Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hasil Autopsi Matthew Perry Temukan Kandungan Ketamine yang Tinggi

ilustrasi ketamine vial (commons.wikimedia.org/Psychonaught)

Aktor Matthew Perry dinyatakan meninggal dunia karena efek akut ketamine yang membuatnya tenggelam di kolam di rumahnya. Hal ini diketahui berdasarkan laporan autopsi.

Laporan yang dirilis pada hari Jumat (15/12/2023) kemarin oleh Kantor Pemeriksa Medis Los Angeles, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa darah Perry positif mengandung ketamine, suatu zat yang diketahui dapat mengobati depresi dan kecemasan.

“Tingkat ketamine dalam dosis yang tinggi ditemukan dalam spesimen darah postmortem, membuat adanya efek mematikan yang disebabkan oleh stimulasi berlebihan pada kardiovaskular dan depresi pernapasan,” kata laporan tersebut.

Kematian Perry dinyatakan sebagai kecelakaan.

1. Kemungkinan penyebab kematian

Perry disebut menerima ketamine melalui infus yang digunakan untuk membantu mengatasi kecemasan dan depresi. Terapi terakhir mungkin dilakukan satu setengah minggu sebelumnya.

"Sebagai gambaran, pengaruh ketamine hanya beberapa jam. Jadi dia mungkin menerima terapi infus namun tidak ada hubungan dengan penyebab kematiannya," menurut Dr. Sanjay Gupta kepada CNN.

Hasil autopsi memang memiliki bukti adanya ketamine, tetapi sepertinya bukan yang berasal dari terapi infus karena zat tersebut ada di perutnya. Kadar ketamine dalam darahnya sangat tinggi.

Kemungkinan lain adalah Perry meraciknya sendiri. Dokter Gupta mengatakan bahwa dia bisa saja mendapatkannya sebagai terapi, tetapi ada juga kemungkinan penyalahgunaan ketamine.

Ed Boyer, profesor dari Ohio State University Wexner Medical Center juga menyebut ada kemungkinan penyalahgunaan jika melihat dari waktu penggunaan terapi infus. Bahkan penggunaan untuk rekreasional tidak dapat dikesampingkan.

Reaksi penggunaan ketamine terhadap setiap orang bisa berbeda dan hal ini dapat berakibat fatal karena dampaknya terhadap pernapasan.

2. Efek samping ketamine

Ilustrasi cemas (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ketamine juga kerap digunakan di pesta atau klub, atau narkoba jalanan karena kemampuannya yang bisa membuat pemakainya merasa seperti mengalami pengalaman "keluar dari tubuh" dan halusinasi dalam waktu singkat.

Mengutip dari laman United States Drug Enforcement Administration, ketamine dapat menyebabkan efek samping seperti:

  • Agitasi (jengkel, gelisah atau cemas)
  • Depresi
  • Kesulitan kognitif
  • Ketidaksadaran
  • Amnesia
  • Gerakan mata cepat yang tidak disengaja
  • Pupil melebar
  • Air liur
  • Air mata sekresi
  • Kekakuan otot
  • Hallucinogen-persisting perception disorder (HPPD)
  • Gangguan penglihatan

3. Penggunaan ketamine dosis tinggi

Overdosis obat dapat menyebabkan berbagai gejala termasuk amnesia atau kejang, menurut American Addiction Centers. Bisa juga menyebabkan seseorang jatuh pingsan atau mengalami pernapasan lambat yang berbahaya.

Namun, ketamine sendiri jarang menyebabkan overdosis jika itu adalah satu-satunya obat yang dikonsumsi. Kematian lebih mungkin terjadi jika ketamine dicampur dengan alkohol. Hal ini juga dapat dikaitkan dengan cedera yang tidak disengaja atau kematian akibat kecelakaan mobil atau tenggelam, seperti dalam kasus Perry.

Dilansir Drugs.com, dosis tinggi bisa menyebabkan:

  • Kejang atau kelemahan otot
  • Pusing
  • Kesulitan menjaga keseimbangan
  • Gangguan penglihatan
  • Bicara tidak jelas
  • Mual dan muntah
  • Kebingungan parah

Dosis tinggi juga dapat melahirkan kondisi halusinasi visual yang besar, yang diperkuat oleh rangsangan lingkungan. Koma dan ketidaksadaran juga dapat terjadi.

Jika terjadi overdosis ketamine, lakukan ini:

  • Hubungi perawatan darurat medis atau ambulans. Overdosis dapat menyebabkan ketidaksadaran dan memperlambat pernapasan. Tidak ada penawar untuk obat ini.
  • Overdosis ditangani dengan perawatan simtomatik dan suportif di rumah sakit. Di unit gawat darurat, efek samping biasanya hilang dalam 1 hingga 3 jam.
  • Lorazepam dapat digunakan jika diperlukan untuk kejang, eksitasi, atau kekakuan otot.
  • Bantuan pernapasan jarang diperlukan, tetapi oksigen tambahan mungkin diperlukan. Depresi pernapasan mungkin lebih mungkin terjadi jika dikombinasikan dengan obat penenang.
  • Mereka yang menyalahgunakan obat ini harus dirujuk untuk konseling penyalahgunaan obat atau narkoba.

4. Penyalahgunaan ketamine

ilustrasi penyalahgunaan obat (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Penyalahgunaan ketamine dapat dikaitkan dengan masalah jangka pendek dan jangka panjang:

  • Masalah dengan perhatian, pembelajaran, dan ingatan yang mana mereka akan mengalami keadaan seperti mimpi, halusinasi, sedasi, kebingungan, kehilangan ingatan, peningkatan tekanan darah, ketidaksadaran hingga pernapasan melambat.
  • Jangka panjang bisa menyebabkan nyeri pada kandung kemih, masalah ginjal, sakit perut, depresi, dan ingatan buruk.

Bagi pengguna yang menyalahgunakan ketamine dengan dihirup melalui hidung, reaksi merugikannya mungkin tidak terlalu serius, tetapi tetap ada, seperti denyut jantung yang cepat, tekanan darah tinggi, halusinasi, dan gangguan kesadaran saat dibawa ke unit gawat darurat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Misrohatun H
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us