Pneumonitis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Penyebab umumnya adalah iritan udara

Pneumonitis adalah istilah umum yang mengacu pada peradangan jaringan paru-paru. Secara teknis, pneumonia adalah jenis pneumonitis karena infeksinya menyebabkan peradangan. Akan tetapi, pneumonitis biasanya digunakan oleh dokter untuk merujuk pada penyebab peradangan paru-paru yang tidak menular.

Penyebab umum pneumonitis termasuk iritan udara dalam pekerjaan atau dari hobi. Selain itu, beberapa jenis perawatan kanker dan puluhan obat dapat menyebabkan pneumonitis.

Kesulitan bernapas, sering disertai batuk kering, adalah gejala pneumonitis yang paling umum. Tes khusus diperlukan untuk membuat diagnosis. Perawatan berfokus pada menghindari iritasi dan mengurangi peradangan.

1. Penyebab dan faktor risiko

Pneumonitis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pneumonitis (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Pneumonitis terjadi ketika zat yang mengiritasi menyebabkan kantung udara kecil (alveoli) di paru-paru meradang. Peradangan ini membuat oksigen sulit melewati alveoli ke dalam aliran darah.

Banyak iritan, mulai dari jamur di udara hingga obat kemoterapi, telah dikaitkan dengan pneumonitis. Akan tetapi, bagi kebanyakan orang, zat spesifik yang menyebabkan peradangan tidak pernah diidentifikasi, seperti dilansir Mayo Clinic.

Penyebab pneumonitis bisa termasuk:

  • Obat-obatan: Berbagai obat dapat menyebabkan pneumonitis, termasuk beberapa antibiotik, beberapa jenis obat kemoterapi, dan obat-obatan yang menjaga detak jantung tetap teratur. Overdosis aspirin dapat menyebabkan pneumonitis.
  • Jamur dan bakteri: Paparan berulang terhadap beberapa jamur dan bakteri dapat menyebabkan paru-paru meradang. Varietas spesifik pneumonitis terkait jamur telah mendapat julukan, seperti "paru-paru petani" atau "paru-paru bak mandi air panas."
  • Burung: Paparan bulu atau kotoran burung adalah penyebab umum pneumonitis.
  • Perawatan radiasi: Beberapa orang yang menjalani terapi radiasi ke dada, seperti untuk kanker payudara atau paru-paru, dapat mengalami pneumonitis. Pneumonitis juga dapat terjadi setelah terapi radiasi seluruh tubuh, yang diperlukan untuk persiapan transplantasi sumsum tulang.

Faktor risiko

Menambahkan dari Healthline, seseorang berisiko lebih tinggi mengembangkan pneumonitis jika bekerja di industri yang membuat mereka terpapar debu yang mengandung zat iritan.

Misalnya, petani sering terpapar biji-bijian, jerami, atau tumpukan jerami yang mengandung jamur (mold). Ketika pneumonitis memengaruhi petani, kadang-kadang disebut paru-paru petani.

Risiko lainnya adalah paparan jamur yang dapat tumbuh di bak mandi air panas, pelembap udara, AC, dan sistem pemanas. Ini disebut paru-paru bak mandi air panas atau paru-paru humidifier.

Orang-orang dengan profesi berikut juga berisiko terkena pneumonitis:

  • Bekerja dengan burung dan unggas.
  • Pekerja veteriner.
  • Peternak hewan.
  • Pengolah biji-bijian dan tepung.
  • Bekerja di pabrik kayu.
  • Tukang kayu.
  • Pembuat wine.
  • Produsen plastik.
  • Elektronik.

Bahkan jika kamu tidak bekerja di salah satu industri ini, kamu tetap dapat terpapar jamur dan zat pemicu lainnya di lingkungan rumah. Akan tetapi, terpapar salah satu zat ini tidak berarti kamu pasti mengembangkan pneumonitis. Kebanyakan orang yang terpapar tidak pernah mendapatkan kondisi ini.

Gen memainkan peran penting dalam memicu reaksi. Orang dengan riwayat keluarga pneumonitis lebih mungkin untuk mengembangkan kondisi ini.

Pneumonitis bisa terjadi pada usia berapa pun, termasuk masa kanak-kanak. Namun, kondisi ini memang paling sering didiagnosis pada usia 50 hingga 55 tahun.

Perawatan kanker juga dapat meningkatkan risiko terkena pneumonitis. Orang yang menggunakan obat kemoterapi tertentu atau yang mendapatkan radiasi ke dada berada pada risiko yang lebih besar.

2. Gejala

Pneumonitis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pneumonitis (pexels.com/Gustavo Fring)

Gejala pertama umumnya akan muncul dalam waktu 4–6 jam sesudah seseorang menghirup zat yang bisa mengiritasi. Ini disebut pneumonitis akut. Seseorang kemungkinan merasa seperti terkena flu atau penyakit pernapasan lainnya, dengan gejala seperti:

  • Demam. 
  • Panas dingin. 
  • Nyeri otot atau sendi. 
  • Sakit kepala. 

Jika seseorang tidak lagi terpapar iritan, maka gejala biasanya akan hilang dalam beberapa hari. Namun, jika paparan terus terjadi, maka seseorang bisa mengembangkan pneumonitis kronis, yang merupakan kondisi jangka panjang. Sekitar 5 persen orang dengan pneumonitis akan mengembangkan bentuk kronis.

Gejala pneumonitis kronis dapat meliputi:

  • Batuk kering.
  • Kelelahan. 
  • Sesak di dada.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja. 

3. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

Pneumonitis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi paru-paru (unsplash.com/averey)

Pneumonitis yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang tidak dapat dibalikkan (ireversibel).

Pada paru-paru normal, kantung udara meregang dan relaks dengan setiap napas. Peradangan kronis pada jaringan tipis yang melapisi setiap kantung udara menyebabkan jaringan parut dan membuat kantung kurang fleksibel. Mereka menjadi kaku seperti spons kering. Ini disebut fibrosis paru.

Pada kasus yang parah, fibrosis paru dapat menyebabkan gagal jantung kanan, gagal napas, dan bahkan kematian.

Baca Juga: Fakta Legionella, Penyebab Pneumonia Misterius di Argentina

4. Diagnosis

Pneumonitis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/pressfoto)

Pneumonitis menyebabkan gejala punya kemiripan dengan banyak kondisi paru-paru lainnya. Oleh sebab itu, mungkin dibutuhkan beberapa tes sebelum dokter menegakkan diagnosis. Ini karena dokter perlu mengesampingkan kemungkinan lain terlebih dahulu.

Dokter akan mencoba menentukan apakah pasien telah terpapar dengan salah satu zat yang bisa menyebabkan pneumonitis dengan pemeriksaan fisik dan riwayat medis pasien. Selain itu, dokter juga dapat memesan beberapa tes, termasuk:

  • Tes darah untuk mengevaluasi kadar sel darah putih di dalam tubuh. 
  • CT scan atau sinar-X untuk menguji cairan atau peradangan di paru-paru. 
  • Spirometri untuk melihat seberapa baik paru-paru bisa bernapas masuk dan keluar. 
  • Oksimetri untuk menguji seberapa banyak oksigen dalam aliran darah. 
  • Lavage bronchoalveolar, yang mana cairan dikumpulkan dari paru-paru dan diuji untuk sel darah putih. 
  • Biopsi paru-paru untuk memeriksa jaringan di paru-paru untuk setiap perubahan yang mengindikasikan pneumonitis. 

Untuk memeriksa paru-paru dan mengumpulkan sampel jaringan atau cairan, dokter kemungkinan menggunakan alat yang disebut dengan bronkoskopi. Tabung tipis dan fleksibel ini dimasukkan ke tenggorokan menuju paru-paru. Tabung ini dilengkapi kamera dan senter yang memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam paru-paru.

5. Pengobatan

Pneumonitis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Cara terbaik untuk meredakan gejala pneumonitis adalah dengan menghindari zat pemicunya. Jika ingin mengatasi jamur atau bulu burung, maka kemungkinan perlu berganti pekerjaan atau menggunakan masker ketika bekerja.

Perawatan berikut bisa meredakan gejala pneumonitis, tetapi tidak bisa menyembuhkan penyakit ini:

  • Kortikosteroid: Prednison dan obat steroid lainnya menurunkan peradangan di paru-paru. Efek samping dari obat jenis ini yaitu meliputi penambahan berat badan, dan peningkatan risiko infeksi, katarak, dan tulang yang melemah (osteoporosis).
  • Terapi oksigen: Jika pasien sangat sesak napas, maka bisa menghirup oksigen melalui masker.
  • Bronkodilator: Obat-obatan ini mengendurkan saluran udara untuk membantu pasien bernapas lebih mudah.

Jika paru-paru pasien rusak parah sehingga tidak bisa bernapas dengan baik bahkan dengan pengobatan, maka kemungkinan ia perlu menjalani transplantasi paru-paru.

6. Pencegahan

Pneumonitis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi memakai masker (pexels.com/Anna Shvets)

Tidak seperti pneumonia yang punya beberapa vaksin untuk pencegahan, pneumonitis sebagian besar dicegah dengan menghindari iritan yang bisa menyebabkan kondisi tersebut. Pemeriksaan rutin pada unit pemanas, AC, dan menjaga agar ventilasi bersih dan berfungsi dengan baik bisa membantu mencegah iritan di udara dan menyebabkan pneumonitis.

Waspadalah terhadap alergi apa pun yang mungkin dimiliki, dan kemungkinan alergen yang bisa ditemukan di daerah yang sering dikunjungi. Setiap area di mana alergen bisa ditemukan harus dihindari atau dikunjungi dengan hati-hati.

Pneumonitis dapat menyebabkan komplikasi parah jika tidak diobati. Jadi jika mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kondisi ini dan menyadarinya makin, segera temui dokter. 

Kabar baiknya, kamu dapat mencegah pneumonitis jika sudah mengetahui zat apa saja yang dapat memunculkan reaksi alergi.

Baca Juga: Pneumonia saat Hamil: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya