Entah kita mengalami gangguan fisik maupun mental, keduanya harus sama-sama diobati. Hal ini karena gangguan fisik dan mental biasanya saling berhubungan dan ketika kita mengalami gangguan mental biasanya fisik juga ikut sakit.
Namun mitos yang beredar di masyarakat masih saja menyudutkan orang-orang yang memiliki gangguan mental seperti 5 mitos ini contohnya!
Siapapun entah normal atau mengidap gangguan mental memiliki peluang yang sama untuk jadi pemimpin asalkan kita mampu mengatasi dan mengobati saat gangguan mental hadir.
Ini adalah mitos yang benar-benar mendiskriminasi dan jelas harus dihapuskan karena nyatanya banyak tokoh dunia yang berhasil menjadi pemimpin meskipun mereka memiliki riwayat penyakit kejiwaan. Sebut saja Abraham Lincoln, Marthin Luther Jr, dan Winston Churcil tetap berhasil meski mereka pernah memiliki riwayat penyakit kejiwaan.
Hanya karena mental yang sakit bukan berarti kita gak butuh bantuan profesional untuk mengobatinya. Sakit mental maupun fisik sama-sama butuh bantuan ahli seperti seorang psikiater atau minimal psikolog. Bahkan menjadi berbahaya jika kita mengalami gangguan mental tetapi hanya diam saja tanpa melakukan pengobatan ke psikiater.
Sama seperti penyakit fisik penyakit mental pun bisa disembuhkan dan ada obatnya. Jangan dikira orang yang memiliki sakit mental tak butuh obat, mereka butuh obat untuk menenangkan diri dan mengatasi depresi yang selama ini hinggap di diri mereka. Tentunya banyak pula dokter spesialis yang mampu mengobati orang-orang yang memiliki gangguan mental dan akhirnya mereka sembuh.
Banyak pula mitos yang beredar jika orang-orang yang memiliki gangguan mental itu cenderung sering bersikap kasar pada orang lain. Padahal ini jelas salah kalaupun ada orang-orang yang mengidap gangguan mental dan bersikap kasar tetapi hanya sebagian saja tidak semuanya. Sehingga sangat tidak etis kita menyamaratakan orang-orang yang memiliki penyakit mental sering bertindak kasar.
Parahnya masih banyak orang yang percaya jika pengidap gangguan mental tidak dapat bersosialisasi dan harus diisolasi dari lingkungan. Padahal orang-orang yang memiliki gangguan mental perlu dirangkul dan didukung bukannya malah terpinggirkan.
Jika anggapan masyarakat masih seperti ini, jangan heran orang-orang yang mengidap gangguan mental banyak yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Dengan memahami mitos di atas, sudah saatnya kita merangkul saudara-saudara kita yang mengalami gangguan mental bukannya malah terpinggirkan!