Pedoman MPASI Terbaru dari WHO, Ikuti yuk!

Pertumbuhan akan terhambat jika MPASI diberikan sembarangan

Pada 16 Oktober 2023, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis pedoman mengenai pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) pada bayi dan anak usia 6–23 bulan. MPASI didefinisikan sebagai pemberian makanan tambahan ketika ASI atau susu formula sudah tidak mencukupi kebutuhan gizinya.

Pemberian MPASI yang kurang tepat bisa membuat anak kekurangan nutrisi dan pertumbuhannya terhambat. Agar itu tidak terjadi, simak pedoman dari WHO ini, yuk!

1. Melanjutkan pemberian ASI hingga usia dua tahun atau lebih

Dari ASI, anak bisa mendapatkan energi, protein, asam lemak esensial, vitamin A, kalsium, dan riboflavin. Berdasarkan studi, anak usia 6–8 bulan mendapatkan 77 persen energinya dari ASI. Jumlahnya akan berkurang seiring berjalannya waktu, menjadi 63 persen pada anak usia 9–11 bulan dan 44 persen pada anak usia 12–23 bulan (Breastfeeding Medicine, 2023).

Menurut WHO, anak yang disusui hingga usia 2 tahun memiliki kadar vitamin D yang lebih tinggi serta penurunan risiko gastroenteritis akut dan infeksi saluran pernapasan. Selain itu, ibu juga merasakan manfaatnya, karena bisa menurunkan risiko kanker payudara, kanker ovarium, diabetes, hipertensi, obesitas, dan serangan jantung.

2. Bayi usia 6–11 bulan boleh mendapatkan susu selain ASI

Pedoman MPASI Terbaru dari WHO, Ikuti yuk!ilustrasi bayi minum susu dari botol (pexels.com/HÂN NGUYỄN)

Selain ASI, bayi usia 6–11 bulan boleh mendapatkan susu formula atau susu hewani. Sementara itu, anak usia 12–23 bulan dianjurkan diberi susu hewani. Jenis susu hewani yang bisa diberikan adalah susu yang dipasteurisasi, susu evaporasi (tetapi bukan kental manis yang tinggi gula), susu fermentasi, dan yoghurt.

Dari susu hewani, anak bisa memperoleh protein, kalsium, riboflavin, kalium, fosfor, magnesium, dan zink, yang penting untuk pertumbuhan massa tulang. Namun, tidak disarankan memberikan susu dengan rasa atau pemanis tambahan.

3. MPASI diperkenalkan pada usia 180 hari atau 6 bulan sambil tetap diberi ASI

WHO menegaskan bahwa MPASI harus diperkenalkan saat bayi berusia 180 hari atau 6 bulan, sambil tetap diberi ASI. Tidak disarankan memberikan MPASI lebih awal atau lebih lambat dari yang sudah ditetapkan. Mengapa?

Pemberian MPASI sebelum usia 6 bulan bisa meningkatkan morbiditas karena penyakit gastrointestinal (seperti diare) serta meningkatkan risiko infeksi dan alergi. Di sisi lain, menunda ASI bisa membuat anak sulit menerima rasa dan tekstur baru serta rentan kekurangan gizi.

Baca Juga: 5 Makanan yang Tidak Dianjurkan untuk MPASI, Hindari!

4. Bayi dan anak usia 6–23 bulan disarankan mengonsumsi makanan yang beragam

Pedoman MPASI Terbaru dari WHO, Ikuti yuk!ilustrasi sayur dan buah (pixabay.com/LustrousTaiwan)

Pola makan yang beragam harus diperkenalkan sejak dini. Yang harus dikonsumsi setiap hari adalah protein hewani (daging, ikan, dan telur) serta buah-buahan dan sayur-sayuran. Selain itu, kacang-kacangan dan biji-bijian juga harus sering dikonsumsi.

WHO menegaskan bahwa makanan pokok yang mengandung tepung sebaiknya diminimalkan. Contohnya kentang, roti, nasi, pasta, dan sereal.

5. Makanan dan minuman tertentu sebaiknya tidak dikonsumsi

Ada beberapa makanan dan minuman yang dikategorikan tidak sehat dan sebaiknya tidak diberikan ke anak usia 6–23 bulan. Contohnya adalah makanan tinggi gula, garam, dan lemak trans, minuman yang dimaniskan dengan gula, dan pemanis non-gula (seperti aspartam, sakarin, sukralosa, atau stevia).

Di sisi lain, konsumsi 100 persen jus buah diperbolehkan, tetapi harus dibatasi. Makanan dan minuman yang telah disebutkan bisa membuat anak kelebihan berat badan serta meningkatkan risiko diabetes dan kardiometabolik.

6. Makanan yang difortifikasi boleh diberikan

Pedoman MPASI Terbaru dari WHO, Ikuti yuk!ilustrasi makanan bayi yang difortifikasi (pixabay.com/kkppwoshizhu)

Fortifikasi adalah penambahan nutrisi yang tidak terdapat secara alami di dalam makanan. Anak usia 6–23 bulan mungkin mendapat manfaat dari suplemen nutrisi atau produk makanan yang difortifikasi.

Meski diperbolehkan, WHO menegaskan bahwa tidak ada produk yang bisa menggantikan pola makan beragam dari makanan olahan minimal (makanan yang melalui sedikit pemrosesan) atau makanan utuh.

7. Menerapkan pemberian makan yang responsif

Anak usia 6–23 bulan seharusnya diberi makan secara responsif (responsive feeding) yang mendorong anak untuk makan secara mandiri. Ini penting untuk mendukung kognitif, emosional, dan perkembangan sosial anak.

Saat melakukan responsive feeding, jauhkan hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian anak (misalnya gadget atau mainan), agar anak terbiasa makan dengan fokus dan disiplin. Letakkan anak pada kursi khusus dan jangan memberi anak makan sambil digendong.

Orang tua bisa mengikuti pedoman MPASI terbaru dari WHO ini agar kebutuhan nutrisi anak terpenuhi dan tumbuh kembangnya optimal.

Baca Juga: 5 Alasan MPASI Dimulai di Usia 6 Bulan, Orangtua Wajib Paham

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya