Infeksi COVID-19 Bisa Menurunkan Kesehatan Otak

COVID-19 bisa menyerang ingatan dan konsentrasi

Virus penyebab COVID-19 tidak hanya menyerang paru-paru. Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Aging Neuroscience menyatakan bahwa SARS-CoV-2 juga menyerang beberapa sistem tubuh lain dan mengakibatkan gejala yang terkait dengan saraf.

Dalam studi tersebut, para partisipan diuji dengan ingatan, bahasa, dan durasi reaksi. Hasilnya, antara 10 dan 25 persen pasien COVID-19 mengalami masalah kognitif dan perubahan fungsi pada otak.  

Penemuan efek berkepanjangan dari COVID-19 ini masih terus dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.  

1. Peradangan pada otak

Infeksi COVID-19 Bisa Menurunkan Kesehatan Otakilustrasi peradangan otak (unsplash.com/Milad Fakurian)

Dilansir Healthline, masalah kognitif yang dialami pasien COVID-19 bisa diakibatkan oleh peradangan pada otak. Peristiwa ini tidak hanya terjadi pada infeksi virus, tetapi juga infeksi lainnya seperti flu atau infeksi saluran kemih.

Peradangan ini bisa terjadi di seluruh tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsi organ, termasuk otak. Itulah sebabnya orang yang mengalami peradangan bisa mengalami gangguan kognitif. 

2. Perubahan struktur otak

Peradangan otak bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan masalah kognitif. Penelitian lain yang menggunakan pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan adanya perubahan struktur otak pada pasien yang terkena COVID-19. 

Hasil studi tersebut memperlihatkan adanya pengurangan volume di area tertentu pada otak, yaitu bulbus olfaktorius dan hipokampus. Area tersebut terhubung dengan indra penciuman dan ingatan. 

Baca Juga: Fakta Varian COVID-19 XE Baru, Kombinasi Varian Omicron!

3. Gangguan kognitif akibat kesehatan mental

Infeksi COVID-19 Bisa Menurunkan Kesehatan Otakilustrasi kesehatan mental (unsplash.com/Nik Shuliahin)

Selain mempunyai efek langsung pada organ tubuh, COVID-19 juga menyerang psikologis penderitanya. Menurut National Health Service (NHS), salah satu dampak psikologis dari pandemik COVID-19 adalah ketakutan dan kecemasan yang mendalam. Dalam beberapa kasus, pasien bahkan mengalami serangan panik

Peristiwa ini tentunya bisa sangat berpengaruh terhadap kognitif seseorang. Perasaan cemas dan rasa takut yang memenuhi pikiran bisa mengganggu konsentrasi dan ingatan penderitanya.

4. Penanganan

Langkah terbaik yang bisa diambil jika kamu mengalami masalah kognitif setelah terkena COVID-19 adalah memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebab masalah tersebut. Jika masalah tersebut diakibatkan oleh peradangan, dokter akan memberikan obat antiinflamasi untuk mengurangi gejala. 

Jika kamu mempunyai kecemasan atau ketakutan berlebih akibat COVID-19, jangan ragu untuk menemui psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

5. Dibutuhkan studi lebih lanjut

Infeksi COVID-19 Bisa Menurunkan Kesehatan Otakilustrasi penelitian (unsplash.com/ThisisEngineering RAEng)

Thomas Gut, direktur Post-COVID Recovery Center di Staten Island University Hospital, Amerika Serikat, mengatakan kepada Healthline bahwa gangguan kognitif pasca COVID-19 merupakan kondisi yang masih kurang dipahami.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Aging Neuroscience tentunya menjadi awal yang baik, tetapi para pakar setuju bahwa kasus ini membutuhkan lebih banyak variasi data untuk mengonfirmasi penyebab dan penanganan. Walaupun begitu, masalah kognitif yang diakibatkan oleh COVID-19 adalah sesuatu yang harus diantisipasi di kemudian hari.

Mengingat bagaimana mengkhawatirkannya virus penyebab COVID-19, kita harus tetap waspada dengan gejala umum dan gejala yang ditimbulkan pasca infeksi. Tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti pakai masker, jaga jarak, jauhi kerumunan, dan rutin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Baca Juga: Studi: Meski Ringan, COVID-19 Tingkatkan Risiko Diabetes

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya