ilustrasi minuman beralkohol (pexels.com/Terje Sollie)
Ada hubungan kuat antara penggunaan alkohol serius dan depresi. Pertanyaannya, apakah kebiasaan minum alkohol secara teratur menyebabkan depresi, atau apakah orang yang mengalami depresi lebih cenderung minum terlalu banyak? Keduanya mungkin.
Dijelaskan dalam laman WebMD, hampir sepertiga penderita depresi berat juga memiliki masalah alkohol. Sering kali, depresi datang lebih dulu. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang depresi lebih mungkin mengalami masalah alkohol dalam beberapa tahun ke depan. Selain itu, remaja yang pernah mengalami depresi berat dua kali lebih mungkin untuk mulai minum alkohol dibandingkan mereka yang tidak pernah mengalaminya.
Perempuan dua kali lebih mungkin untuk mulai minum alkohol dalam jumlah besar jika mereka memiliki riwayat depresi. Para ahli mengatakan bahwa perempuan lebih cenderung melakukan aktivitas berlebihan saat mereka sedang down dibandingkan pria.
Minum alkohol hanya akan memperburuk depresi. Orang yang mengalami depresi dan minum terlalu banyak mengalami episode depresi yang lebih sering dan parah, serta lebih cenderung berpikir untuk bunuh diri. Penggunaan alkohol dalam jumlah besar juga dapat membuat antidepresan menjadi kurang efektif.
Di sisi lain, alkohol adalah sebuah depresan. Itu berarti, berapa pun jumlah yang kamu minum dapat membuat kamu lebih mungkin merasakan kesedihan. Minum banyak alkohol dapat membahayakan otak dan menyebabkan depresi.
Jika kamu minum alkohol terlalu banyak, kemungkinan besar kamu akan mengambil keputusan buruk atau bertindak berdasarkan dorongan hati. Akibatnya, kamu bisa menguras rekening bank, kehilangan pekerjaan, atau merusak hubungan. Jika hal ini terjadi, kamu akan cenderung merasa sedih, terutama jika kamu memiliki variasi gen yang membuat kamu lebih berisiko mengalami depresi.
Walaupun depresi tidak sepenuhnya bisa dicegah, tetapi kebiasaan-kebiasaan di atas bisa kamu tanamkan mulai hari ini untuk meminimalkan risiko mengembangkan depresi.
Setiap penyakit mental memiliki daftar gejalanya masing-masing. Namun, ada beberapa hal umum yang mungkin merupakan tanda bahaya bahwa ada sesuatu yang salah. Ini termasuk:
- Kehilangan selera makan.
- Memikirkan pikiran negatif tentang diri sendiri.
- Sering merasa cemas atau khawatir.
- Iritabilitas atau kemurungan.
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Tidak menikmati hidup seperti dulu.
- Merasa sulit dalam kehidupan sehari-hari (bangun dari tempat tidur, pergi bekerja, dll.)
- Kesulitan tidur atau tidur terlalu banyak.
- Melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada
Apabila kamu merusakan beberapa perubahan tersebut selama beberapa minggu atau bulan terakhir, pertimbangkan untuk membuat janji temu dengan ahli kesehatan mental.