Mengenal Hands-Only CPR, CPR Tanpa Memberi Bantuan Napas

Metode ini lebih mudah untuk dipelajari masyarakat umum

Cardiopulmonary resuscitation atau CPR, atau di Indonesia disebut sebagai resusitasi jantung paru (RJP), umumnya dikenal sebagai tindakan memberikan kompresi atau penekanan pada bagian tengah dada disertai memberi bantuan napas pada seseorang yang mengalami henti jantung. Biasanya, keterampilan CPR dimiliki oleh tenaga medis.

Meskipun begitu, masyarakat umum juga diperkenankan mempelajari bantuan hidup dasar CPR. Selain itu, terdapat metode atau jenis CPR yang dibentuk lebih sederhana sehingga kita dapat mempelajarinya dengan mudah. Berikut penjelasannya!

1. Mengenal CPR

Mengenal Hands-Only CPR, CPR Tanpa Memberi Bantuan Napasilustrasi mengalami henti jantung (freepik.com/senivpetro)

Laman Kementerian Kesehatan RI menjelaskan bahwa henti jantung atau cardiac arrest merupakan hilangnya fungsi jantung secara mendadak. Henti jantung dapat terjadi pada seseorang yang didiagnosis penyakit jantung maupun tidak.

RJP adalah bantuan hidup sebagai pertolongan pertama bagi seseorang yang mengalami henti jantung. Apabila penderita henti jantung tidak segera mendapat pertolongan, maka akibatnya bisa fatal atau bisa menimbulkan disabilitas.

2. Tindakan CPR dapat menjaga darah tetap mengalir

Mengenal Hands-Only CPR, CPR Tanpa Memberi Bantuan Napasilustrasi melakukan CPR (freepik.com/rawpixel)

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan, henti jantung merupakan kondisi ketika jantung berhenti berdetak sehingga jantung tidak memompa darah ke seluruh tubuh, termasuk ke otak dan paru-paru. Tanpa adanya penanganan, kondisi tersebut dapat menyebabkan kematian.

Kompresi dada saat melakukan CPR meniru bagaimana cara jantung memompa darah. Kompresi yang dilakukan saat CPR dapat mengalirkan kembali darah dan oksigen ke otak dan organ tubuh lainnya.

Baca Juga: 10 Cara agar Tetap Aman saat di Kerumunan, Stay Safe!

3. CPR dapat meningkatkan peluang hidup

Mengenal Hands-Only CPR, CPR Tanpa Memberi Bantuan Napasilustrasi ambulance (unsplash.com/Mat Napo)

Menurut American Heart Association (AHA), peluang hidup dapat meningkat 2 sampai 3 kali lipat apabila penderita henti jantung segera diberikan bantuan CPR. Tujuan CPR adalah untuk menjaga aliran darah tetap aktif, sehingga meningkatkan peluang keberhasilan resusitasi hingga tenaga medis tiba di lokasi.

Pemberian CPR sangat dibutuhkan seseorang yang sedang mengalami henti jantung. Selain itu, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan juga menjelaskan bahwa CPR bukanlah tindakan yang berbahaya. Justru, akan jauh berbahaya apabila orang di sekitarnya tidak memberikan tindakan pertolongan CPR pada penderita henti jantung. 

4. Alasan masyarakat ragu melakukan CPR

Mengenal Hands-Only CPR, CPR Tanpa Memberi Bantuan Napasilustrasi CPR (unsplash.com/Martin Splitt)

Healthline menyebutkan bahwa kurang dari 50 persen orang yang mengalami henti jantung yang mendapatkan CPR di luar rumah sakit. Penelitian menunjukkan bahwa masyarakat ragu memberikan CPR karena kurangnya pelatihan, khawatir melakukan kesalahan meskipun sudah mendapat pelatihan, dan bahkan konsekuensi hukum yang berkaitan dengan penyelamatan nyawa. Banyak pula yang ragu melakukan CPR karena takut tertular penyakit.

Namun, terdapat metode Hands-Only CPR yang dapat mengurangi keraguan bagi masyarakat yang khawatir tertular penyakit. Selain itu, metode Hands-Only CPR disebut lebih sederhana daripada metode CPR dengan bantuan napas.

Meskipun begitu, tindakan CPR dengan bantuan napas tetap disarankan, terlebih bagi penyedia layanan kesehatan dan orang yang terlatih. Mengutip Verywell Health, metode Hands-Only CPR merupakan bentuk yang disederhanakan untuk memberi rasa percaya diri bagi orang-orang yang perlu melakukan tindakan CPR.

5. Mengenal Hands-Only CPR

https://www.youtube.com/embed/5tx_8LHgxVw

Umumnya, banyak yang mengetahui bahwa tindakan CPR dilakukan dengan menekan pada bagian tengah dada disertai memberikan bantuan napas. Selain itu, terdapat metode CPR lain yang dikenalkan AHA, yaitu metode CPR tanpa bantuan napas yang dapat dilakukan oleh masyarakat umum di lokasi. Metode CPR tersebut dikenal dengan compression-only CPR atau Hands-Only CPR.

Sesuai namanya, CPR tersebut hanya dilakukan dengan kompresi saja atau tangan tanpa memberi bantuan napas. Metode ini direkomendasikan oleh AHA bagi mereka yang melihat remaja atau orang dewasa yang tiba-tiba pingsan karena henti jantung di luar lingkungan rumah sakit, misalnya di rumah atau kantor.

Sebelum melakukan CPR, terlebih dahulu menghubungi nomor darurat. Selanjutnya, dorong dengan keras dan cepat bagian tengah dada sebanyak 100 sampai 120 tekanan per menit dan kedalaman 5 sentimeter (cm). Untuk meningkatkan keterampilan terkait CPR, kamu dapat mengikuti pelatihan CPR. 

CPR merupakan pertolongan pertama bagi seseorang yang mengalami henti jantung. Selain dengan bantuan napas, juga terdapat jenis CPR tanpa memberi bantuan napas yang dikenal dengan sebutan Hands-Only CPR. Metode ini lebih sederhana karena tanpa memberi bantuan napas sehingga lebih mudah dipelajari oleh masyarakat umum. 

Baca Juga: Cara Resusitasi Jantung Paru atau CPR yang Benar, Wajib Tahu!

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya