Terapi Plasma Konvalesen untuk COVID-19 Tidak Efektif? Ini Faktanya

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan

Sejak pertama kali dilaporkan pada akhir Desember 2019 lalu, angka kasus COVID-19 hingga kini masih terus bertambah dan jumlah pasien yang meninggal dunia pun tidak sedikit. Berbagai penelitian pun terus dilakukan untuk memahami penyakit akibat SARS-CoV-2 ini, dari mulai vaksinasi, pengobatan, efeknya pada tubuh, dan lain sebagainya.

Salah satu terapi yang dilakukan untuk pasien COVID-19 adalah plasma konvalesen. Terapi ini melibatkan plasma darah yang diambil dari pada penyintas COVID-19, yang diyakini dapat membantu pasien membentuk antibodi untuk melawan infeksi virus.

Pertanyaannya, seberapa efektif terapi plasma konvalesen untuk pasien COVID-19? Yuk, simak pembahasannya lebih lanjut di bawah ini.

1. Berbagai studi pada 2020 dan 2021 nyatakan terapi plasma konvalesen ampuh untuk COVID-19

Terapi Plasma Konvalesen untuk COVID-19 Tidak Efektif? Ini Faktanyailustrasi donor plasma Konvalesen di PMI Palembang (IDN Times/istimewa)

Tahun 2020, berbagai studi mengungkapkan manfaat terapi plasma konvalesen terhadap kesembuhan pasien COVID-19. Menurut sebuah studi pada Maret 2020 yang melibatkan lebih dari 3.082 pasien COVID-19 dan dimuat di New England Journal of Medicine, plasma konvalesen dengan antibodi tinggi dianggap ampuh terhadap COVID-19.

Kemudian, menurut penelitian di Amerika Serikat (AS) pada Agustus 2020 yang berjudul "Treatment of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Patients with Convalescent Plasma", terapi plasma konvalesen juga dianggap ampuh untuk pasien COVID-19. Penelitian ini juga tidak menemukan efek samping yang membahayakan.

Sebuah studi di AS pada November 2020 yang dimuat dalam jurnal Nature Medicine mengatakan bahwa tingkat kesembuhan pasien COVID-19 meningkat dengan terapi plasma konvalesen. Kesimpulannya, terapi plasma konvalesen berpotensi besar untuk penanganan pasien COVID-19.

2. Studi pada 2021 menyatakan sebaliknya: terapi plasma konvalesen tidak efektif

Terapi Plasma Konvalesen untuk COVID-19 Tidak Efektif? Ini FaktanyaDarah pendonor plasma konvalesen di PMI Solo (IDNTimes/Larasati Rey)

Sebuah studi berjudul "Convalescent plasma in patients admitted to hospital with COVID-19" membantah temuan studi-studi sebelumnya tahun lalu yang mendukung potensi terapi plasma konvalesen untuk pasien COVID-19.

Dipublikasikan dalam jurnal The Lancet pada Mei 2021 untuk mencari tahu tingkat efikasi dan keamanan terapi plasma konvalesen, studi ini menyimpulkan bahwa terapi plasma konvalesen tidak memberikan hasil signifikan pada perawatan pasien COVID-19. Bagaimana perjalanan penelitian tersebut?

Baca Juga: Azitromisin dan Oseltamivir Tidak Lagi Diberikan untuk Pasien COVID-19

3. Melibatkan belasan ribu pasien COVID-19 di 177 rumah sakit NHS

Terapi Plasma Konvalesen untuk COVID-19 Tidak Efektif? Ini Faktanyailustrasi plasma konvalesen (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Penelitian ini bersifat opencontrolled, dan acak, serta melibatkan sekitar 177 rumah sakit di bawah naungan National Health Service (NHS) di seluruh Inggris. Penelitian ini melibatkan sekitar 16.287 pasien COVID-19.

Dari angka tersebut, para pasien dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah mereka yang menerima perawatan umum, dan kelompok kedua adalah mereka yang menerima perawatan umum serta terapi plasma konvalesen dengan antibodi tinggi. Hasil yang dicari dapat terlihat pada kematian yang terjadi setelah 28 hari.

4. Temuan: terapi plasma konvalesen tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap COVID-19

Terapi Plasma Konvalesen untuk COVID-19 Tidak Efektif? Ini Faktanyailustrasi terapi plasma konvalesen (europeanbloodalliance.eu)

Dari 16.287 pasien COVID-19 yang terlibat, 11.558 (71 persen) dianggap layak untuk mengikuti studi ini. Sebanyak 5.795 pasien ditempatkan di kelompok terapi plasma konvalesen dan sisanya (5.763) di kelompok perawatan umum.

Sebanyak 1.399 (24 persen) dari kelompok terapi plasma konvalesen wafat setelah 28 hari, persentase yang sama dengan kelompok perawatan umum dengan 1.408 jiwa (24 persen). Selain itu, terapi plasma konvalesen juga tidak menunjukkan manfaat pada pasien COVID-19 yang sebelumnya tidak memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2.

