6 Kontrasepsi yang Aman untuk Busui, Cegah Kehamilan Tanpa Risiko

Tetap konsultasikan dengan dokter, ya

Menyusui konon dapat mencegah kehamilan. Hal ini memang mungkin, tetapi harus memenuhi syarat kondisi tertentu. Jika kamu tidak merencanakan kehamilan dalam waktu dekat, sebaiknya tetap menggunakan kontrasepsi. 

Tidak perlu khawatir, tersedia kontrasepsi yang aman untuk busui dan juga bayi. Pilihannya ada di bawah ini. Dengan catatan, penggunaannya tetap harus dikonsultasikan pada dokter, ya. 

Kontrasepsi yang aman untuk busui

Beberapa orang meyakini bahwa menyusui merupakan KB alami. Hal yang disebut sebagai amenore laktasi (LAM) ini memang dapat bersifat demikian, tapi pada kondisi tertentu. Dilansir CDC, syaratnya bayi berusia kurang dari 6 bulan dan ibu menyusui secara ekslusif atau semi ekslusif (jeda tidak lebih dari 4-6 jam).

Sementara itu, Medical News Today menyebutkan bahwa perempuan berpotensi berovulasi kembali setelah 6 minggu melahirkan. Strategi LAM tidak selalu efektif, apalagi kalau kamu harus melewati waktu panjang tanpa menyusui bayi. Padahal, disarankan untuk memberi jeda antar kelahiran setidaknya 18 bulan atau sekitar 1 tahun 6 bulan.

Hal ini dilakukan untuk memberikan waktu pada tubuh ibu agar pulih. Nah, supaya efektif, pertimbangkan menggunakan kontrasepsi yang aman untuk busui berikut ini.

1. IUD

6 Kontrasepsi yang Aman untuk Busui, Cegah Kehamilan Tanpa Risikoilustrasi intrauterine device (IUD), alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), atau spiral (commons.wikimedia.org/Robin Marty)

IUD merupakan alat kontrasepsi berbentuk T yang diletakkan di dalam rahim guna mencegah pembuahan. Jenis pengendalian kelahiran ini tersedia dalam bentuk hormonal dan non-hormonal. IUD hormonal umumnya mengandung progestin alias bentuk sintetis hormon progesteron yang membantu mengentalkan lendir serviks.

Sementara, IUD non-hormonal memiliki tembaga kecil untuk mengganggu pergerakan sperma. Pada pasca persalinan, pemasangan IUD umumnya dilakukan menunggu pendarahan terhenti atau sekitar 2-6 minggu. IUD tidak mengganggu aliran ASI, tetapi mungkin memicu kram dan bercak, melansir Healthline.

2. Mini-pills

Kontrasepsi yang aman untuk busui berikutnya kerap disebut sebagai mini pills atau pil KB. Jenis pengendali kelahiran ini merupakan alternatif dari pil KB campuran. Pasalnya, mini pills hanya mengandung progestin sehingga dianggap lebih aman tanpa mengganggu aliran ASI.

Konsumsi pil mini bisa dilakukan antara 6-8 minggu setelah melahirkan.  Tingkat keberhasilan KB ini berkisar 87-99,7 persen. Selama kamu mengonsumsinya dengan rutin tanpa melewatkan sekalipun, maka makin tinggi efektivitasnya.

3. Implan kontrasepsi

6 Kontrasepsi yang Aman untuk Busui, Cegah Kehamilan Tanpa Risikoilustrasi KB implan (unsplash.com/@rhsupplies)

Kontrasepsi implan merupakan perangkat kecil berbentuk batang seukuran korek api yang dipasang di bawah kulit lengan. Pengendali kelahiran ini diklaim efektif hingga 99 persen dan dapat bertahan sampai 4 tahun.

Jenis KB ini termasuk kontrasepsi yang aman untuk busui, bahkan bisa dipasang segera setelah melahirkan. Kandungan KB implan yakni hormon progestin yang mencegah indung telur melepaskan sel telur.

Menggunakan kontrasepsi ini tidak memengaruhi suplai ASI, melansir WebMD. Namun, tetap pahami pantangan KB implan setelah pemasangan, ya.

Baca Juga: Pil KB Darurat: Kegunaan, Cara Kerja, Efek Samping

4. Suntik KB

Medroksiprogesteron merupakan suntikan yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Penggunaan kontrasepsi ini dinilai aman selama menyusui dan tidak menekan produksi ASI. Dilansir Cleveland Clinic, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa metode ini berpotensi memberi manfaat pada kualitas ASI.

Suntik KB dilakukan secara berulang dalam kurun waktu tertentu, kebanyakan setiap 12 minggu. Langkah ini lebih efektif bagi individu yang sering lupa meminum pil KB. Namun, tidak disarankan menggunakannya terlalu dini setelah kelahiran karena dapat mengganggu priming prolaktin, melansir Breastfeeding Network.

5. Kontrasepsi fisik

6 Kontrasepsi yang Aman untuk Busui, Cegah Kehamilan Tanpa Risikoilustrasi kondom laki-laki dan kondom perempuan (unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)

Jenis KB fisik jelas masuk dalam kontrasepsi yang aman untuk busui. Kontrasepsi ini tidak mengandung tambahan hormon apa pun sehingga tidak mengganggu produksi ASI. Beberapa merek bahkan menawarkan produk dengan tambahan spermisida.

Bentuk kontrasepsi penghalang bisa beragam. Paling populer tentu saja kondom. Ada juga pilihan lainnya yakni spons atau penutup serviks yang mungkin lebih jarang digunakan di Indonesia. 

6. KB Alami

Kontrasepsi alami juga kerap disebut sebagai metode keluarga berencana alami. Jelas jenis KB ini tidak melibatkan hormon, suntikan, atau konsumsi pil apa pun. Namun, memerlukan komitmen dan atensi detail. Pasalnya, cara ini membutuhkan kita untuk aware dengan sinyal yang diberikan tubuh.

Misalnya, perempuan perlu menghitung berapa lama siklus menstruasi. Lantas perlu menghitung potensi masa subur dan mengamati lendir serviks yang keluar dari vagina. Namun, cara ini dinilai lebih sulit terlebih setelah melahirkan. Pasalnya, perempuan tidak mengalami menstruasi sebelum ovulasi.

7. Sterilisasi

6 Kontrasepsi yang Aman untuk Busui, Cegah Kehamilan Tanpa RisikoIlustrasi rahim dan ovarium wanita (pexels.com/Nadezhda Moryak)

Pilihan kontrasepsi yang aman untuk busui terakhir adalah sterilisasi atau yang juga disebut sebagai ligasi tuba dan mengikat tuba. Kontrasepsi ini bersifat permanen yang dilakukan dengan memotong atau menyumbat saluran tuba untuk mencegah kehamilan.

Ligasi tuba tidak memengaruhi siklus menstruasi. Namun, mengingat ini merupakan tindakan permanen, maka hanya pilih langkah ini ketika yakin tidak akan merencanakan kehamilan pada masa yang akan datang.

Kontrasepsi yang tidak dianjurkan untuk ibu menyusui

Ada beberapa jenis kontrasepsi yang kurang dianjurkan bagi ibu hamil. Pertama, pil KB tradisional yang mengandung hormon kombinasi estrogen dan progestin.

Konsumsi pil ini mungkin memengaruhi produksi ASI. Meski demikian, American Academy of Pediatrics telah menyetujui penggunaannya setelah produksi ASI terbentuk dengan baik.

Selain itu, Better Health juga menyebutkan bahwa tidak disarankan mengonsumsi pil kontrasepsi darurat ulipristal asetat (UPA). Alasannya, kandungan dari obat ini mungkin dieksresikan dalam ASI dan dampaknya bagi bayi tidak diketahui. Jika terpaksa menggunakannya, dianjurkan untuk tidak menyusui selama tujuha hari setelah mengonsumsi pil darurat.

Sebagian kontrasepsi yang aman untuk busui tersedia secara bebas. Meski demikian, gunakan dengan rekomendasi dokter agar manfaatnya maksimal, ya.

Baca Juga: 3 Obat Pencegah Kehamilan yang Bisa Jadi Kontrasepsi Darurat

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya