Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unsplash.com/Guilherme Stecanella

Pernah dengar cerita tentang penulis asal Inggris, Agatha Christie, yang menghilang secara misterius dari kediamannya pada Desember tahun 1920-an? Keesokan harinya, mobilnya ditemukan dengan kondisi lampu depan menyala dan barang-barang miliknya ada di sana. Agatha didapati berada di spa kesehatan tempat dia check-in dengan nama berbeda.

Cuplikan cerita di atas dalam dunia medis dikenal dengan sebutan fugue disosiatif (dissociative fugue). Seseorang dengan kondisi tersebut tidak dapat mengingat pengalaman masa lalunya, atau bahkan identitasnya.

Jenis ingatan yang hilang sering disebut dengan ingatan otobiografi. Kondisi ini diyakini menjadi sarana bagi pengidap fugue disosiatif untuk keluar dari situasi stres yang ekstrem. 

Simak ulasan berikut untuk memahami lebih jelas bahasan mengenai fugue disosiatif. 

1. Apa itu fugue disosiatif?

unsplash.com/Luiza Sayfullina

Melansir WebMD, fugue disosiatif, sebelumnya dikenal sebagai fugue psikogenik, adalah salah satu bentuk gangguan disosiatif. Gangguan disosiatif sendiri adalah penyakit mental yang melibatkan masalah atau kerusakan pada ingatan, kesadaran, identitas, atau persepsi.

Seseorang dengan fugue disosiatif untuk sementara waktu dapat kehilangan ingatan akan identitas pribadi dan secara impulsif melakukan aktivitas yang melibatkan bepergian jauh dari rumah atau tempat kerja. Individu terkait sering kebingungan mengenai eksistensi diri mereka sendiri dan tidak menutup kemungkinan akan menciptakan identitas baru.

Secara kasat mata, pengidap fugue disosiatif tidak menunjukkan tanda atau gejala signifikan yang mengarah pada dugaan penyakit tertentu. Jenis amnesia sementara ini bisa berlangsung berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan lebih lama. 

2. Gejala fugue disosiatif

Editorial Team

Tonton lebih seru di