TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ramai RUU Minol, Apa Saja, sih, Dampak Alkohol dalam Tubuh?

Benarkah seburuk yang orang-orang bilang?

Ilustrasi minuman beralkohol. pixabay.com/Pexels

Belakangan, Rancangan Undang-Undang Larangan Minuman Beralkohol (RUU Minol) ramai dibicarakan karena mulai dibahas di Badan Legislasi (Baleg) DPR.

RUU ini tentu saja menimbulkan pro dan kontra karena penggunaan alkohol memiliki cakupan yang luas. Lantas, dari segi kesehatan, apa saja, sih, dampak alkohol dalam tubuh? Simak ulasannya berikut ini.

1. Alkohol

pixabay/NickyPe

Secara kimiawi, alkohol adalah zat hasil fermentasi dan memiliki jalur metabolisme tersendiri dalam tubuh.

Alkohol menghasilkan kalori sebanyak 7 kkal per gram (lebih tinggi dibanding karbohidrat; 4 kkal/gram ataupun protein; 4 kkal/gram).

Dilihat dari gugus fungsinya, alkohol memiliki banyak golongan. Golongan yang paling sederhana adalah metanol dan etanol.

Bersumber dari buku Pencegahan dan Penanggulangan Keracunan Bahan Kimia Berbahaya oleh Koes Irianto, metanol ini digunakan sebagai pelarut dalam cat, bahan anti beku, dan senyawa kimia lainnya.

Sementara itu, etanol banyak digunakan sebagai pelarut, antiseptik, campuran obat batuk, bahan minuman keras dan minuman lain yang mengandung alkohol.

2. Metabolisme alkohol dalam tubuh 

Pixabay/Concord90

Menurut sebuah laporan dalam Medical Journal of Lampung University tahun 2015, terdapat dua jalur metabolisme alkohol dalam tubuh, yaitu melalui jalur enzim alkohol dehidrogenase (ADH) dan melalui jalur microsomal ethanol oxidizing system (MEOS).

Enzim ADH mengonversi alkohol menjadi asetaldehida. Enzim ini terletak di organ hati, tetapi sejumlah ditemukan di otak dan lambung. Akumulasi asetaldehida yang berlebihan dapat menyebabkan nyeri kepala dan kemerahan di kulit.

Sementara, jalur MEOS menggunakan nicotinamide adenine dinucleotide phosphate (NADPH) sebagai kofaktor dalam metabolisme etanol dan terdiri dari sitokrom P450.

Konsumsi alkohol berlebih jangka panjang akan menginduksi aktivitas MEOS. Akibatnya, tidak hanya menimbulkan peningkatan dalam metabolisme etanol, tapi juga dalam metabolisme obat lain yang dilakukan oleh sitokrom P450 dalam sistem MEOS, serta pembentukan produk samping beracun seperti toksin, radikal bebas, dan H2O2.

Baca Juga: 6 Penyebab Rasa 'Mabuk' saat Bangun Tidur padahal Tidak Minum Alkohol

3. Efek alkohol dalam tubuh

Pixabay/jarmoluk

Melansir Global Status Report on Alcohol and Health tahun 2014, dari 241 juta penduduk Indonesia, prevalensi gangguan karena penggunaan alkohol adalah 0,8 persen (1.928.000 orang) dan prevalensi ketergantungan alkohol adalah 0,7 persen (1.180.900 orang) pada laki-laki maupun perempuan.

Gejala intoksikasi alkohol yang paling umum adalah "mabuk" atau "teler", yang mana kondisi ini dapat menyebabkan cedera, kecacatan, hingga kematian.

Pada umumnya, konsumsi minuman beralkohol merugikan semua tubuh secara berangsung-angsur, seperti peradangan hati (sirosis hati), pendarahan dalam perut (mag), penyakit jantung (kardiomiopati), serta memengaruhi hormon seks dan sistem kekebalan tubuh.

Pengaruhnya terhadap otak bisa dirasakan secara akut (intoksikasi, delirium) maupun kronis (ataksia, pelupa, koordinasi motorik).

Namun, menurut sebuah penelitian dalam Journal of Molecular and Cellular Cardiology tahun 2012, konsumsi alkohol ringan (kurang dari 1 persen) diketahui memiliki efek protektif terhadap infark miokard (serangan jantung), penurunan kadar kolesterol jahat (LDL) dan fibrinogen, serta peningkatan kolesterol baik (HDL).

4. Efek alkohol terhadap penyerapan zat gizi 

pixabay.com/stokpic

Menurut keterangan dalam jurnal Prosiding Seminar Nasional MIPA tahun 2012, konsumsi alkohol berlebihan dihubungkan dengan defisiensi vitamin A karena terjadi penurunan kadar retinol dan retinil ester dalam hati.

Selain itu, dilaporkan juga defisiensi vitamin C, yang ditandai dengan seriawan, perdarahan gusi, dan gangguan penyembuhan luka. Metabolisme lemak menjadi abnormal, serta pengendalian kadar glukosa darah menjadi kurang efektif. Aktivasi vitamin B juga menjadi terganggu apabila terjadi kerusakan pada hati.

Baca Juga: Benarkah Minum Alkohol Bikin Perut Buncit 'Beer Belly'?

Verified Writer

ilham bintoro

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya