Sering Menunggu Lama saat Mengambil Obat? Ini 8 Alasannya!

Salah satunya adalah perhitungan kembali dosis obat

Obat merupakan hal penting dalam tercapainya kesehatan seseorang. Jika salah obat, maka bisa berbahaya bahkan bisa sampai menyebabkan kematian. 

Tentunya peran petugas farmasi menentukan dan mengkaji apakah suatu obat bisa diberikan atau tidak, mengingat obat juga bisa menyebabkan efek samping tertentu.

Keluhan lama menunggu saat mengambil obat tak asing lagi. Ditambah, menunggu dalam kondisi sakit, rasanya badan malah tambah sakit kalau sampai harus menunggu berjam-jam. Akan tetapi, lamanya waktu tunggu ini bukan tanpa alasan, lo!

Dirangkum dari beberapa sumber, termasuk Peraturan Menteri Kesehatan No 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, inilah beberapa alasan kenapa pelayanan resep obat di fasilitas layanan kesehatan bisa makan waktu lama.

1. Tulisan di resep kurang jelas 

Sering Menunggu Lama saat Mengambil Obat? Ini 8 Alasannya!ilustrasi dokter menuliskan resep obat (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Di beberapa tempat, hal ini sering kali terjadi saat resep yang diberikan ditulis manual. Kadang resep tidak terbaca dan hanya jelas huruf depannya saja, dan bahkan tidak ada tulisan berapa dosis yang harus diberikan kepada pasien. Tentunya ini perlu dikonfirmasi lagi oleh tenaga kefarmasian kepada dokter penulis resep.

Jika tidak, dikhawatirkan terjadi kesalahan pemberian obat kepada pasien. Namun, tidak perlu khawatir karena ketidakjelasan tulisan ini di beberapa fasilitas pelayanan kesehatan sudah teratasi karena sudah menggunakan resep elektronik. Jadi, tidak akan terjadi kesalahan pembacaan resep dan kesalahan pemberian obat.

2. Dosis perlu dihitung kembali 

Sering Menunggu Lama saat Mengambil Obat? Ini 8 Alasannya!ilustrasi minum obat (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Bukan tanpa alasan, dosis harus dihitung kembali saat resep diterima oleh tenaga farmasi karena kadang sediaan obat yang sesuai dengan resep yang diterima tidak ada.

Hal tersebut membuat tenaga farmasi harus menghitung kembali berapa tablet dan/atau berapa miligram yang harus diberikan kepada pasien, khususnya untuk pasien bayi, anak, lansia, dan pasien kanker. Perhitungan dosis ini dilakukan agar obat tetap memiliki efek dan minim efek samping.

3. Adanya kekosongan obat

Sering Menunggu Lama saat Mengambil Obat? Ini 8 Alasannya!ilustrasi minum obat (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Kekosongan obat bisa terjadi, misalnya saat pasien sedang banyak-banyak. Biasanya tenaga farmasi harus melakukan pengambilan obat terlebih dulu ke gudang farmasi. Atau, jika benar-benar stok obat kosong, biasanya tenaga farmasi akan mengonsultasikan dan menyarankan obat kepada dokter untuk mengganti obat yang persediannya sedang kosong.

Obat yang disarankan tentunya adalah yang sama fungsinya dan sesuai dengan kondisi pasien. Jika dokter menyetujui, maka akan dilakukan pemberian obat kepada pasien.

4. Adanya kekeliruan pemberian obat

Sering Menunggu Lama saat Mengambil Obat? Ini 8 Alasannya!ilustrasi dokter menuliskan resep (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kadang, saking banyaknya pasien, dokter agak keliru dan meresepkan obat yang fungsi dan golongannya sama. Tenaga farmasi akan mengonfirmasi kembali kepada dokter yang meresepkan obat bahwa obat yang diresepkan tersebut bisa berinteraksi atau duplikasi.

Selain itu, biasanya farmasi akan menyarankan obat yang sama fungsinya namun berbeda golongan kepada dokter agar tidak terjadi duplikasi pengobatan pada pasien.

Baca Juga: Mengenal Penandaan Obat Modern dan Obat Tradisional

5. Obat yang perlu diracik

Sering Menunggu Lama saat Mengambil Obat? Ini 8 Alasannya!ilustrasi meracik obat (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Tidak semua obat bisa diberikan langsung. Ada beberapa kondisi yang membuat pasien harus menerima obat racikan. Selain karena obat yang diterima banyak, racikan juga biasanya diberikan untuk pasien anak dan bayi. Hal ini karena ketiadaan bentuk obat untuk pasien anak dan bayi, jadi obat yang diberikan dalam bentuk racikan seperti puyer.

Peracikan ini bisa makan waktu yang cukup lama karena dilakukan pembungkusan kembali obat. Jadi, obat yang tadinya berbentuk tablet akan digerus terlebih dulu untuk kemudian dibagi-bagi sama rata, supaya dosisnya sesuai dan sama sama pada setiap bungkusnya.

Pembungkusan ini juga bisa cukup lama kalau dilakukan secara manual, alias petugas farmasi melipat kertas pembungkus dengan tangan tanpa bantuan mesin klip untuk merekatkan kertas obatnya.

Selain itu, biasanya obat yang diracik pun tidak hanya satu atau dua bungkus, bahkan bisa sampai 90 bungkus obat yang harus diracik setiap resepnya.

7. Double-checking

Sering Menunggu Lama saat Mengambil Obat? Ini 8 Alasannya!ilustrasi petugas farmasi memeriksa obat (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kekuatan sediaan obat banyak dan bentuk sediaan obat pun bermacam-macam. Mulai dari obat sirop, tablet, kapsul, kaplet, serbuk, infeksi, dan supositoria. Maka, sebelum obat diberikan kepada pasien biasanya akan dicek kembali untuk melihat apakah benar obat yang diberikan sesuai resep dan dilihat juga kekuatan sediaan obat.

Kadang bisa terjadi kekeliruan dalam pengambilan obat, sehingga pengecekan kembali ini perlu dilakukan untuk mencegah kesalahan pemberian obat kepada pasien.

8. Perlu dilakukan verifikasi ke pasien

Sering Menunggu Lama saat Mengambil Obat? Ini 8 Alasannya!ilustrasi antre mengambil obat (unsplash.com/Tbel Abuseridze)

Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pemberian obat kepada pasien. Biasanya petugas farmasi akan menanyakan alamat dan nama lengkap pasien untuk memverifikasi dan memastikan obat diberikan kepada pasien yang benar.

Selain itu, biasanya dilakukan penandatanganan sebagai bukti bahwa pasien telah menerima obat.

Itu dia beberapa alasan kita menunggu lama saat mengambil obat. Tentunya petugas farmasi akan berusaha secepat mungkin agar pasien tidak menunggu lama dan obat serta dosis yang diberikan tepat. Jadi, harus bersabar, ya, apalagi yang diambil berupa obat racikan.

Baca Juga: 5 Jenis Obat Ini Menyebabkan Mimpi Buruk, Jangan Digunakan Sembarangan

Rifka Naila Photo Writer Rifka Naila

Serotonin needed~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya