Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kista Pilonidal: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

ilustrasi seseorang pria dengan kista pilonidal (pixabay.com/SplitShire)
ilustrasi seseorang pria dengan kista pilonidal (pixabay.com/SplitShire)
Intinya sih...
  • Kista pilonidal adalah kantong di kulit yang biasanya berisi rambut dan kotoran kulit, kemunculannya hampir selalu berada di dekat tulang ekor di bagian atas bokong.
  • Faktor risiko kista pilonidal termasuk jenis kelamin laki-laki, usia muda hingga 40 tahun, pekerja yang duduk dalam waktu lama, kelebihan berat badan, bulu tubuh tebal, kurang olahraga.
  • Gejala kista pilonidal terinfeksi meliputi kemerahan, bengkak, nyeri, nanah atau darah dari abses, bau tak sedap, demam.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Apakah kamu tidak bisa duduk, berdiri, atau membungkuk tanpa merasakan sakit? Apakah kamu merasakan benjolan di dekat tulang ekor? Jika iya, mungkin kamu memiliki kista pilonidal.

Kista pilonidal adalah kantong di kulit yang biasanya berisi rambut dan kotoran kulit. Kista hampir selalu berada di dekat tulang ekor di bagian atas bokong. Kista biasanya terbentuk ketika rambut menusuk kulit dan kemudian tertanam.

Kista pilonidal paling sering terjadi pada laki-laki dewasa muda dan cenderung muncul berulang. Orang yang sering duduk dalam waktu lama berisiko lebih tinggi mengembangkannya.

1. Penyebab

Kebanyakan dokter berpikir bahwa rambut yang tumbuh ke dalam adalah penyebab kebanyakan kista pilonidal. Pilonidal sendiri berarti "sarang rambut", dan kadang dokter menemukan folikel di dalam kista.

Teori lainnya, kista pilonidal muncul setelah trauma pada bagian tubuh. Selama Perang Dunia II, lebih dari 80.000 tentara terkena kista pilonidal yang membuat mereka harus dirawat di rumah sakit. Orang-orang pada waktu tersebut mengira bahwa itu terjadi karena iritasi akibat mengendarai Jeep yang banyak goncangan, sehingga waktu itu kondisi ini dijuluki "Jeep disease".

Seseorang lebih mungkin untuk mengalami kista pilonidal jika terlahir dengan lesung pipit kecil di kulit di antara bokong. Lesung pipit ini cenderung terinfeksi, meskipun dokter tidak yakin mengapa.

Faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko mengembangkan kista pilonidal termasuk:

  • Jenis kelamin laki-laki. Laki-laki tiga sampai empat kali lebih mungkin didiagnosis dengan kista pilonidal daripada perempuan.
  • Usia antara pubertas dan 40 tahun. Usia rata-rata adalah antara 20 dan 35 tahun.
  • Pekerja yang duduk sepanjang hari, misalnya sopir truk dan pekerja kantoran. 
  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Orang dengan bulu tubuh tebal atau kasar.
  • Kurang olahraga.
  • Keringat berlebihan.
  • Orang yang memakai pakaian ketat. Ini bisa memperburuk kondisi kulit.
  • Riwayat pribadi atau keluarga dengan masalah serupa seperti jerawat, bisul, karbunkel, folikulitis, dan kista sebaceous.
  • Cedera tulang ekor.
  • Aktivitas seperti menunggang kuda atau bersepeda.

2. Gejala

ilustrasi pria berpakaian renang (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria berpakaian renang (freepik.com/freepik)

Kecuali kista terinfeksi, kamu mungkin tidak akan merasakan gejala.

Kalau kista pilonidal terinfeksi dan menjadi abses, ini bisa sangat menyakitkan. Kamu mungkin akan mengalami gejala-gejala ini:

  • Kemerahan atau bengkak.
  • Nyeri.
  • Nanah atau darah yang berasal dari abses.
  • Bau yang tidak sedap.
  • Demam.

Terkadang abses hilang dengan sendirinya, tetapi bisa kembali lagi.

3. Diagnosis

Pertama-tama, dokter akan menanyakan seputar gejala yang dirasakan. Selanjutnya, pemeriksaan fisik akan dilakukan, seperti memeriksa lipatan bokong untuk melihat tanda-tanda kista pilonidal.

Biasanya kista dapat terlihat dengan mata telanjang. Dokter mungkin melihat benjolan yang tampak seperti jerawat atau kista mengeluarkan cairan. Jika demikian, dokter juga mungkin menanyakan beberapa pertanyaan, seperti:

  • Apakah terdapat perubahan tampilan pada kista?
  • Apakah mengeluarkan cairan?
  • Apakah disertai gejala lain?

Dokter juga dapat memesan tes seperti CT atau MRI untuk mencari rongga sinus (lubang kecil) yang mungkin terbentuk di bawah permukaan kulit. Namun, ini sangat jarang.

4. Pengobatan

ilustrasi pemeriksaan dengan dokter (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi pemeriksaan dengan dokter (pexels.com/cottonbro)

Terkadang, kista dapat terbuka dan mengeluarkan cairan dengan sendirinya. Jika cairan tersebut keluar dengan sendirinya, pastikan untuk menjaga area di sekitarnya tetap kering dan bersih.

Pengobatan lainnya bisa dengan:

  • Antibiotik: Dokter mungkin meresepkan antibiotik jika kulit di sekitar kista pilonidal meradang, tetapi antibiotik tidak akan menyembuhkan kista atau menghilangkannya.
  • Terapi laser: Terapi laser tidak akan menyembuhkan kista pilonidal, tetapi dapat menghilangkan rambut untuk mencegahnya tumbuh ke dalam. Ini dapat membantu mencegah kista lebih lanjut berkembang.
  • Mengeluarkan cairan (drainase): Ini adalah metode yang lebih disukai untuk kista pilonidal pertama. Dokter membuat sayatan pada kista dan mengeluarkan cairannya. Dokter membuang semua folikel rambut dan membiarkan luka terbuka, menutup lubang dengan kain kasa. Ini adalah prosedur sederhana yang dilakukan dengan anestesi lokal.
  • Operasi: Jika kista pilonidal kronis atau terus kambuh, kamu mungkin memerlukan operasi. Operasi mungkin juga dibutuhkan jika kista memburuk dan menciptakan lubang di bawah kulit. Beberapa bentuk operasi meliputi:
    • Marsupialisasi. Dalam prosedur ini, dokter membuat sayatan dan menguras kista, membuang nanah dan rambut di dalamnya. Dokter kemudian menjahit tepi sayatan ke tepi luka untuk membuat kantong. 
    • Insisi, drainase, penutupan luka. Dokter menguras kista, tetapi tidak dibiarkan terbuka.

5. Pencegahan

Setelah kista pilonidal dikeringkan, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko mengembangkannya lagi.

Cobalah untuk menghindari duduk dalam waktu lama, yang memberi tekanan pada area di mana kista pilonidal berkembang. Jika pekerjaan mengharuskan kamu duduk hampir sepanjang hari, cobalah menyisihkan beberapa menit setiap jam untuk berdiri dan berjalan cepat.

Membawa beban ekstra juga bisa membuat kamu lebih rentan terkena kista pilonidal. Dokter dapat memberi gagasan tentang apakah berat badan berkontribusi dalam pembentukan kista.

Terakhir, usahakan agar area di antara bokong sebersih dan sekering mungkin. Mengenakan pakaian yang pas dapat membantu mencegah keringat terkumpul di sana. Selain itu, pertimbangkan untuk menghilangkan rambut yang tumbuh di dekat bagian atas bokong.

Meskipun tidak mengancam jiwa, tetapi kista yang menyakitkan dapat mengakibatkan kamu sulit duduk, berdiri, atau berjalan dalam waktu lama, yang dapat mengganggu pekerjaan atau rutinitas seperti mengemudi.

Beberapa orang juga mengalami kondisi kronis—kista kambuh bahkan setelah dioperasi. Tingkat kekambuhannya bervariasi berdasarkan modalitas pengobatan dan faktor khusus pasien.

Beberapa orang memiliki kista pilonidal yang terinfeksi berulang kali dalam jangka waktu lama. Tanpa pengobatan, mereka mungkin berisiko lebih tinggi terkena jenis kanker kulit yang disebut karsinoma sel skuamosa.

Referensi

"Pilonidal Cysts: Symptoms and Treatment." WebMD. Diakses Mei 2025.
"Pilonidal disease." Healthdirect. Diakses Mei 2025.
"Treating Pilonidal Cysts at Home." Healthline. Diakses Mei 2025.
"Pilonidal cyst." Mayo Clinic. Diakses Mei 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us