Peluang Hidup Perempuan yang Mengalami Henti Jantung Lebih Rendah
Henti jantung sering dianggap sebagai penyakit laki-laki
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest) adalah kondisi ketika jantung berhenti berdetak dan tidak bekerja secara tiba-tiba, dan jantung tidak lagi memompa darah. Dalam beberapa menit, ini membuat organ dan seluruh tubuh berisiko mati. Ini merupakan kondisi darurat medis.
Menurut sebuah penelitian terbaru, perempuan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah akibat henti jantung mendadak, sebagian karena orang-orang di sekitarnya lebih lambat dalam memberikan resusitasi jantung paru (RJP) kepada perempuan daripada laki-laki.
Disebutkan juga bahwa kunjungan perawatan primer secara substansial meningkat pada minggu-minggu sebelum henti jantung mendadak. Para ilmuwan percaya ini menunjukkan ada lebih banyak tanda peringatan henti jantung yang akan datang daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Melibatkan lebih dari 100.000 orang
Para peneliti mengumpulkan data dari 15 anggota European Society of Cardiology (ESCAPE-NET) untuk membuat basis data lebih dari 100.000 orang yang pernah mengalami korban henti jantung mendadak serta biobank dengan 10.000 sampel DNA.
Hanno Tan, pemimpin proyek ESCAPE-NET dan ahli jantung di University of Amsterdam Medical Center AMC di Belanda, berharap informasi ini dapat memberikan informasi bagi para peneliti untuk digunakan saat mempelajari henti jantung.
"Henti jantung mendadak adalah masalah kesehatan masyarakat yang mendesak yang sejauh ini sangat sulit dipecahkan, sebagian besar karena sulitnya mendapatkan data klinis dan sampel biologis yang terperinci," kata Tan dalam rilis pers, seperti dikutip Healthline.
“ESCAPE-NET telah membuat langkah-langkah penting dengan membangun basis data, biobank, dan basis pengetahuan yang dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya untuk mengatasi masalah ini. Ini harus mempercepat pengumpulan pengetahuan tentang kondisi ini dan pada akhirnya mengurangi beban masyarakat akibat henti jantung mendadak.”
Baca Juga: Cara Resusitasi Jantung Paru atau CPR yang Benar, Wajib Tahu!
Baca Juga: Mengapa Kerumunan Bisa Picu Henti Jantung? Ini Penjelasannya