Berapa Kali Maksimal Operasi Caesar? Berikut Jawabannya

Mitosnya sih gak boleh berulang, memang iya?

Setiap kelahiran itu unik, bahkan pada metodenya. Caesar atau sesar sama normalnya dengan melahirkan pervaginam. Meski memang, sesar mungkin perlu mendapatkan perawatan lebih setelahnya.

Melibatkan pembedahan,  operasi bedah ini lantas menimbulkan pertanyaan, berapa kali maksimal operasi caesar dilakukan? Benarkah mitos yang mengatakan bahwa sekali caesar, kelahiran selanjutnya tidak bisa pervaginam? 

Mengenal metode caesar dan pervaginam

Bukan, ini bukan membahas Julius Caesar. Caesar yang dimaksud di sini adalah tindakan medis saat ibu melahirkan dengan memberikan sayatan pada perut dan rahim. Tujuannya, tentu saja untuk mengeluarkan si buah hati. 

Tindakan ini mungkin disarankan ahli medis ketika posisi bayi tidak memungkinkan untuk melakukan kelahiran pervaginam. Selain itu, bisa pula karena terdapat komplikasi yang membahayakan jika menunggu waktu kontraksi, melansir What to Expect.

C-section melibatkan anestesi. Ibu akan diberikan bius untuk menghilangkan rasa sakit di area perut. Meski demikian, dokter akan tetap membuatmu terjaga selama proses persalinan berlangsung. Dengan demikian, kamu bisa langsung memeluk buah hati begitu ia lahir.

Selain caesar, ada juga perempuan yang melahirkan dengan cara pervaginam. Opsi ini lebih sering disebut 'lahiran normal', meski sebetulnya semua metode kelahiran adalah normal. Tanpa melibatkan anestesi dan bedah perut, kelahiran pervaginam dilakukan dengan upaya ibu mendorong janin keluar melalui vagina.

Berapa kali maksimal operasi caesar?

Berapa Kali Maksimal Operasi Caesar? Berikut Jawabannyailustrasi bayi (pexels.com/Vidal Balielo Jr.)

Jason S. James, MD, ketua Departemen Kebidanan dan Ginekologi di Baptist, Rumah Sakit Miami kepada Parents membagikan pengalamannya melewati proses persalinan. Ia mengungkapkan bahwa limit alias batas melakukan caesar mungkin berbeda pada tiap perempuan.

James mengaku pernah melakukan operasi caesar keenam kalinya pada seorang perempuan. Operasi tersebut hampir tidak mengalami komplikasi atau kesulitan. Selain itu,, ia juga pernah menerapkan tindakan operasi caesar kedua pada ibu dengan banyak adhesi dan potensi komplikasi.

Dokter perlu melakukan banyak evaluasi sebelum menentukan TOLAC (Trial of Labor After Cesarean delivery) atau rencana persalinan setelah caesar. Pertimbangan yang diperhitungkan, termasuk riwayat VBAC atau c-section ibu selama persalinan.

VBAC (Vaginal Birth After Cesarian) merupakan kelahiran pervaginam setelah mengalami cesar pada kelahiran sebelumnya. Opsi ini mungkin disarankan jika kehamilan pasca caesar berisiko rendah. Tindakan VBAC memiliki tingkat keberhasilan 60-80 persen, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG).

Namun, tindakan selain caesar mungkin tidak dokter rekomendasikan bagi ibu yang pernah menjalani operasi caesar dua kali atau lebih. Pasalnya, hal tersebut dapat meningkatkan karena risiko pecahnya rahim. Hal ini terjadi karena terbukanya bekas luka operasi caesar atau otot rahim. 

Untuk membantu mencegah komplikasi, David Ghausi, DO., ketua departemen kebidanan dan ginekologi di Rumah Sakit Los Robles di Thousand Oaks, California kepada Parents turut bantu menjelasnya. Menurutnya, dokter mungkin menyarankan untuk menunggu setidaknya 6 bulan setelah operasi caesar sebelum hamil lagi. Ada juga yang meminta untuk menunggu 18-24 bulan.

Baca Juga: Persalinan Caesar: Penyebab, Prosedur, Manfaat, dan Komplikasi

Setelah melahirkan caesar, apakah wajib dengan metode caesar lagi?

Berapa Kali Maksimal Operasi Caesar? Berikut Jawabannyailustrasi melahirkan (unsplash.com/Jonathan Borba)

Untungnya, tidak. Kamu tidak harus mendapatkan tindakan yang sama pada kehamilan berikutnya setelah melahirkan dengan metode caesar. Dengan syarat, persalinan sebelumnya menggunakan sayatan melintang rendah.

Robert O. Atlas, MD., FACOG., ketua dari departemen obstetri dan ginekologi di Mercy Medical Center kepada Healthline menjelaskan pentingnya sayatan tersebut.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), jenis sayatan rahim pada operasi caesar sebelumnya dapat menentukan kelahiran pada masa mendatang. Alasannya, beberapa bekas luka rahim lebih berisiko pecah rahim ketika melakukan VBAC. 

Insisi vertikal rendah dan vertikal tinggi, misalnya. Keduanya memiliki risiko ruptur yang lebih tinggi dibandingkan dengan insisi transversal uterus yang rendah.

ACOG mengungkapkan, perempuan yang telah memiliki riwayat caesar bisa memilih dua opsi untuk kelahiran di masa depan. Pertama, sesar terjadwal, lalu opsi lainnya yakni VBAC. Walau begitu, dokter tetap akan melakukan evaluasi terlebih dahulu.

Jika operasi caesar sebelumnya memiliki sayatan melintang yang rendah, dokter mungkin menawarkan opsi percobaan persalinan setelah operasi caesar (TOLAC). Tindakan ini merupakan langkah untuk melakukan VBAC.

Risiko caesar berulang

Berapa Kali Maksimal Operasi Caesar? Berikut Jawabannyailustrasi caesar (pexels.com/Jozemara Friorili Lemes)

Yvonne Butler Tobah, MD., dalam Mayo Clinic menjawab pertanyaan terkait caesar berulang. Menurut penjelasannya, caesar yang dilakukan berulang bisa jadi lebih rumit. Selain dari segi tindakan, beberapa risiko juga mungkin timbul, seperti halnya:

  • Masalah dengan plasenta

Makin banyak operasi caesar, semakin besar risiko mengalami masalah dengan plasenta. Bisa jadi seperti plasenta tertanam terlalu dalam ke dinding rahim (plasenta akreta) atau plasenta menutupi sebagian atau seluruh pembukaan serviks ( plasenta previa).

Kedua kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan pendarahan berlebihan sehingga membutuhkan transfusi darah. Pada kasus serius, tindakan operasi pengangkatan rahim atau histerektom bisa jadi dibutuhkan.

  • Komplikasi yang berhubungan dengan adhesi

Pita jaringan seperti bekas luka (adhesi) bisa muncul pasca setiap operasi caesar. Adhesi yang padat dapat mempersulit operasi caesar dan meningkatkan risiko cedera kandung kemih.

Caesar berulang dengan komplikasi adhesi pun dapat memicu infeksi usus. Sisa sayatan pun memunculkan pendarahan yang berlebihan.

  • Komplikasi terkait sayatan

Risiko masalah terkait sayatan, seperti hernia, dapat meningkat seiring bertambahnya jumlah sayatan perut sebelumnya. Perbaikan bedah mungkin diperlukan untuk mengurangi dampak dari caesar berulang.

Dokter biasanya akan memberikan jawaban terkait berapa kali maksimal operasi caesar dilakukan sesuai kondisi masing-masing individu. Oleh karena itu, pastikan melakukan konsultasi rutin selama kehamilan hingga menjelang persalinan, ya!

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Diperhatikan Setelah Operasi Caesar

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya