TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polip Kandung Empedu: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Diklasifikasikan sebagai jinak atau ganas

ilustrasi seseorang dengan polip kandung empedu (pexels.com/cottonbro)

Kandung empedu atau kantung empedu adalah bagian dari sistem pencernaan, organ kecil berongga yang berada di bawah hati. Kandung empedu menerima empedu dari hati dan mengonsentrasikannya (mengekstraksi air) sambil menyimpannya. Saat lemak memasuki sistem pencernaan, kandung empedu dipicu untuk melepaskan empedu yang terkonsentrasi ke dalam usus kecil untuk membantu memecah lemak.

Polip kandung empedu adalah pertumbuhan jaringan abnormal yang menonjol keluar dari lapisan mukosa bagian dalam kantong empedu. Polip ini sebagian besar tidak berbahaya, tetapi mereka bisa menjadi tanda kondisi kantong empedu lainnya. 

Studi menunjukkan bahwa 4 hingga 7 persen orang dewasa dapat mengembangkan polip kandung empedu. Namun, hanya 5 persen di antaranya yang berpotensi menjadi kanker. Antara 60 dan 90 persen adalah pseudopolip, bukan tumor atau "pertumbuhan" sejati, melainkan endapan kolesterol yang menempel pada dinding kantung empedu. Sekitar 5 hingga 10 persen lainnya adalah polip inflamasi, sejenis jaringan parut akibat peradangan kronis, mengutip Cleveland Clinic.

1. Penyebab dan faktor risiko

ilustasi polip kandung empedu (healthjade.net)

Seseorang dengan kadar kolesterol atau garam tinggi dalam empedunya memiliki peningkatan risiko mengembangkan polip kandung empedu. Hati menghasilkan empedu dan menyimpannya di kandung empedu. Fungsi utama kandung empedu adalah membantu tubuh mencerna lemak.

Polip kandung empedu juga berhubungan dengan pembentukan batu empedu. Banyak orang memiliki polip kandung empedu dan batu empedu.

Masalah kesehatan di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan polip kandung empedu:

  • Poliposis familial, suatu kondisi yang diturunkan.
  • Sindrom Gardner, sejenis poliposis familial.
  • Sindrom Peutz-Jeghers, suatu kondisi genetik.
  • Hepatitis B, infeksi virus yang bisa akut maupun kronis.

2. Jenis

ilustrasi kandung empedu atau kantung empedu (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Polip kandung empedu diklasifikasikan sebagai jinak atau ganas. Jinak berarti polip tidak bersifat kanker atau tidak berbahaya dengan sendirinya. Ganas artinya bersifat kanker. Dijelaskan dalam laman WebMD, ada beberapa jenis polip kandung empedu:

  • Kolesterolosis dan pseudopolip: Pseudopolip adalah jenis polip kandung empedu yang paling umum. Mereka bukan pertumbuhan sejati dan tidak berkembang menjadi kanker. Mereka adalah timbunan kolesterol yang disebabkan oleh kondisi yang disebut kolesterolosis. Pseudopolip dapat mengindikasikan penyakit kandung empedu seperti kolesistitis kronis. Kolesistitis adalah peradangan pada kantong empedu.
  • Polip inflamasi: Polip inflamasi sering dikaitkan dengan peradangan dinding kandung empedu. Ini sering ditemukan pada orang yang memiliki episode kolesistitis berulang dan kolik bilier akut. Ini terjadi ketika batu empedu menyumbat saluran empedu. Polip inflamasi tidak berkembang menjadi kanker.
  • Polip adenomatosa: Polip ini adalah tumor sejati. Mereka jarang terjadi dan sering terjadi pada orang yang pernah menderita batu empedu. Ukurannya bisa berkisar dari 5 hingga 20 milimeter. Polip yang lebih besar dari 1 sentimeter memiliki peluang lebih besar untuk berkembang menjadi kanker.
  • Adenomiomatosis: Jenis polip ini lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia. Ini dianggap sebagai lesi prakanker. Hanya satu dari polip ini yang biasanya ditemukan pada satu waktu.
  • Polip ganas: Jenis polip ini biasanya berdiameter lebih dari 2 sentimeter (cm). Ini sangat jarang. Hanya satu yang biasanya ditemukan.

Baca Juga: Penyumbatan Saluran Empedu: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

3. Gejala

ilustrasi sakit perut (pixabay.com/derneuemann)

Polip kandung empedu umumnya tidak menimbulkan gejala. Mereka biasanya ditemukan secara tidak sengaja ketika dokter mencari sesuatu yang lain pada pasien. Namun, dalam sejumlah kasus polip bisa menyebabkan gejala jika mereka menghalangi salah satu saluran yang bercabang dari kandung empedu. Saluran ini yaitu duktus sistikus atau saluran empedu.

Polip yang berkembang di duktus sistikus bisa menghalangi aliran empedu ke dalam kandung empedu dan mengakibatkan peradangan pada dinding kandung empedu (kolesistitis). Potongan yang pecah dan berjalan ke saluran empedu bisa menghalangi aliran empedu keluar dari kandung empedu, mengakibatkan radang saluran empedu (kolangitis) atau pankreas (pankreatitis).

Gejala peradangan kemungkinan termasuk:

  • Sakit perut. 
  • Demam. 
  • Mual dan muntah. 
  • Penyakit kuning. 

Lebih jarang, gejala-gejala ini juga bisa mengindikasikan kanker kandung empedu.  

4. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (flickr.com/NIH Clinical Center)

Mayoritas polip kandung empedu yaitu pseudopolip atau polip inflamasi. Dua jenis ini tidak mengakibatkan komplikasi dan tidak berkaitan dengan kanker. Meski begitu, dokter secara teratur akan memantau polip kandung empedu, apa pun jenisnya.

Pengangkatan kandung empedu hanya dibutuhkan jika pasien mengalami gejala atau polip tumbuh lebih besar dari 1 cm. Sebab, polip yang tumbuh lebih besar dari 1 cm lebih tinggi kemungkinannya untuk berkembang menjadi kanker.

Komplikasi yang paling signifikan dari polip kandung empedu yaitu kanker kandung empedu. Selain itu, prosedur biopsi yang terkadang dilakukan dokter untuk memastikan diagnosis juga berpotensi mengakibatkan komplikasi. Ini termasuk perdarahan, infeksi, dan kebocoran empedu.

Operasi kandung empedu yang biasanya memiliki hasil yang baik juga bisa menyebabkan komplikasi. Inilah beberapa kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi:

  • Cedera saluran empedu.
  • Pendarahan internal atau eksternal.
  • Abses di bawah hati.

5. Diagnosis

ilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/tirachardz)

Polip kandung empedu sering ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan radiologi, seperti USG transabdominal. Jika mencari perawatan untuk gejala kandung empedu, seseorang mungkin akan menjalani USG terlebih dahulu. Polip kandung empedu bisa diidentifikasi oleh cara ini, tetapi dokter mungkin tidak dapat mengetahui jenisnya.

Dokter mungkin ingin menindaklanjuti dengan tes pencitraan yang lebih rinci, seperti CT scan atau USG endoskopi, untuk mendapatkan tampilan yang lebih baik.

Baca Juga: Kanker Kantung Empedu: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Verified Writer

Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya