Mengenal Alzheimer Lebih Dalam, Kurangi Faktor Risikonya

Lakukan pola hidup sehat untuk fungsi otak yang lebih baik

Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO), ada lebih dari 55 juta orang yang hidup dengan demensia di seluruh dunia dan hampir 10 juta kasus baru setiap tahunnya. Penyakit Alzheimer merupakan bentuk paling umum dari demensia dengan prevalensi angka sekitar 60–70 persen.

Untuk memperingati Hari Alzheimer Sedunia, IDN Times menghadirkan dr. Nino Widjayanto, SpS, dokter spesialis saraf dari Eka Hospital, dalam program Health Talk yang disiarkan langsung di Instagram @idntimes pada Kamis (22/9/2022).

1. Gejala awal Alzheimer

Mengenal Alzheimer Lebih Dalam, Kurangi Faktor Risikonyailustrasi penurunan ingatan (unsplash.com/Usman Yousaf)

Dokter Nino mengatakan bahwa gejala Alzheimer yang paling umum adalah masalah memori. Orang yang mengalami Alzheimer cenderung akan menanyakan sesuatu secara berulang-ulang. Masalah memori yang dialami juga berbeda dengan masalah memori terkait usia.

Selain masalah memori, orang dengan Alzheimer akan memiliki masalah dalam mengambil keputusan. Ini bisa terjadi karena fungsi kognitif yang menurun sehingga orang tersebut kehilangan fokus.

Contohnya saat membeli barang seharga 10 ribu, orang dengan Azheimer bisa saja memberikan uang 100 ribu untuk barang tersebut.

2. Faktor risiko penyakit Alzheimer

Mengenal Alzheimer Lebih Dalam, Kurangi Faktor Risikonyailustrasi otak (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Menurut penjelasan dr. Nino, ada banyak faktor risiko terkait penyakit Alzheimer. Salah satu yang paling umum adalah faktor genetik. Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan Alzheimer akan memiliki risiko terkena Alzheimer lebih besar.

Faktor umum lainnya adalah usia. Seiring bertambahnya usia, fungsi otak seseorang akan makin berkurang dan menyebabkan kerusakan beberapa sel saraf otak. 

Selain itu, faktor vaskular bisa meningkatkan risiko Alzheimer. Hal ini meliputi kondisi kesehatan yang terkait dengan peredaran darah, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, kadar gula darah, dan lainnya.

Faktor lingkungan dan gaya hidup, seperti polusi dan merokok, juga bisa meningkatkan risiko terkena Alzheimer. 

"Faktor-faktor ini (faktor vaskular) memengaruhi fungsi otak. Kita tahu kalau misalnya orang hipertensi, kadar gula tinggi, atau kolesterol, memang rentan mengalami kerusakan sel di otak," dr. Nino menjelaskan.

3. Komplikasi penyakit Alzheimer

Mengenal Alzheimer Lebih Dalam, Kurangi Faktor Risikonyailustrasi depresi (unsplash.com/ Gadiel Lazcano)

Orang dengan kondisi Alzheimer umumnya akan menjadi pasif dalam menjalankan hidupnya. Mereka akan kehilangan kemampuan untuk merawat diri sendiri dan kebersihan diri. Hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan lain akibat kebersihan tubuh yang tidak terjaga.

Komplikasi lain yang umum terjadi bagi orang dengan penyakit Alzheimer adalah depresi. Pasien Alzheimer yang mengalami depresi akan lebih banyak diam sehingga menyebabkan fungsi otot dan organ lain menjadi menurun. 

"Jadi diharapkan untuk masyarakat menjadi lebih aware. Jangan sampai keluarga kita saat dibawa ke dokter itu sudah dalam kondisi yang berat. Karena untuk memperbaikinya akan sangat sulit dan perlu proses yang sangat panjang," saran dr. Nino.

Baca Juga: 7 Tips Merawat Pasien Alzheimer, Ajak Mereka Tetap Aktif 

4. Pentingnya caregiver untuk pasien Alzheimer

Mengenal Alzheimer Lebih Dalam, Kurangi Faktor Risikonyailustrasi merawat pasien Alzheimer (unsplash.com/National Cancer Institute)

Karena pasien Alzheimer cenderung tidak bisa mandiri, maka ia membutuhkan orang lain untuk merawat dan menemaninya. Bahkan, dr. Nino menyarankan agar perawat atau caregiver pasien Alzheimer bisa tersedia setiap saat.

Selain membantu pasien Alzheimer menjalankan aktivitas sehari-hari, perawat juga dibutuhkan untuk memberikan stimulasi kepada pasien. Hal ini diperlukan untuk membantu mengurangi risiko komplikasi yang dialami pasien Alzheimer.

"Kadang-kadang ada pasien Alzheimer yang depresi karena merasa ditinggalkan atau stres. Jadi, diharapkan caregiver ini tidak hanya merawat fisik pasien, tetapi juga memberikan perhatian," kata dr. Nino. 

5. Cegah Alzheimer dengan mengurangi faktor risiko

Mengenal Alzheimer Lebih Dalam, Kurangi Faktor Risikonyailustrasi hidup sehat (unsplash.com/Dylan Gillis)

Karena Alzheimer termasuk penyakit degeneratif, kondisi ini tentunya akan sulit untuk dicegah. Akan tetapi, dr. Nino mengatakan pencegahan bisa dilakukan dengan mengeliminasi faktor risiko Alzheimer.

Hal ini termasuk dengan melakukan kontrol tekanan darah, kolesterol, gula darah, dan lainnya. Pemeriksaan medis rutin penting dilakukan khususnya bagi orang-orang yang mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit Alzheimer. Medical check-up bisa dilakukan satu atau dua kali dalam setahun.

Selain itu, menjalankan gaya hidup sehat juga bisa membantu menurunkan risiko terkena Alzheimer.

"Jadi pastikan kita selalu memperhatikan tensi kita, kadar kolesterol kita, kadar gula. Usahakan secara rutin kita melakukan medical check-up," dr. Nino mengingatkan.

Alzheimer adalah kondisi yang menyebabkan penurunan fungsi otak dan membutuhkan perawatan khusus. Walaupun penyakit Alzheimer bersifat degeneratif, kondisi ini bisa dicegah dengan meminimalkan faktor risiko penyakit tersebut. Yuk, lakukan pola hidup sehat agar kita bisa terhindar dari penyakit Alzheimer dan menua dengan sehat.

Baca Juga: Studi: Gen MGMT Tingkatkan Risiko Alzheimer pada Perempuan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya