Lakukan Kebiasaan Ini agar Terhindar dari Nyeri Lutut saat Usia Senja

Mencegah lebih baik daripada mengobati

Suka atau tidak, kondisi kesehatan kita akan menurun seiring bertambahnya usia. Salah satu masalah kesehatan yang mungkin kita alami saat lanjut usia (lansia) adalah nyeri lutut.

Penelitian dalam Journal of Korean Medical Science pada tahun 2011 menemukan tingginya prevalensi nyeri lutut pada lansia, yaitu 46,2 persen. Jika dibedah berdasarkan jenis kelamin, nyeri lutut lebih banyak terjadi pada perempuan (58,0 persen) dibandingkan laki-laki (32,2 persen).

Konsultan lutut dan panggul Eka Hospital BSD, dr. Jamot Silitonga SpOT (K) Hip and Knee, akan menjelaskan lebih detail tentang nyeri lutut pada lansia, mulai dari penyebab, pencegahan, dan pengobatan. Perhatikan baik-baik, ya!

1. Mengenal nyeri lutut lebih dekat

Tidak hanya dialami lansia, nyeri lutut sebenarnya bisa memengaruhi orang-orang dari segala usia. Menurut studi dalam Brazilian Journal of Physical Therapy pada tahun 2017, remaja yang melaporkan nyeri lutut jumlahnya berkisar antara 19–31 persen.

Mengutip Mayo Clinic, penyebabnya bervariasi, mulai dari cedera (ligamen yang pecah atau tulang rawan yang robek) hingga kondisi medis (radang sendi atau artritis, asam urat, dan infeksi). Penyebab lainnya adalah penuaan dan tekanan berulang pada lutut (bisa karena kelebihan berat badan atau olahraga tertentu yang terlalu intens).

Gejala yang mungkin kita rasakan adalah lutut bengkak, kaku, dan berwarna kemerahan, tidak mampu meluruskan lutut sepenuhnya, terasa hangat saat disentuh, lemah dan tidak stabil, hingga berbunyi gemeretak (bahasa medisnya adalah "krepitus" atau "krepitasi").

2. Sebagian besar nyeri lutut pada lansia disebabkan oleh osteoartritis

Lakukan Kebiasaan Ini agar Terhindar dari Nyeri Lutut saat Usia Senjailustrasi lansia (pexels.com/Pixabay)

Menurut dr. Jamot, sebagian besar nyeri lutut pada lansia disebabkan oleh osteoartritis, yang merupakan penyakit sendi degeneratif. Sesuai namanya, penyakit ini akan memburuk dari waktu ke waktu.

"Kondisi ini menyebabkan bantalan pelindung tulang rawan mengalami kerusakan seiring berjalannya waktu sehingga menyebabkan peradangan pada area sendi, terutama pada lansia yang sudah berumur," jelasnya.

Selain itu, seseorang lebih berisiko terkena osteoartritis jika mereka kelebihan berat badan, pernah mengalami cedera lutut, atau memiliki keluarga dengan riwayat osteoartritis. Jika tidak ditangani dengan benar, osteoartritis bisa menyebabkan nyeri berkepanjangan (kronis) dan menurunkan kualitas hidup.

3. Selain dengan obat-obatan, latihan fisik juga bisa membantu mengurangi rasa nyeri

Kabar baiknya, nyeri lutut kronis masih bisa diobati berapa pun umur penderitanya. Selain memberi obat-obatan untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan, dokter spesialis ortopedi mungkin akan merekomendasikan olahraga untuk mengembalikan kekuatan otot di sekitar persendian serta meningkatkan fleksibilitas sendi dan otot.

Beberapa jenis olahraga yang disarankan oleh dr. Jamot adalah:

  • Jalan kaki: Olahraga yang murah ini bermanfaat untuk melatih kekuatan otot dan tulang. Targetnya adalah 6.000 hingga 8.000 langkah per hari, tetapi untuk lansia bisa kurang dari itu.
  • Berenang: Daya apung di dalam air bisa mengurangi tekanan pada persendian, sehingga ideal untuk lansia yang memiliki penyakit sendi. Berenang secara teratur akan membentuk otot-otot di sekitar lutut dan memperkuat penyangga di sekitar persendian.
  • Senam: Senam bisa meningkatkan kepadatan tulang dan menangkal efek atrofi otot (penyusutan dan penipisan otot, salah satunya karena penuaan). Merupakan olahraga yang murah karena bisa dilakukan di rumah dan tidak membutuhkan alat khusus.
  • Yoga: Bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot, mobilitas, keseimbangan, dan fleksibilitas. Termasuk olahraga yang ramah untuk lansia karena bisa dilakukan sambil duduk di lantai atau kursi.

Durasi olahraga yang ideal untuk lansia adalah 150 menit per minggu atau 30 menit sehari, lima kali seminggu. Namun, dr. Jamot menekankan bahwa lansia perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai olahraga.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Nyeri Lutut dengan Mudah, yuk Dicoba!

4. Jika tidak berhasil, dokter akan menyarankan operasi penggantian sendi lutut

Jika obat dan olahraga dinilai kurang efektif, dokter akan merekomendasikan total knee arthroplasty atau operasi penggantian sendi lutut. Prosedur ini dilakukan untuk mengganti total bagian tulang atau persendian lutut yang sudah rusak dengan sendi baru buatan (prostesis) untuk meredakan rasa sakit dan membuat orang tersebut kembali berjalan dengan normal.

"Total knee arthroplasty merupakan salah satu tindakan pembedahan ortopedi yang efektif dengan hasil yang sangat baik selama ini. Tindakan ini sangat dianjurkan untuk lansia yang menderita gangguan lutut kronis seperti osteoartritis," ungkap dr. Jamot.

Prosedur ini biasanya memakan waktu sekitar 1–2 jam dan selama operasi berlangsung, pasien tidak akan merasa sakit karena berada dalam pengaruh obat bius. Pasien akan pulih sepenuhnya dalam 12 minggu pasca operasi.

5. Pencegahan bisa dilakukan sedari muda

Lakukan Kebiasaan Ini agar Terhindar dari Nyeri Lutut saat Usia Senjailustrasi menimbang badan (pixabay.com/mojzagrebinfo)

Tidak perlu menunggu tua untuk menerapkan langkah pencegahan, karena bisa dilakukan sedari muda. Kita bisa menghindari nyeri lutut dengan cara:

  • Menjaga berat badan: Dilansir Coastal Empire Orthopedics, kelebihan berat badan menekan sendi penahan beban di pinggul, lutut, dan tulang belakang. Makin lama persendian menahan tekanan yang meningkat, makin cepat sendi tersebut menjadi rusak dan aus.
  • Rutin berolahraga: Fokus pada latihan yang memperkuat otot-otot di sekitar lutut, seperti melakukan peregangan paha depan (kuadrisep) dan paha belakang (hamstring), wall squat, dan membungkuk, lalu berusaha menyentuh jari kaki, saran laman Medical News Today.
  • Mencukupi kebutuhan gizi harian: Terutama mengonsumsi makanan dan minuman yang tinggi kalsium, vitamin D, dan antioksidan. Selain itu, kurangi minuman bersoda dan makanan olahan.
  • Rutin melakukan medical check-up: Untuk memastikan tulang dan sendi tetap dalam keadaan sehat serta mendeteksi masalah medis sedini mungkin agar bisa ditangani lebih cepat.

Baca Juga: Bahaya Nyeri Lutut yang Sering Diremehkan, Bisa Ganti Sendi

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya