5 Gejala Inflammatory Bowel Disease (IBD), Kenali sebelum Terlambat
Waspadai jika kamu melihat darah dalam tinja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkah kamu mendengar tentang inflammatory bowel disease (IBD) atau juga dikenal sebagai penyakit radang usus? Ini adalah penyakit autoimun yang juga dikenal sebagai peradangan usus kronis. Sayangnya, banyak orang yang tidak sadar dirinya memiliki penyakit ini dan baru datang ke dokter ketika sudah parah.
IBD adalah istilah yang menggambarkan kelainan yang melibatkan peradangan jaringan dalam saluran pencernaan yang sudah berlangsung lama (kronis). Jenis IBD meliputi:
- Kolitis ulseratif: Kondisi yang melibatkan peradangan dan ulkus di sepanjang lapisan usus besar dan rektum.
- Penyakit Crohn: Jenis IBD ini ditandai dengan peradangan pada lapisan saluran pencernaan, yang sering kali melibatkan lapisan saluran pencernaan yang lebih dalam. Penyakit Crohn paling sering menyerang usus kecil, tetapi juga bisa menyerang usus besar dan, jarang, saluran cerna bagian atas.
Ada juga penyakit radang usus kolitis tak tentu (colitis indeterminate/unclassified), yang mengacu pada IBD yang memiliki ciri-ciri penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
Mengutip data studi epidemiologi, kejadian IBD tahunan di Singapura adalah 1,14/100.000, 0,77/100.000 di Indonesia, 0,76/100.000 di Malaysia, 0,63/100.000 di Thailand, dan 0,49/100,000 di Brunei (Gastroenterology, 2013).
Seperti apa gejala IBD yang bisa dikenali? Berikut ini daftarnya.
1. Darah dalam tinja
Darah dalam tinja—pendarahan dubur—tidak pernah normal. Ini bisa menjadi tanda peradangan aktif IBD, khususnya kolitis ulseratif, mengutip NYU Langone Hospital.
Pada orang yang sudah didiagnosis dengan IBD, pendarahan rektal dapat menandakan bahwa penyakit tidak terkontrol dengan baik dan rencana pengobatan perlu disesuaikan. Darah dalam tinja juga bisa menjadi tanda penyakit lain, termasuk kanker usus besar.
Ahli gastroenterologi kemungkinan akan memesan kolonoskopi, pemeriksaan darah, dan tes tinja untuk memeriksa peradangan pada saluran pencernaan dan menentukan penyebab darah tersebut. Biopsi selama kolonoskopi juga dapat membantu memastikan diagnosis penyakit radang usus.
Kolonoskopi adalah standar emas untuk mendiagnosis IBD dan skrining kanker kolorektal, yang memungkinkan dokter menghilangkan polip apa pun—pertumbuhan yang mungkin menjadi kanker seiring waktu—di usus besar atau rektum.
IBD dapat meningkatkan risiko kanker usus besar. Kalau kamu memiliki kondisi kronis ini, dokter akan merekomendasikan skrining kanker usus besar lebih sering.
Baca Juga: Apa Itu Inflammatory Bowel Disease (Penyakit Radang Usus)?
Baca Juga: Kolitis Ulseratif: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan