ilustrasi otot dada (body-redesign.com)
Sebagian orang mungkin menganggap wall push-up sebagai latihan tubuh bagian atas (upper body exercise) saja. Padahal, wall push-up merupakan latihan seluruh tubuh atau full-body workout karena melibatkan banyak otot di tubuh.
Otot yang dimaksud adalah:
- Otot dada (pectoralis major dan pectoralis minor).
- Trisep.
- Deltoid.
- Serratus anterior.
- Otot inti (obliques, transversus abdominis, rectus abdominis, dan multifidus).
- Otot punggung atas dan bawah (rhomboids, trapezius, dan stabilisator tulang belakang).
Otot-otot tubuh bagian bawah juga bekerja, seperti paha depan, betis, dan glutes. Fungsinya untuk keseimbangan, stabilitas postural, serta mobilitas tubuh bagian atas.
Kini, kamu telah mengetahui tentang serba-serbi wall push-up, otot apa saja yang terlibat, dan manfaatnya bagi kesehatan. Yuk, coba sendiri di rumah!
1. Berapa kali sebaiknya melakukan wall push-up dalam sehari? | Untuk pemula, cukup 2–3 set dengan 10–15 repetisi per set. Jika sudah terbiasa, kamu bisa menambah set atau mencoba variasi yang lebih menantang. |
2. Apakah wall push-up bisa membantu mengecilkan lengan? | Ya, wall push-up dapat membantu mengencangkan otot lengan atas dan trisep. Namun, untuk hasil maksimal, gerakan ini sebaiknya dikombinasikan dengan latihan kardio dan pola makan sehat agar pembakaran lemak lebih efektif. |
3. Apakah wall push-up bisa membantu meningkatkan kekuatan untuk push-up biasa? | Tentu. Wall push-up adalah tahapan awal sebelum melakukan push-up di lantai. Gerakan ini melatih kekuatan dan koordinasi tubuh bagian atas, sehingga memudahkan transisi ke knee push-up atau standard push-up. |