Tak Selalu Sehat, Ini 5 Masalah Kesehatan yang Rentan Dialami Vegan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Secara sederhana, pola makan vegan diartikan mengecualikan makanan apa pun yang berasal dari hewan, termasuk telur, produk susu, daging, ikan, unggas, dan bahkan madu. Jadi, vegan hanya makan makanan nabati, seperti sayur, buah, biji-bijian, kedelai, polong-polongan, dan kacang-kacangan.
Meskipun begitu, pola makan vegan tidak selalu berarti sehat, karena vegan tidak mengecualikan banyak makanan olahan, gula, atau gluten. Bahkan, karena tidak mendapatkan beberapa nutrisi yang biasa disediakan oleh sumber hewani, vegan lebih berisiko terkena beberapa masalah kesehatan seperti berikut ini.
1. Meningkatkan risiko usus bocor
Pelaku pola makan vegan tidak mendapatkan protein dari daging, ikan, telur, dan produk susu, sehingga individu yang mengikuti pola makan beralih ke kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati.
Menurut sebuah laporan dalam British Medical Journal, kacang-kacangan memiliki antinutrien tingkat tinggi, termasuk lektin dan fitat, yang keduanya dapat meningkatkan permeabilitas usus, atau disebut juga usus bocor.
Sebaliknya, sumber protein hewani tidak mengandung antinutrien dan termasuk sumber pangan tertinggi dalam hal gizi bagi manusia. Jadi, risikonya ketika seseorang menyingkirkan protein hewani dari diet dan menggantinya dengan asupan kacang polong yang lebih tinggi, maka bisa ada peningkatan risiko radang usus.
2. Anemia
Anemia defisiensi zat besi adalah defisiensi nutrisi yang paling umum di dunia. Menurut laporan dalam jurnal Revue Médicale Suisse, orang dengan pola makan vegan dan vegetarian memiliki risiko lebih tinggi mengalami anemia defisiensi zat besi.
Ini kemungkinan karena makanan nabati mengandung suatu bentuk zat besi, yaitu zat besi non-heme, yang mana jenis ini lebih sedikit diserap oleh tubuh. Akibatnya, penderita anemia lebih mungkin mudah mengalami kelelahan.
Sebenarnya, kondisi ini dapat diatasi dengan pemberian suplemen zat besi untuk membantu membalikkan atau mencegah anemia. Hanya saja, jarang ada orang yang bisa konsisten mengonsumsi suplemen zat besi, terlebih karena suplemen zat bisa berpotensi memicu sembelit.
Baca Juga: 7 Mitos Vegan dan Vegetarian yang Banyak Dipercaya, padahal Salah
Editor’s picks
3. Meningkatnya risiko depresi
Kurangnya asupan asam lemak omega-3 yang biasa didapat dari ikan atau minyak ikan dan peningkatan konsumsi asam lemak omega-6 dari makanan, seperti kacang-kacangan, menyebabkan vegan mungkin berisiko lebih tinggi mengalami depresi, menurut studi dalam jurnal Nutrition Reviews.
Sumber asam lemak omega-3 berbasis ganggang adalah pilihan bagi vegan, tetapi harganya bisa mahal dan sulit ditemukan. Selain itu, karena banyak pola makan vegan mungkin memasukkan asupan kacang-kacangan yang lebih tinggi dari rata-rata, ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan asam lemak dalam tubuh.
4. Risiko mengalami gangguan makan
Ortoreksia adalah jenis gangguan makan yang ditandai dengan fiksasi berlebihan pada pola makan sehat. Ini dapat menyebabkan pembatasan berlebihan, obsesi, dan gangguan makan serius.
Satu penelitian dalam jurnal Eating and Weight Disorders menemukan bahwa vegan dan vegetarian cenderung menunjukkan pola makan yang lebih ortoreksia. Terlebih, sebagian besar spesialis gangguan makan tidak merekomendasikan diet ketat seperti veganisme atau vegetarianisme untuk orang yang mencoba pulih dari gangguan makan seperti ortoreksia.
5. Masalah kesehatan terkait konsumsi terlalu banyak karbohidrat
Menurut studi dalam jurnal Nutrients, pola makan vegan umumnya rendah protein dan dapat menyebabkan perubahan gula darah. Hal ini umumnya terjadi karena pola makan vegan banyak mengonsumsi polong-polongan sebagai sumber protein, tetapi sangat tinggi karbohidrat.
Mengonsumsi karbohidrat secara berlebihan dapat menyebabkan penyakit hati berlemak non-alkoholik, gangguan regulasi gula darah, dan gejala mengganggu lainnya.
Jadi, sebelum menjadi vegan atau mengikuti diet apa pun, kamu perlu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui apakah diet tersebut cocok berdasarkan kondisi kesehatan dan gaya hidupmu saat ini.
Baca Juga: 2,5 Tahun Menjadi Vegan, Inilah Perubahan yang Annabella Jusuf Rasakan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.