Pada pasien COVID-19 yang tidak dibantu ventilator, terapi plasma konvalesen juga tidak menunjukkan manfaat signifikan. Terakhir, pada pasien COVID-19 yang dipulangkan setelah 28 hari, faktor pemulihan terapi plasma konvalesen tidak berbeda signifikan jika dibandingkan dengan perawatan umum.

5. Temuan sebelumnya juga membantah potensi terapi plasma konvalesen untuk pasien COVID-19

Terapi Plasma Konvalesen untuk COVID-19 Tidak Efektif? Ini Faktanyailustrasi terapi plasma konvalesen (courant.com)

Terakhir, sebuah penelitian gabungan antara AS, Jerman, Swiss, dan Swedia pada Februari 2021 juga menemukan bahwa terapi plasma konvalesen tidak ampuh melawan infeksi SARS-CoV-2. Dimuat dalam jurnal JAMA Network, penelitian ini menganalisis 10 studi yang melibatkan total lebih dari 11.000 pasien.

Saat dibandingkan, rasio kematian pada pasien COVID-19 yang dirawat dengan terapi plasma konvalesen ditunjukkan setinggi 1,02. Dengan kata lain, terapi plasma konvalesen pada pasien COVID-19 tidak membuat para pasien COVID-19 dipulangkan lebih cepat, mencegah kemungkinan bantuan ventilator, atau peningkatan gejala klinis.

"Dibandingkan dengan plasebo atau standar perawatan, terapi plasma konvalesen tidak menunjukkan manfaat pada rasio kematian atau manfaat apa pun untuk hasil klinis lainnya," tulis para peneliti.

6. Beberapa kemungkinan yang harus dipertimbangkan

Terapi Plasma Konvalesen untuk COVID-19 Tidak Efektif? Ini Faktanyailustrasi donor plasma konvalesen (nursingcenter.com)

Kesimpulannya adalah ternyata terapi plasma konvalesen tidak menunjukkan khasiat sama sekali terhadap kemungkinan sembuh pasien COVID-19. Namun, menurut analisis pada Mei 2021 di AS, "Convalescent plasma in patients hospitalised with COVID-19", ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan.

Untuk pasien COVID-19 dengan imunitas humoral, terapi plasma konvalesen mungkin masih memiliki manfat. Selain itu, terapi plasma konvalesen juga mungkin bermanfaat untuk pasien COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang. Meski begitu, terapi ini tidak menunjukkan manfaat untuk pasien rawat jalan COVID-19.

Bagaimana agar terapi plasma konvalesen bisa bermanfaat? Uji coba terhadap pasien rawat jalan COVID-19 nantinya harus dicocokkan dengan terapi antibodi monoklonal atau imunoglobulin hiperimun, dan kriteria kelayakan populasi harus lebih diperjelas agar manfaat yang didapat pasien bisa optimal.

Kesimpulan

Terapi Plasma Konvalesen untuk COVID-19 Tidak Efektif? Ini FaktanyaSeorang perawat di Bogota, Kolombia, membawa plasma konvalesen COVID-19. (nbcnews.com)

Berbagai penelitian pada tahun 2020 menyatakan manfaat dan potensi perawatan COVID-19 lewat terapi plasma konvalesen. Oleh karenanya, hingga saat ini berbagai institusi kesehatan masih menjadikan terapi ini sebagai salah satu opsi perawatan pasien COVID-19.

Namun, pengujian terbaru pada Mei 2021 berikut dengan analisisnya menyatakan bahwa terapi plasma konvalesen antibodi tinggi sekali pun tak berpengaruh untuk kesembuhan pasien COVID-19. Apakah berarti terapi plasma konvalesen harus ditinggalkan? Tidak juga!

Terapi Plasma Konvalesen untuk COVID-19 Tidak Efektif? Ini FaktanyaPekerja Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah yang juga penyintas COVID-19 mendonorkan plasma darah konvalesen di PMI Kota Semarang. Dok. Pertamina Regional JBT

Penelitian dari RECOVERY Collaborative Group tersebut sebenarnya memiliki beberapa kekurangan. Karena penelitian tersebut hanya dilakukan di Inggris, sehingga temuannya tidak serta-merta bisa menjadi tolok ukur di Indonesia.

Selain itu, penelitian tersebut adalah tidak melibatkan pasien khusus, seperti pasien tanpa imunitas humoral dan pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri. Kemudian, tak ada analisis hubungan terapi plasma konvalesen dengan varian SARS-CoV-2 lainnya, serta tak ada analisis dampak terapi plasma konvalesen pada setiap tahap perawatan COVID-19.

Oleh karena itu, para peneliti RECOVERY mengatakan bahwa manfaat terapi plasma konvalesen secara umum masih harus dikaji lebih dalam. Untuk saat ini terapi tersebut masih tergolong aman, dan mengenai akan tetap digunakan atau tidak untuk perawatan COVID-19, masih menunggu keputusan dari Kementerian Kesehatan RI.

Baca Juga: Pasien COVID-19 Meninggal akibat Interaksi Obat? Ini Kata Ahli!

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya