TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Dampak Buruk Kepribadian Narsistik bagi Kesehatan, Bahaya!

Buruk bagi kehidupan sosial dan kesehatan

ilustrasi perempuan sedang bercermin (unsplash.com/Diego Rosa)

Diakui dan dicintai adalah beberapa hal yang bisa membuat manusia merasa bahagia. Memiliki kepercayaan diri dan harga diri yang cukup penting untuk membuat kita merasa layak mendapatkan kasih sayang. Namun, jangan sampai kepercayaan diri ini berlebihan hingga membuat kamu menjadi narsis.

Gangguan kepribadian narsistik memiliki ciri berupa rasa mementingkan diri sendiri yang sangat tinggi, tidak memiliki empati terhadap orang lain, dan keinginan besar untuk dipuji. Memiliki kepribadian ini bukan hanya memengaruhi kehidupan pribadi atau sosial, tetapi juga kesehatan.

Berikut adalah dampak buruk memiliki gangguan kepribadian narsistik bagi kesehatan.

1. Lebih rawan terhadap penyalahgunaan zat terlarang

ilustrasi obat (pexels.com/Artem Podrez)

Narsisisme sering disebut sebagai masalah psikologis berupa kecanduan yang ekstrem terhadap harga diri. Studi ilmiah dalam jurnal Psychological Inquiry mengklaim bahwa individu dengan masalah narsistik memiliki kecenderungan lebih tinggi mengalami kecanduan penyalahgunaan zat.

Mereka sering terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba untuk bisa melakukan aktivitas yang menuntut banyak konsentrasi. Ini juga berhubungan dengan kebutuhan bawaan mereka untuk membuktikan bahwa mereka dapat melakukan segalanya lebih baik daripada siapa pun.

Sayangnya, orang dengan gangguan narsistik mengalami kesulitan mengakui kecanduan mereka, yang kemudian membuat mereka tidak mencari terapi untuk masalah itu. Ini karena sifat egomaniak dan kompleks superioritas mereka.

Baca Juga: Lebih dari Egois, 5 Fakta Ilmiah Menarik tentang Narsisisme

2. Depresi

ilustrasi depresi (pexels.com/emre keshavarz)

Narsisisme dan depresi hampir selalu hidup berdampingan. Sering kali, pengalaman masa lalu mengarah pada perkembangan narsisisme. Di sisi lain, orang dengan kepribadian narsistik membutuhkan pujian dari orang lain layaknya butuh oksigen untuk bertahan hidup. Tanpa itu semua, mereka akan tenggelam dalam rasa sedih dan depresi, menurut studi tahun 2002 dalam jurnal Psychological Medicine.

Lebih jauh, ini adalah perasaan yang sering dialami oleh orang dengan masalah narsistik yang menjadi pemicu berkembangnya depresi:

  • Ketakutan akan kegagalan yang dapat berkontribusi pada kecemasan
  • Frustrasi atas harapan ideal yang tidak sesuai dengan kenyataan dan ketidakmampuan untuk membuat orang lain terkesan, yang dapat memicu perasaan dendam dan depresi
  • Perasaan hampa dan pikiran untuk bunuh diri juga diasosiasikan dengan narsisisme terselubung

3. Meningkatkan risiko terkena masalah jantung

ilustrasi masalah jantung (pixabay.com/Puwadon Sang-ngern)

Penelitian yang dilaporkan dalam jurnal Journal of Research in Personality tahun 2010 telah mengungkapkan bahwa kadar kortisol atau hormon stres yang tinggi ditemukan dalam tubuh laki-laki dengan gangguan kepribadian narsistik. Hormon ini, jika hadir dalam waktu lama, dapat menyebabkan fungsi jantung berubah dan akhirnya melemahkan jantung.

Sementara itu, penelitian lain pada tahun 2005 yang dipublikasikan di jurnal Circulation tahun 2010 menemukan bahwa stres menjadi salah satu kontributor utama penyakit kardiovaskular. Jadi, bisa dikatakan bahwa orang dengan kepribadian narsistik memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit jantung lewat meningkatnya kortisol akibat stres.

4. Kesulitan tidur

ilustrasi tidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Karena berbagai pilihan gaya hidup dan tekanan mental, banyak individu dengan gangguan narsistik memiliki masalah berupa ketidakmampuan untuk mendapatkan tidur yang cukup. Lebih jauh, individu dengan narsistik yang menderita insomnia juga lebih mungkin mengganggu waktu tidur orang lain, menurut laman Curejoy.

Menurut studi yang dipublikasikan di Sleep Disorders and Sleep Deprivation: An Unmet Public Health Problem, insomnia yang tidak ditangani dapat menyebabkan penurunan progresif fungsi otak, sistem pencernaan, dan organ vital lainnya. Seiring waktu, ini bisa memicu berbagai penyakit kronis, seperti jantung, obesitas, kecemasan, dan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan.

Baca Juga: Apakah Diam-diam Kamu Mengidap Narsisme? Kenali 8 Tandanya di Sini!

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya