TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hipotensi: Gejala, Penyebab, Cara Mencegah dan Solusinya

Dikenal pula sebagai tekanan darah rendah

ilustrasi hipotensi atau tekanan darah rendah (freepik.com/jcomp)

Hipotensi merupakan masalah yang menjadi kebalikan dari hipertensi. Ini merupakan kondisi di mana seseorang memiliki tekanan darah yang di bawah garis normal, yaitu kurang dari 90/60 mmHg. 

Hipotensi atau tekanan darah rendah dapat terjadi pada siapa saja, bisa bersifat kambuhan, atau muncul karena masalah tertentu. Pada umumnya, kondisi ini tidak berbahaya dan dapat diatasi dengan mudah. Namun pada sebagian kasus, hipotensi dapat menimbulkan komplikasi tertentu. 

Ingin tahu lebih lanjut mengenai gejala, penyebab, komplikasi, hingga cara mengobati hipotensi? Simak informasinya berikut ini!

1. Gejala hipotensi

ilustrasi hipotensi atau tekanan darah rendah (unsplash.com/Nick Karvounis)

Ketika tekanan darahmu turun drastis hingga di bawah 90/60 mmHg, akan ada beberapa gejala yang kamu rasakan. Tingkat keparahannya tergantung pada kondisi setiap individu. Berikut ini beberapa gejala yang dimaksud:

  • Pusing atau pening.
  • Merasa kelelahan.
  • Mual.
  • Mata buram dan berkunang-kunang.
  • Sulit berkonsentrasi.
  • Kulit basah, terutama di telapak tangan.
  • Pingsan.

2. Penyebab hipotensi

ilustrasi hipotensi saat hamil (pexels.com/cottonbro)

Perlu diketahui bahwa tekanan darah setiap orang bisa berubah-ubah setiap waktu. Namun ada kondisi tertentu yang mampu menurunkan tekanan darahmu hingga di bawah batas normal, di antaranya:

  • Kehamilan. Ini disebabkan karena darah terbagi untuk ibu dan janin.
  • Faktor hormonal seperti hipotiroidisme, diabetes, dan kadar gula darah yang rendah.
  • Obat-obatan seperti diuretik, furosemide, propanolol, sildenafil, dan lain-lain.
  • Dehidrasi. Kurangnya cairan tubuh akan menurunkan volume darah.
  • Infeksi yang terjadi pada pembuluh darah.
  • Kekurangan nutrisi, yaitu asam folat dan vitamin B12.
  • Penyakit jantung seperti aritmia dan lainnya.
  • Penyakit pada hati.
  • Heatstroke atau serangan karena suhu yang panas.

Baca Juga: 7 Penyebab Tekanan Darah Rendah atau Hipotensi Secara Umum

3. Tekanan darah juga bisa turun secara tiba-tiba hingga mengancam nyawa

ilustrasi perawatan pasien di rumah sakit (247nursing.com.au)

Selain penyebab yang disebutkan di atas, tekanan darah juga bisa drop secara tiba-tiba. Kondisi ini dapat mengancam keselamatan pasien. Beberapa penyebabnya adalah:

  • Pendarahan yang hebat akibat kecelakaan, cedera, dan lainnya.
  • Penurunan dan kenaikan suhu tubuh yang mendadak dan drastis.
  • Reaksi alergi yang parah atau anafilaksis.
  • Gagal jantung.

4. Jenis hipotensi menurut waktu kejadian

ilustrasi pemeriksaan tekanan darah (freepik.com/pressfoto)

Hipotensi dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, bergantung pada kapan tekanan darah menurun. Berikut ini di antaranya, dilansir Healthline:

  • Ortostatik: hipotensi yang terjadi karena perubahan postur. Misalnya dari duduk dan tidur ke berdiri. Kepala akan pusing dan pandangan berkunang-kunang.
  • Postprandial: hipotensi yang terjadi setelah makan. Biasa menimpa orang lanjut usia, terutama yang memiliki penyakit Parkinson.
  • Neural mediated hypotension: turunnya tekanan darah karena berdiri terlalu lama atau disebabkan oleh kejadian yang tidak menyenangkan.
  • Hipotensi parah: berkaitan dengan syok yang dialami oleh organ ketika tidak mendapatkan oksigen dan darah yang cukup. 

5. Komplikasi hipotensi

ilustrasi perempuan mengalami hipotensi atau tekanan darah rendah (freepik.com/wayhomestudio)

Walaupun sering kali tidak berbahaya, hipotensi yang tidak ditangani dapat menimbulkan komplikasi yang tak diinginkan. Mengutip laman Mayo Clinic, yang paling sederhana adalah cedera karena jatuh, mengingat tubuh lemas, pusing, dan rentan pingsan saat hipotensi kambuh.

Sementara itu, hipotensi parah yang dibiarkan tak tertangani juga bisa mengakibatkan beberapa komplikasi. Di antaranya menyebabkan tubuh kekurangan oksigen, kerusakan pada jantung, dan otak. 

6. Cara mengobati hipotensi

Ilustrasi berbaring di tempat tidur (pexels.com/Karolina Grabowska)

Pengobatan untuk hipotensi biasanya harus disesuaikan dengan penyebab yang melatarbelakanginya. Misalnya jika kondisi tersebut terjadi karena obat-obatan, kamu harus menghentikan pemakaiannya. Jika penyebabnya adalah penyakit tertentu, maka dokter akan memberimu prosedur atau obat lain yang bisa mengatasinya. 

Akan tetapi, ada beberapa pertolongan pertama yang bisa kamu praktikkan ketika hipotensi kambuh. Cobalah untuk berbaring dan ganjal kaki dengan bantal hingga posisinya lebih tinggi daripada jantung. Pertahankan posisi tersebut hingga kamu merasa baikan. 

Jika gejala hipotensi tidak kunjung reda dan telah terjadi selama beberapa hari, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Dengan begitu, kamu akan mengetahui masalah dan penanganan bisa lebih tepat. 

Baca Juga: Jangan Keliru, Ini 5 Beda Anemia vs. Tekanan Darah Rendah!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya