Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Pakai Bra Kawat Bisa Menyebabkan Kanker Payudara?

ilustrasi bra berkawat (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi bra berkawat (pexels.com/cottonbro studio)

Kanker payudara hingga saat ini masih menjadi jenis kanker dengan tingkat kasus tertinggi secara global.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada sekitar 2,3 juta orang didiagnosis dengan kanker payudara dan 685.000 kematian secara global pada tahun 2020. Ini membuat kanker payudara menjadi salah satu kanker yang paling disorot.

Kanker payudara adalah kanker yang timbul di area payudara, ketika sel-sel di payudara mengalami pertumbuhan secara abnormal dan bermutasi hingga membentuk sebuah gumpalan daging yang disebut tumor atau kanker.

Meski kesadaran akan kanker payudara sudah meningkat, tetapi masih banyak misinformasi dan mitos seputar keganasan ini. Salah satunya yang beredar adalah kanker payudara hanya terjadi pada perempuan. Faktanya, laki-laki juga bisa mengembangkannya walaupun angka kasusnya jauh lebih kecil.

Ada pula mitos bahwa penggunaan bra berkawat bisa menyebabkan kanker payudara. Bagaimana faktanya?

1. Hubungan antara bra berkawat dan kanker payudara

Untuk orang yang memiliki riwayat kanker payudara, mungkin akan merasa resah ketika mendengar informasi jika penggunaan bra kawat bisa sebabkan kanker payudara. Anggapan ini datang karena penggunaan bra kawat yang ketat bisa memicu kanker. Akan tetapi, ini cuma mitos, tidak ada bukti ilmiahnya.

"Penggunaan bra yang ketat mungkin bisa menimbulkan rasa nyeri jika terlalu sering dikenakan, tetapi hal tersebut tidak dipercaya untuk cukup kuat dalam menyebabkan kanker. Tidak ada bukti ilmiah yang cukup untuk bisa membuktikan jika bra kawat menyebabkan kanker payudara," kata dr. Budi Harapan Siregar, SpB(K)Onk, konsultan onkologi Eka Hospital Bekasi, dalam sebuah keterangan tertulis.

Semua perempuan berisiko mengalami kanker payudara. Karenanya, penting untuk memahami faktor penyebab kanker payudara yang sebenarnya, dan apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Salah satunya dengan melakukan skrining payudara dengan SADARI dan dengan mamografi secara berkala.

2. Penyebab kanker payudara

ilustrasi bra berkawat (pexels.com/Castorly Stock)
ilustrasi bra berkawat (pexels.com/Castorly Stock)

Kanker disebabkan karena adanya mutasi dalam sel-sel di tubuh dan menyebabkan sel tersebut tumbuh secara abnormal, dan pada kasus kanker payudara terjadi mutasi pada sel-sel yang ada di payudara.

Menurut dr. Budi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko perempuan untuk mengidap kanker payudara, seperti:

  • Faktor genetik, seperti memiliki ibu, nenek, atau keluarga dekat dengan riwayat kanker payudara.
  • Umur. Makin tua seseorang, maka makin tinggi juga risikonya.
  • Riwayat pengobatan tertentu, seperti pengobatan radioterapi (radiasi) dan pengobatan terapi hormon.
  • Sistem reproduksi. Perempuan yang mengalami menstruasi lebih awal atau menopause lebih lama juga diketahui lebih berisiko mengalami kanker payudara.
  • Berat badan. Perempuan yang memiliki berat badan berlebih akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker payudara.

3. Pencegahan

Kanker adalah hal yang tidak bisa sepenuhnya dicegah, tetapi kita bisa melakukan upaya deteksi dini sehingga pengobatannya juga makin mudah.

Kanker payudara bisa dideteksi dengan melakukan SADARI atau perikSA payuDAra sendiRI, yaitu metode pemeriksaan payudara secara mandiri dengan meraba dan mendeteksi adanya benjolan atau tekstur yang tidak normal. 

Metode SADARI akan sangat berguna bagi yang memiliki risiko kanker payudara, karena pelaksanaan metode ini cukup efektif untuk dilakukan.

"Lakukan saat masih menstruasi pada hari ke 7–10 setelah hari pertama menstruasi. Metode ini dilakukan dengan meraba area payudara menggunakan telapak tangan untuk mendeteksi secara awal kondisi payudara, apakah ada benjolan, perubahan tekstur, hingga warna yang abnormal," dr. Budi menjelaskan.

Kamu bisa melakukan metode SADARI pada saat mandi, bercermin, atau sebelum tidur. Dengan melakukan ini secara rutin, kamu berkesempatan untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini dan sehingga dokter dapat menanganinya lebih cepat dengan penanganan tepat.

Namun, jika kanker payudara sudah terlanjur membesar atau bahkan menyebar ke organ lain, maka pengobatan lebih lanjut mungkin harus dilakukan, seperti radioterapi juga kemoterapi.

Selain itu, risiko kanker payudara juga bisa diminimalkan dengan mulai menerapkan hidup sehat, seperti:

  • Menjaga berat badan, dengan mengurangi konsumsi makanan tinggi kalori dan memperbanyak makanan bergizi.
  • Rutin berolahraga, setidaknya 30 menit per hari untuk menjaga tubuh tetap aktif.
  • Menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol.
  • Menyusui dipercaya menjadi salah satu faktor yang dapat menurunkan risiko kanker payudara.

Selain itu, lakukan skrining rutin untuk mendeteksi kanker sedini mungkin. Dokter dapat melakukan USG payudara hingga biopsi jika diperlukan. Biopsi adalah metode pengambilan sebagian jaringan payudara dan hasilnya akan dianalisis di laboratorium untuk mengetahui apakah ada sel kanker dalam jaringan tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us