Oligodendroglioma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Sekitar 4 persen tumor otak adalah oligodendroglioma

Oligodendroglioma adalah jenis tumor langka yang bisa terjadi di otak atau sumsum tulang belakang, tetapi memang paling sering muncul di otak. Ini merupakan jenis glioma, yang merupakan tumor primer yang berasal dari otak.

Tumor ini terbentuk dari oligodendrosit, sel di otak dan sumsum tulang belakang yang menghasilkan zat yang melindungi sel saraf. Penyakit langka ini dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering menyerang orang dewasa. Ketahui selengkapnya mengenai oligodedroglioma lewat informasi berikut.

1. Tingkatan atau jenis oligodendroglioma

Oligodendroglioma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi mengidentifikasi oligodendroglioma (emedicinehealth.com)

Oligodendroglioma dapat dikelompokkan ke dalam dua tingkatan berdasarkan karakteristiknya. Menurut keterangan dari National Cancer Institute (NCI), tingkatan tersebut adalah:

  • Oligodendroglioma tingkat II: merupakan tumor tingkat rendah yang tumbuh perlahan dan menyerang jaringan normal di sekitarnya. Pada kebanyakan kasus, tumor ini dapat terbentuk selama bertahun-tahun dan sering luput dari diagnosis karena tidak adanya gejala yang berkembang atau muncul.

  • Oligodendroglioma derajat III: merupakan tumor tingkat tinggi dan jenis ini disebut juga sebagai oligodendrioglioma anaplastik. Tingkatan ini merupakan oligodendroglioma yang bersifat ganas dan dapat tumbuh dengan cepat.

2. Tempat oligodendroglioma biasa berkembang dan penyebabnya

Oligodendroglioma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi oligodendroglioma di otak (braintumour.ca)

Tumor ini biasanya terbentuk di materi putih dan lapisan luar otak, yang disebut korteks. Meski begitu, tumor ini sebenarnya dapat berkembang di mana saja pada bagian sistem saraf pusat. Dinamakan oligodendroglioma karena sel tumornya menyerupai oligodendrosit, sejenis sel otak yang menopang dan menyekat serabut saraf di sistem saraf pusat.

Mengutip NCI, kanker merupakan penyakit genetik yang disebabkan oleh perubahan tertentu pada gen yang mengontrol cara sel berfungsi. Untuk oligodendroglioma sendiri, sebagian kasus tidak diketahui penyebabnya. Namun, diperkirakan bahwa paparan radiasi dan perubahan gen tertentu yang dapat diturunkan melalui keluarga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkannya.

3. Gejala oligodendroglioma dapat bervariasi berdasarkan ukuran dan letak tumor

Oligodendroglioma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sakit kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Penyakit langka ini bisa memunculkan berbagai gejala, dan gejala yang dirasakan tiap penderitanya bisa berbeda-beda, tergantung ukuran dan letak tumor tumbuh. Gejalanya bisa mirip stroke, sehingga oligodendroglioma bisa keliru didiagnosis sebagai stroke.

Seperti dijelaskan di laman Healthline, ketika tumor terletak di lobus frontal, biasanya gejala yang muncul dapat berupa:

  • Sakit kepala
  • Kejang
  • Hilang ingatan
  • Kehilangan penglihatan
  • Kelumpuhan
  • Perubahan perilaku dan kepribadian

Selanjutnya, apabila tumor tumbuh di lobus parietal, gejalanya bisa meliputi:

  • Ketidakmampuan untuk mengenali objek dengan menyentuhnya
  • Perubahan pada kemampuan indra peraba
  • Kesulitan mengenali dan menafsirkan sensasi
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Kesulitan membaca, menulis, dan menghitung
  • Masalah dengan koordinasi dan keseimbangan

Sementara itu, jika tumor terletak di lobus temporal, gejalanya bisa mencakup:

