ilustrasi ginjal (unsplash.com/@averey)
Meskipun kreatin dianggap aman untuk dikonsumsi dalam dosis yang direkomendasikan, tetapi beberapa orang mungkin mengalami efek samping ringan. Ini bisa berupa kram otot, gangguan pencernaan, atau peningkatan berat badan akibat retensi air di otot.
Penelitian menunjukkan mengonsumsi kreatin dalam dosis lebih tinggi yaitu 20 gram per hari dapat menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh. Mengonsumsi lebih dari 10 gram kreatin setiap hari bisa menyebabkan kondisi gastrointestinal seperti diare.
Penting untuk mengikuti dosis yang dianjurkan dan memastikan tubuh terhidrasi dengan baik selama mengonsumsi kreatin.
Sementara itu, peningkatan kadar kreatinin sering kali disalahartikan sebagai tanda kerusakan ginjal. Namun, pada individu yang aktif secara fisik atau mengonsumsi kreatin, kadar kreatinin yang tinggi bisa saja merupakan respons normal tubuh terhadap metabolisme otot.
Meski demikian, pemeriksaan kesehatan secara rutin sangat dianjurkan untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan yang mendasari. Kamu bisa mencegah efek samping dengan membatasi asupan kreatin dalam dosis yang lebih kecil, seperti 3 sampai 5 gram per hari.
Memahami perbedaan antara kreatin dan kreatinin sangat penting untuk memaksimalkan manfaat sekaligus meminimalkan risiko. Dengan penggunaan yang bijak, kamu bisa memanfaatkan kreatin secara optimal untuk mendukung tujuan kebugaran.
Referensi
Kreider, Richard B., and Jeffery R. Stout. “Creatine in Health and Disease.” Nutrients 13, no. 2 (January 29, 2021).
"Creatinine." Diakses pada Desember 2024. National Kidney Foundation.
Antonio, Jose, Darren G. Candow, Scott C. Forbes, Bruno Gualano, Andrew R. Jagim, Richard B. Kreider, Eric S. Rawson, et al. “Common Questions and Misconceptions about Creatine Supplementation: What Does the Scientific Evidence Really Show?” Journal of the International Society of Sports Nutrition 18, no. 1 (January 2, 2021).