6 Hal Sederhana untuk Kurangi Risiko Demensia

Orang dengan demensia umumnya tak bisa hidup mandiri

Demensia merupakan suatu ketidaknormalan yang erat kaitannya dengan penurunan fungsi otak, seperti sulit mengingat, berkurangnya kemampuan berpikir, mempertimbangkan sesuatu, hingga memahami bahasa.

Umumnya orang dengan demensia juga akan mengalami perubahan perilaku, mudah stres, depresi, suasana hati yang berubah-ubah, kesulitan bersosialisasi, hingga sering berhalusinasi. Sehingga penderita demensia tidak dapat hidup mandiri dan sangat bergantung pada orang lain.

Demensia umumnya menyerang orang yang telah lanjut usia dan sayangnya penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Akan tetapi, pengobatan pada tahap awal dapat membantu mengurangi gejala demensia serta menghambat komplikasi.

Selain itu, menerapkan gaya hidup sehat juga dapat membantu menekan risiko terjadinya demensia. Lantas apa saja yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko demensia? Berikut ulasannya.

1. Melakukan aktivitas yang dapat merangsang dan melibatkan mental

6 Hal Sederhana untuk Kurangi Risiko Demensiaunsplash.com/AP x 90

Orang yang menempuh bangku pendidikan kurang dari sepuluh tahun lebih berisiko mengalami demensia. Tapi untungnya, kita masih dapat memperkuat otak kita di usia berapa pun, melalui beberapa kegiatan seperti membaca koran, bermain kartu, belajar bahasa atau keterampilan baru.

Sejumlah bukti menunjukkan bahwa pelatihan berbasis kelompok untuk memori dan strategi pemecahan masalah dapat meningkatkan fungsi kognitif jangka panjang. Terlibat dalam berbagai aktivitas yang merangsang mental dalam lingkungan sosial juga dapat berkontribusi pada keberhasilan pelatihan kognitif.

2. Bersosialisasi secara aktif

6 Hal Sederhana untuk Kurangi Risiko Demensiaunsplash.com/rawpixel

Melakukan kontak sosial yang intens, seperti mengunjungi kerabat atau menelepon terbukti menurunkan risiko demensia. Sebaliknya, selalu merasa kesepian dapat meningkatkan risiko demensia. Selain itu, bergabung dan aktif dalam kegiatan kelompok atau komunitas juga erat kaitannya dengan penurunan risiko demensia.

Baca Juga: Gak Hanya Alzheimer, 7 Hal Ini Juga Sebabkan Penurunan Daya Ingat Otak

3. Senantiasa menjaga berat badan tetap ideal dan kesehatan jantung

6 Hal Sederhana untuk Kurangi Risiko DemensiaMindbodygreen.com

Terdapat hubungan yang kuat antara kesehatan jantung dan otak, di mana tekanan darah tinggi dan obesitas, terutama pada usia paruh baya, dapat meningkatkan risiko demensia.

Dalam suatu penelitian, didapatkan hasil bahwa orang yang menderita diabetes tipe 2 memiliki kemungkinan dua kali lipat untuk terserang demensia dibandingkan orang yang sehat. Jadi, rajin berolahraga serta memperhatikan diet menjadi faktor yang sangat penting untuk mengurangi risiko demensia.

4. Jangan malas melakukan aktivitas fisik

6 Hal Sederhana untuk Kurangi Risiko Demensiatkdhub.co.uk

Aktivitas fisik terbukti dapat mencegah penurunan kemampuan kognitif. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada lebih dari 33 ribu orang, mereka yang sangat aktif secara fisik memiliki risiko 38 persen lebih rendah mengalami penurunan kognitif dibandingkan dengan mereka yang tidak aktif.

5. Jauhi rokok

6 Hal Sederhana untuk Kurangi Risiko Demensiaclevelandclinic.org

Kamu sendiri pasti sudah tahu bahwa rokok sangat tidak baik bagi kesehatan jantung, selain itu bahan kimia yang terdapat dalam rokok dapat memicu peradangan dan perubahan vaskular di otak. Rokok juga dapat memicu stres oksidatif, di mana bahan kimia yang disebut radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel tubuh. Proses-proses ini kemudian dapat berkontribusi pada meningkatnya demensia.

6. Hindari stres berkepanjangan

6 Hal Sederhana untuk Kurangi Risiko Demensiaunsplash.com/bruce mars

Depresi dapat menyebabkan perubahan di beberapa bagian otak yang dapat memengaruhi risiko demensia. Tingginya kadar hormon stres kortisol juga dikaitkan dengan penyusutan daerah otak yang penting untuk daya ingat.

Selain itu, para ahli juga mengamati adanya kerusakan pembuluh darah pada orang dengan demensia ataupun stres. Para peneliti kemudian menunjukkan bahwa stres oksidatif jangka panjang dan peradangan juga dapat berkontribusi pada semua kondisi di atas.

Selain itu, pada penelitian lain yang dilakukan pada lebih dari 10 ribu orang juga menunjukkan bahwa stres kemungkinan bisa menjadi gejala awal terjadinya demensia. Jadi, kalau kamu mulai merasa stres ataupun depresi, jangan ragu untuk segera berkonsultasi pada ahlinya agar bisa mendapatkan penanganan secepat mungkin dan tidak berkembang menjadi demensia.

Walaupun demensia umumnya menyerang orang-orang dengan usia di atas 65 tahun, tapi tidak ada salahnya kalau kamu melakukan pencegahan mulai dari sekarang dan membiasakan menerapkan pola hidup sehat agar nantinya dapat memperkecil risiko demensia.

Baca Juga: Studi: 3 Penyakit Mata Ini Bisa Sebabkan Alzheimer & Demensia

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya