Pernah berandai-andai punya kekuatan super supaya bisa menghilang dari kehidupan? Atau apakah kamu pernah kepikiran untuk tinggal di suatu tempat di mana nggak seorang pun mengenalmu? Jika iya, tandanya kamu sedang mengalami escapism.
Ketika menghadapi situasi yang sulit, sebagai manusia, kita tentunya memiliki kemungkinan untuk lari dari situasi atau orang-orang tertentu agar terbebas dari perasaan stres dan tertekan. Escapism adalah kecenderungan seseorang untuk melarikan diri (escape) dari kenyataan (Jouhki dan Oksanen, 2022).
Menurut beberapa penelitian, escapism tergolong jenis mekanisme coping stres yang berfokus dalam mengendalikan emosi negatif (emotional focused coping). Dengan kata lain, escapism bisa dibilang adalah suatu teknik pelarian agar kita bisa bebas dari perasaan stres tanpa harus mengatasi penyebab stres itu sendiri.
Amanda Perl, dalam artikelnya berjudul "Anxiety and Escapism: A Post-Traumatic Stress Disorder" berpendapat kalau escapism sebenarnya adalah jenis coping yang tidak sehat. Dalam kasus maladaptif, escapism membuat kita menciptakan fantasi kehidupan lain dalam pikiran, yang mana dalam kehidupan itu kita terbebas dari emosi negatif seperti stres, cemas, gelisah dan sejenisnya.
Untuk mengenal lebih jauh tentang escapism, simak ulasan dan penjelasan berikut ini, ya.