  • Hilang ingatan
  • Halusinasi
  • Kejang
  • Kehilangan pendengaran
  • Ketidakmampuan untuk memahami bahasa dan musik

4. Diagnosis oligodendroglioma

Oligodendroglioma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi diagnosis oligodendroglioma (braintumourresearch.org)

Beberapa tes perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis oligodedroglioma. Dilansir Mayo Clinic, beberapa tes dan prosedur yang dibutuhkan bisa meliputi:

  • Pemeriksaan neurologis: dokter dapat melakukan pemeriksaan neurologis dan menanyakan gejala pasien. Selanjutnya, dokter juga mungkin memeriksa penglihatan, pendengaran, keseimbangan, koordinasi, kekuatan, dan refleks pasien untuk mengidentifikasi bagian otak mana yang terdampak.

  • Tes pencitraan: pemindaian MRI dapat membantu dokter menentukan lokasi dan ukuran tumor otak. Selain, pemindaian CT, dan tes pencitraan PET juga bisa dilakukan.

  • Mengambil sampel jaringan untuk pengujian (biopsi): ini dapat dilakukan sebelum atau selama operasi untuk menghilangkan oligodendroglioma. Biopsi dapat dilakukan menggunakan jarum, kemudian sampel jaringan yang diambil akan dianalisis di laboratorium untuk diidentifikasi jenis sel dan tingkat agresivitasnya.

Baca Juga: Fakta Katup Aorta Bikuspid, Kelainan Jantung Bawaan Paling Umum

5. Pengobatan oligodendroglioma

Oligodendroglioma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi obat-obatan kemoterapi (unsplash.com/National Cancer Institute)

Beberapa pilihan pengobatan untuk oligodendroglioma dapat berupa:

  • Pembedahan untuk mengangkat tumor: pembedahan sangat umum dilakukan untuk mengangkat oligodendroglioma sebanyak mungkin tanpa memengaruhi jaringan otak yang sehat. Operasi otak sadar merupakan teknik bedah yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa jaringan otak yang sensitif dan penting tidak rusak selama operasi. Bila tumor masih tersisa atau bila ada peningkatan risiko tumor untuk kambuh setelah operasi, perawatan tambahan mungkin akan direkomendasikan.

  • Kemoterapi: perawatan ini umum dilakukan untuk membunuh sel kanker. Obat kemoterapi dapat diminum dalam bentuk pil atau disalurkan melalui pembuluh darah di lengan. Kemoterapi biasa dikombinasikan dengan terapi radiasi untuk mengobati kanker yang agresif. Kemoterapi juga sering dilakukan setelah operasi untuk menghilangkan sel kanker yang tersisa. Bagi orang yang tidak dapat menjalani operasi, terapi radiasi dan kemoterapi bisa dijadikan pengobatan utama.

  • Terapi radiasi: terapi radiasi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Terapi ini biasanya menggunakan sinar-X atau juga proton. Terapi radiasi bisa direkomendasikan untuk dilakukan pascaoperasi dan dapat dikombinasikan dengan kemoterapi.

  • Uji klinis: ini memberikan pasien kesempatan untuk memilih opsi perawatan terbaru. Akan tetapi, risiko efek sampingnya bisa tidak diketahui. Sangat penting untuk berkonsultasi matang-matang dengan dokter bila pasien ingin berpartisipasi dalam uji klinis serta untuk menentukan apakah pasien memenuhi syarat untuk uji klinis.

  • Perawatan suportif (paliatif): ini merupakan perawatan medis yang berfokus pada pemberian bantuan dari rasa sakit dan gejala penyakit serius lainnya. Perawatan ini dapat dilakukan saat menjalani perawatan agresif lain seperti pembedahan, kemoterapi, atau terapi radiasi.

6. Komplikasi yang terkait dengan oligodendroglioma

Oligodendroglioma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pendengaran yang terganggu (freepik.com/karlyukav)

Pasien oligodendroglioma dapat mengalami komplikasi, terutama ketika tumor yang tumbuh menekan saraf serta jaringan di sekitarnya. Mengutip Cleveland Clinic, beberapa komplikasi tersebut mungkin termasuk:

  • Masalah koordinasi dan keseimbangan
  • Kesulitan berbicara
  • Masalah pendengaran, penglihatan, dan penciuman
  • Mual dan muntah
  • Kelemahan atau masalah gerakan di lengan, kaki, atau di satu sisi tubuh

7. Prevalensi oligodendroglioma

Oligodendroglioma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi tumor otak (freepik.com/kjpargeter)

Menurut keterangan dari American Brain Tumor Association, sekitar 4 persen dari tumor otak merupakan oligodendroglioma, dan sekitar 10 sampai 15 persen dari glioma adalah oligodendroglioma.

Walaupun bisa menyerang berbagai usia, tetapi kasus yang ditemukan pada bayi dan anak-anak cukup jarang, yakni hanya sekitar 6 persen dari total kasus oligodendroglioma.

Kebanyakan kasus tumor langka ini dialami orang dewasa, dengan rentang usia sekitar 50 hingga 60 tahun. Selain itu, penyakit ini juga lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibanding perempuan.

8. Faktor risiko oligodendroglioma

Oligodendroglioma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi orang berusia lebih dari 45 tahun (unsplash.com/Ravi Patel)

Terdapat faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami oligodendroglioma, yang meliputi:

  • Berusia lebih dari 45 tahun
  • Dilahirkan dengan mutasi genetik yang menyebabkan adanya kromosom yang hilang
  • Memiliki anggota keluarga dengan riwayat glioma
  • Pernah terpapar radiasi sinar-X atau pengobatan kanker lain dalam jangka waktu lama

9. Harapan hidup dan tingkat kelangsungan hidup oligodendroglioma

Oligodendroglioma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi rawat inap rumah sakit (freepik.com/lifeforstock)

Pasien oligodendroglioma umumnya memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi bila dibanding kebanyakan tumor otak lainnya, mengutip Healthline. Ini mungkin berkat banyaknya pilihan pengobatan yang tersedia, serta karena tumor ini biasanya merespons baik pengobatan. 

Walau demikian, penyakit ini tidak dapat dihilangkan sepenuhnya. Namun, memperpanjang harapan hidup pasien oligodendroglioma adalah hal yang sangat mungkin.

Harapan hidup pasien juga dapat tergantung pada tingkatan atau jenis tumor, ukuran tumor, serta seberapa cepat penyakit ini didiagnosis.

Bila melihat statistik umumnya, pasien oligodendroglioma tingkat II mungkin bisa hidup selama 12 tahun setelah diagnosis. Sementara pada oligodendroglioma tingkat III yang lebih ganas dan parah, harapan hidup rata-ratanya adalah sekitar 3,5 tahun setelah diagnosis.

Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa kondisi setiap pasien berbeda-beda dan statistik harapan hidup tersebut tidak memperhatikan faktor individu, seperti kesehatan pasien secara keseluruhan dan kualitas perawatan yang diterima pasien.

Sama seperti kanker dan tumor pada umumnya, oligodendroglioma tidak dapat dicegah. Namun, risikonya bisa diminimalkan dengan membatasi atau menghindari paparan radiasi serta sinar-X berlebihan.

Banyak kasus dari oligodendroglioma yang berakhir dengan keberhasilan pengobatan, meski kadang perlu beberapa kali operasi dan perawatan. Sebagian penyintas bisa hidup bebas gejala setelah perawatan, sementara beberapa lainnya perlu melanjutkan perawatan seumur hidup untuk mencegah penyebaran tumor. Yang pasti, bila pernah memiliki tumor atau kanker, cek kondisi secara berkala sangat penting guna mencegahnya kembali muncul.

Baca Juga: 8 Fakta Ependymoma, Tumor Langka yang Sering Menyerang Anak-anak

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya