Banyak Dilakukan, 5 Bahaya Defisit Kalori yang Berlebihan saat Diet

Bisa merugikan kesehatan

Salah satu fokus dari program penurunan berat badan adalah menurunkan asupan kalori. Namun, bukan berarti kamu boleh melakukan defisit kalori secara ekstrem atau berlebihan, karena itu malah bisa berbahaya!

Defisit kalori adalah asupan kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih sedikit daripada kalori yang dibakar, yang sederhananya membuat orang makan lebih sedikit.

Defisit kalori mungkin bisa menurunkan berat badan dengan cepat, tetapi cara ini memiliki konsekuensi kesehatan yang buruk. Yuk, ketahui apa saja bahaya dari defisit kalori secara berlebihan bagi kesehatan.

1. Memperlambat metabolisme tubuh

Banyak Dilakukan, 5 Bahaya Defisit Kalori yang Berlebihan saat Dietpexels.com/Andrea Piacquadio

Secara konsisten mengonsumsi kalori dalam jumlah yang lebih sedikit daripada yang kamu butuhkan dapat memberikan efek negatif. Dengan mengonsumsi kalori yang lebih rendah, artinya tubuh tidak memiliki cukup bahan bakar agar dapat berfungsi secara optimal. Akibatnya, metabolisme tubuh akan melambat.

Studi dalam jurnal Obesity menunjukkan bahwa diet rendah kalori dapat menurunkan unit kalori yang dikonsumsi tubuh hingga 23 persen. Lebih buruknya lagi, konsumsi minimal kalori tidak berhenti bahkan setelah diet dihentikan, karena tubuh mengimbangi metabolisme yang rendah ini.

Situasi tersebut mungkin juga menjelaskan mengapa banyak orang kembali mengalami peningkatan berat badan setelah mengikuti rencana diet defisit kalori.

2. Malnutrisi dan kelelahan

Banyak Dilakukan, 5 Bahaya Defisit Kalori yang Berlebihan saat Dietpexels.com/Andrea Piacquadio

Setiap hari, kamu melakukan aktivitas yang membutuhkan bahan bakar kalori dalam jumlah tertentu. Dijelaskan dalam laman Cutting Calories, setiap orang membutuhkan asupan kalori yang signifikan agar bisa berfungsi dengan baik. Inilah mengapa masing-masing individu perlu mengikuti jadwal diet yang teratur. Sayangnya, defisit kalori memberikan efek samping berupa kekurangan gizi.

Akhirnya, tanda-tanda kelelahan akan terlihat mulai dari awal hari dan bahkan saat menjalankan aktivitas ringan. Dalam hal ini, tubuh menjadi mudah lelah karena kita mendorongnya bekerja melampaui batas.

Baca Juga: Viral Diet Ekstrem, Ini 12 Bahaya Terbiasa Gak Makan Sayur

3. Menurunkan kesuburan

Banyak Dilakukan, 5 Bahaya Defisit Kalori yang Berlebihan saat Dietfreepik.com/freepik

Defisit kalori yang ekstrem dapat berdampak negatif pada kesuburan. Ini terutama berlaku pada perempuan, karena kemampuan untuk berovulasi bergantung pada kadar hormon.

Peningkatan kadar estrogen dan hormon luteinizing (LH) diperlukan agar ovulasi terjadi. Kadar LH sebagian bergantung pada jumlah kalori dalam makanan perempuan. Penelitian dalam American Journal of Physiology Endocrinology and Metabolism menunjukkan bahwa fungsi reproduksi ditekan pada perempuan yang makan kalori 22-42 persen lebih sedikit daripada yang dibutuhkan.

Kurangnya asupan kalori juga dapat mengurangi kadar estrogen, yang berdampak negatif pada kesehatan tulang dan jantung. Salah satu tanda penurunan kesuburan termasuk siklus menstruasi yang tidak teratur.

4. Melemahkan tulang

Banyak Dilakukan, 5 Bahaya Defisit Kalori yang Berlebihan saat Dietunsplash.com/Noah

Mengonsumsi terlalu sedikit kalori dapat melemahkan tulang karena pembatasan kalori bisa menurunkan kadar estrogen dan testosteron. Rendahnya kadar kedua hormon reproduksi ini berisiko mengurangi pembentukan tulang dan meningkatkan kerusakan tulang, yang mengakibatkan tulang lebih lemah, menurut studi dalam Journal of Sports Sciences.

Lebih lanjut, bila pembatasan kalori ini dikombinasikan dengan latihan fisik, ini dapat meningkatkan kadar hormon stres, yang juga dapat menyebabkan tulang keropos. Kondisi ini bisa sangat merepotkan dan tidak nyaman karena sering kali tidak dapat disembuhkan dan meningkatkan risiko patah tulang.

5. Berisiko menurunkan imunitas

Banyak Dilakukan, 5 Bahaya Defisit Kalori yang Berlebihan saat Dietpexels.com/Andrea Piacquadio

Defisit kalori dapat meningkatkan risiko infeksi dan penyakit. Ini berlaku untuk virus seperti flu, terutama jika dikombinasikan dengan aktivitas fisik tingkat tinggi.

Sebuah penelitian dalam Clinical Journal of Sport Medicine membandingkan atlet dalam disiplin ilmu yang sangat menekankan pada berat tubuh, seperti tinju, senam, atau menyelam, dengan atlet dalam disiplin ilmu yang kurang berfokus pada berat badan.

Hasilnya, para peneliti melaporkan bahwa atlet dalam disiplin yang membutuhkan berat badan yang ringan membuat upaya lebih sering untuk menurunkan berat badan dan hampir dua kali lebih mungkin untuk jatuh sakit dalam 3 bulan sebelumnya.

Jika kamu ingin menurunkan berat badan dan bertahan dalam jangka panjang, maka kesabaran adalah kuncinya. Pilihlah diet yang berfokus pada kualitas dan mendorong kamu untuk membuat perubahan gaya hidup yang berkelanjutan. Sebaliknya, hindari diet yang mengharuskan kamu sangat membatasi kalori dan merasa lapar sepanjang waktu.

Baca Juga: Diet Tak Hanya Defisit Kalori, tetapi Juga Mengatur Pola Makan

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya