3 Tips Menjaga Kesehatan Tubuh untuk Pasien TBC

Makan makanan yang bergizi dan minum obat sesuai anjuran

Kota Jakarta akhir-akhir ini dikabarkan sedang mengalami polusi udara. Mengutip laman AQI, indeks kualitas udara di kota Jakarta per tanggal 6 September 2023 berada di angka 122. Kualitas udara di sebuah kota disebut baik atau sehat apabila angka AQI kurang dari 100.

Seseorang yang mempunyai riwayat gangguan pernapasan seperti Tuberkulosis (TBC) dan berdomisili di kota Jakarta harus lebih waspada agar gejala penyakit tidak semakin memburuk. Meskipun demikian, mereka yang mempunyai TBC dan tidak tinggal di kota Jakarta juga tetap harus menjaga kesehatan. Berikut tips menjaga kesehatan bagi mereka yang mempunyai riwayat penyakit TBC dan atau masih dalam tahap pengobatan.

1. Mengonsumsi makanan bergizi, tidak merokok dan minum minuman beralkohol

3 Tips Menjaga Kesehatan Tubuh untuk Pasien TBCilustrasi seseorang sedang memilih sayuran (pexels.com/RODNAE Productions)

Seseorang yang sedang dalam proses pengobatan atau pernah mengalami TBC sebaiknya memantau asupan gizi setiap harinya. Sebuah artikel di laman Food and Nutrition Technical Assistance (FANTA) tahun 2014 menyebutkan bahwa kekurangan gizi selain menurunkan imunitas tubuh juga membuat kondisi infeksi TBC memburuk.

Asupan gizi yang baik meliputi konsumsi sayuran, buah-buahan, dan daging dalam proporsi yang seimbang. Dilansir Everyday Health, kombinasi pola makan seperti di bawah ini dapat menjaga stamina tubuh sekaligus melawan bakteri aktif TBC.

  • Sayuran yang berwarna hijau tua seperti kale dan bayam.
  • Produk roti dan sereal yang terbuat dari biji-bijian utuh (whole grain).
  • Sayuran dan buah-buahan yang berwarna cerah yang mempunyai kandungan antioksidan tinggi. Warna dari sayur dan buah bila digabungkan mirip seperti warna pelangi. Contohnya wortel, labu, tomat, ceri, dan blueberry.
  • Saat memasak sebaiknya menggunakan minyak goreng yang terbuat dari zaitun atau sayuran.

Kebiasaan minum minuman beralkohol dan merokok perlu dihentikan karena selain membuat pengobatan menjadi tidak efektif, risiko kambuh juga tinggi dan berpotensi mengalami interaksi dengan obat untuk TBC. Konsumsi minuman kafein, makanan berlemak, karbohidrat olahan dan makanan manis juga perlu dibatasin. Seperti yang disebutkan di Netmeds, karbohidrat olahan dan makanan manis tidak bernutrisi sedangkan makanan lemak trans memperburuk kondisi TBC misalnya diare, kram dan kelelahan.

Baca Juga: 6 Tips Mencegah TBC bagi Lansia, Daya Tahan Tubuh Harus Dijaga

2. Rutin mengonsumsi obat dan follow-up sesuai anjuran dari dokter

3 Tips Menjaga Kesehatan Tubuh untuk Pasien TBCilustrasi seseorang akan meminum obat (pexels.com/RonLach)

Tidak rutin minum obat atau mengganti dosis obat tanpa sepengetahuan dokter akan membuat kondisi tubuh memburuk. Demikian pula mereka yang sudah tidak mempunyai bakteri Tuberkulosis aktif dan tidak lagi bergejala juga perlu untuk kontrol atau follow-up sesuai dengan anjuran dari dokter.

Dijelaskan oleh Department of Health Western Australia bahwa perilaku tidak mengonsumsi obat TBC sesuai dosis dan atau merasa sudah baik sehingga tidak perlu minum obat menyebabkan bakteri Tuberkulosis menjadi resistan terhadap obat. Metode pengobatan yang sudah diterapkan juga menjadi gagal atau tidak berjalan sesuai rencana. Pasien dapat menghubungi dokter apabila efek samping yang dirasakan setelah minum obat makin memburuk atau tidak wajar.

Dilansir National Library of Medicine, seseorang yang sudah mengikuti tahap pengobatan TBC dengan sukses perlu melakukan tes kontrol atau follow up di bulan ke-6 atau di bulan ke-12 dari tanggal selesai. Tes yang dilakukan adalah memeriksa kultur dahak atau sputum culture untuk mendeteksi apakah penyakit akan kambuh atau tidak.

3. Kenakan masker saat beraktivitas di luar rumah dan gunakan alat pembersih udara

3 Tips Menjaga Kesehatan Tubuh untuk Pasien TBCilustrasi seseorang mengenakan masker (pixabay.com/ Orna)

Seseorang yang masih dalam tahap pengobatan TBC sebaiknya tidak beraktivitas di luar rumah karena risiko penularan tinggi. Penggunaan masker sangat dianjurkan untuk mereka yang masih dalam tahap pengobatan dan yang sudah sembuh terutama bila kualitas udara kurang baik. Menjaga sirkulasi udara di rumah seperti membuka jendela juga perlu dilakukan. Namun apabila kondisi polusi udara cukup buruk, kita dapat menggunakan alat pembersih udara seperti air purifier yang dilengkapi dengan HEPA filter.

Sebuah artikel ilmiah yang terbit di jurnal Environment International tahun 2019 menyebutkan bahwa polusi udara menjadi salah satu faktor risiko penularan TB Resisten obat atau Drug-Resistant Tuberculosis (DR-TB). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) menjelaskan kondisi DR-TB umumnya ditemukan pada:

  • pasien yang tidak minum obat secara teratur.
  • mengalami TBC kembali atau kambuh.
  • tidak mengonsumsi semua resep obat.
  • tinggal di daerah yang angka DR-TBnya tinggi.
  • tinggal dengan seseorang yang mempunyai DR-TB atau tertular.

 

Pengobatan penyakit TBC dilakukan secara bertahap dan selama proses penyembuhan penting bagi siapapun yang menjalaninya untuk mengikuti anjuran dari dokter misalnya dosis obat. Menjaga asupan gizi juga perlu untuk dilakukan agar imunitas tubuh tetap terjaga dan mencegah gejala TBC memburuk. Menjaga sirkulasi udara di rumah atau tempat kerja juga penting. Akan tetapi, bila kondisi lingkungan tidak memungkinkan, dapat menggunakan alat pembersih udara.

Baca Juga: TBC Laten dan TBC Aktif, Apa Saja Perbedaannya?

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya