Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Efek Samping dan Bahaya Penyalahgunaan Ketamin

ilustrasi penyalahgunaan obat (pexels.com/MART PRODUCTION)
Intinya sih...
  • BPOM mengungkap penyimpangan peredaran ketamin di Indonesia sepanjang tahun 2024.
  • Temuan BPOM menunjukkan pelanggaran serius, seperti distribusi tanpa dokumen resmi, pencatatan stok yang tidak tertib, hingga kolusi antara apotek dan industri farmasi. Sebanyak 23 fasilitas telah mendapat sanksi berat.
  • Ketamin sering digunakan sebagai obat rekreasional dalam bentuk tablet, kapsul, atau bubuk putih. Penggunaannya dapat menimbulkan efek negatif jangka pendek dan jangka panjang terhadap kesehatan. 

BPOM mengungkap penyimpangan peredaran ketamin di fasilitas distribusi dan pelayanan kefarmasian di Indonesia sepanjang tahun 2024. Ketamin, obat keras yang penggunaannya harus berdasarkan resep dokter, banyak disalahgunakan untuk tujuan rekreasional. Penyalahgunaan ini memicu intensifikasi pengawasan oleh BPOM, yang menemukan berbagai pelanggaran di tujuh provinsi, dengan Lampung mencatat jumlah tertinggi (5.840 vial).

Peredaran ketamin meningkat drastis, terutama di apotek. Pada 2024, jumlah vial yang didistribusikan mencapai 440 ribu, naik 87 persen dari 2023. Temuan BPOM menunjukkan pelanggaran serius, seperti distribusi tanpa dokumen resmi, pencatatan stok yang tidak tertib, hingga kolusi antara apotek dan industri farmasi. Sebanyak 23 fasilitas telah mendapat sanksi berat.

Ketamin, anestesi yang sering disalahgunakan karena efek euforia, juga berisiko menyebabkan halusinasi, gangguan kognitif, kerusakan organ, dan gangguan mental jangka panjang. BPOM berkomitmen memperketat pengawasan, memasukkan ketamin dalam daftar obat rawan penyalahgunaan, dan menindak tegas pelanggaran regulasi. Masyarakat diminta melaporkan pelanggaran dan tidak menyalahgunakan ketamin.

Berikut ini dipaparkan risiko efek samping dan bahaya dari penyalahgunaan ketamin. 

Sekilas tentang penyalahgunaan ketamin

Ketamin telah lama dikenal sebagai obat bius yang murah dan bermanfaat. Terutama karena sifat disosiatifnya, penyalahgunaan obat ini meluas pada tahun 1990-an.

Ketamin adalah obat bius yang digunakan dalam pembedahan untuk manusia dan hewan, disetujui untuk penggunaan medis jika terkontrol. Namun, obat ini sering disalahgunakan untuk rekreasi karena efek halusinogennya, yang menciptakan pengalaman seperti mimpi atau keluar dari tubuh. Dikenal sebagai "club drug", ketamin populer di lingkungan pesta karena efeknya yang berlangsung singkat.

Meskipun dapat mengobati depresi dan nyeri off-label (obat di luar indikasi yang tertera dalam label dan belum atau di luar persetujuan oleh badan atau lembaga yang berwenang), penyalahgunaannya menimbulkan risiko kesehatan yang serius, termasuk kecanduan dan kerusakan jangka panjang.

Ketamin tersedia dalam bentuk bubuk, cairan, atau tablet dan sering disebut "special K", "Ket", atau "super acid". Penyalahgunaan dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya dan konsekuensi yang parah.

Cara kerja ketamin dan efeknya

ilustrasi pil berwarna putih (pexels.com/Anna Shvets)

Ketamin sering digunakan sebagai obat rekreasional dalam bentuk tablet, kapsul, atau bubuk putih, yang biasanya dihirup atau diminum. Obat ini juga tersedia dalam bentuk cairan untuk injeksi.

Setelah digunakan, ketamin dengan cepat mencapai otak, dengan efek yang bertahan hingga 1,5 jam saat dihirup. Saat digunakan secara oral, efeknya berlangsung lebih lama karena hati memproses obat terlebih dahulu (efek first-pass: hati memetabolisme obat sebelum masuk ke sirkulasi). Dosis rekreasional yang umum adalah 100–200 mg.

Ketamin bekerja terutama dengan menghalangi reseptor NMDA (N-metil-D-aspartat) di otak, yang mengganggu komunikasi normal antara sel-sel otak. Hal ini menyebabkan keadaan terdisosiasi seperti mimpi.

Obat ini juga memengaruhi zat kimia stres tubuh, yang menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.

Efek ketamin

  • Dosis rendah: Halusinasi, hilangnya rasa waktu dan ruang, perasaan terpisah dari tubuh, dan kesulitan bergerak.
  • Dosis tinggi: Keterpisahan ekstrem dari kenyataan, yang dikenal sebagai "K-hole".
  • Efek lainnya: Masalah memori, kesulitan berpikir jernih, dan gangguan koordinasi.

Efek ketamin pada otak dan tubuh dapat membuatnya berbahaya jika disalahgunakan.

Penggunaan ketamin untuk pengobatan medis

Sebagai gambaran, turunan ketamin, esketamin, disetujui BPOM Amerika Serikat (FDA) untuk pengobatan depresi yang resistan terhadap obat pada orang dewasa.

Meskipun ketamin sendiri tidak disetujui FDA untuk gangguan kesehatan mental apa pun, tetapi banyak klinik di AS menawarkannya secara off-label untuk depresi, kecemasan, dan kondisi lainnya. Ketamin dapat ditawarkan dalam bentuk oral, semprotan hidung, atau melalui suntikan intravena atau intramuskular, terkadang dikombinasikan dengan terapi bicara.

Ketamin juga makin umum diresepkan sebagai alternatif opioid untuk nyeri.

Risiko bahaya penggunaan ketamin

ilustrasi obat suntik (pexels.com/Artem Podrex)

Penggunaan ketamin dapat menimbulkan efek negatif jangka pendek dan jangka panjang terhadap kesehatan. Efek ini bergantung pada jumlah yang dikonsumsi, apakah dicampur dengan obat lain, dan seberapa sering atau berapa lama penggunaannya.

Efek jangka pendek

Penggunaan ketamin dapat menyebabkan:

  • Sakit kepala, pusing, atau kantuk.
  • Merasa aneh atau "tidak sadar".
  • Kesulitan berbicara atau mati rasa.
  • Penglihatan kabur atau mual.
  • Perubahan denyut jantung dan tekanan darah.

Dalam kasus yang serius, ketamin dapat memperlambat pernapasan hingga ke tingkat yang berbahaya (depresi pernapasan). Sebuah penelitian menemukan laporan masalah terkait ketamin meningkat sebesar 81 persen dari tahun 2019–2021, terutama bila dikombinasikan dengan obat lain seperti opioid atau GHB (gamma-hidroksibutirat), yang dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.

Efek jangka panjang

Penggunaan ketamin yang sering atau berlebihan dapat menyebabkan:

  • Masalah memori, depresi, atau kecemasan.
  • Psikosis (kehilangan kontak dengan realitas), dengan delusi yang berlangsung hingga satu bulan setelah menghentikan penggunaan.
  • Nyeri perut ("K-cramp")
  • Masalah saluran kemih, seperti gejala infeksi saluran kemih (uropati akibat ketamin)

Meskipun beberapa kondisi ini dapat diobati, tetapi penggunaan ketamin jangka panjang menimbulkan risiko serius dan tidak boleh dianggap enteng.

Efek penyalahgunaan ketamin mulai terasa rata-rata dalam 20–30 menit dan biasanya berlangsung antara 30–60 menit. Inilah salah satu alasan mengapa obat ini sangat populer: obat-obatan lain seperti LSD bertahan lebih lama, dan efeknya baru terasa setelah jangka waktu yang lebih lama.

Risiko kecanduan

Penelitian menunjukkan bahwa ketamin dapat memengaruhi otak dengan cara yang mirip dengan obat adiktif lainnya. Orang yang menggunakan ketamin secara teratur sering kali menunjukkan tanda-tanda kecanduan, seperti:

  • Terus menggunakannya meskipun mereka tahu obat itu menyebabkan masalah.
  • Menggunakannya dalam situasi yang tidak aman.
  • Menggunakan ketamin lebih banyak dari yang direncanakan.
  • Menghabiskan terlalu banyak waktu dan upaya untuk mendapatkan atau menggunakan ketamin.
  • Membangun toleransi, yang berarti mereka membutuhkan jumlah yang lebih besar untuk merasakan efek yang sama.

Meskipun ketamin menunjukkan tanda-tanda adiktif, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami seberapa kuat potensi kecanduannya.

Gejala overdosis ketamin

ilustrasi overdosis (IDN Times/Mardya Shakti)

Overdosis dapat terjadi akibat penggunaan ketamin. Gejala overdosis ketamin dapat meliputi:

  • Perubahan denyut jantung dan tekanan darah.
  • Depresi pernapasan (pernapasan melambat atau dangkal).
  • Henti napas sementara.
  • Kejang.

Overdosis ketamin merupakan keadaan darurat medis. Segera hubungi pertolongan medis darurat 119 jika kamu menduga seseorang mengalami overdosis ketamin.

Referensi

"Kepala BPOM Taruna Ikrar Ungkap Penyimpangan Peredaran Ketamin di Fasilitas Distribusi dan Pelayanan Kefarmasian". Badan POM RI. Diakses Desember 2024.
Beerten, Simon Gabriël, Catharina Matheï, and Bert Aertgeerts. “Ketamine misuse: an update for primary care.” British Journal of General Practice 73, no. 727 (January 26, 2023): 87–89.
National Institute on Drug Abuse. “Ketamine | National Institute on Drug Abuse,” October 10, 2024.
Geoffrion, Lauren, MD. “Ketamine Abuse: Addiction, Effects, and Treatment.” American Addiction Centers, October 18, 2024.
"Dangers and Side Effects of Ketamine Abuse". Empowered Recovery Center. Diakses Desember 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us