dan asam adalah 3:1, saran laman Healthline. Apabila tidak, urine kita akan terlalu asam dan membuat ginjal bekerja terlalu keras.
Bukan berarti kita dilarang mengonsumsi makanan yang bersifat asam, ya. Tetapi, jumlahnya disarankan agar tidak terlalu banyak, terlebih bagi orang yang memiliki lambung sensitif. Sementara, minuman yang bersifat asam dan memiliki pH rendah seperti kopi, soda dan jus yang diberi tambahan pemanis harus dihindari.
Nah, itulah fakta seputar pH serta mengapa kita harus mengurangi makanan dan minuman yang terlalu asam. Semoga informasi singkat ini bermanfaat, ya!