Alteplase: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis, dan Efek Samping

Obat unuk mengatasi masalah akibat adanya pembekuan darah

Alteplase adalah agen trombolitik yang juga disebut obat penghancur gumpalan. Obat ini biasa digunakan sebagai terapi trombolitik, yakni pengobatan untuk menghancurkan gumpalan berbahaya dalam aliran darah

Pemberian obat ini juga disebut sebagai fibrinolitik, yaitu terapi guna mengatasi masalah akibat adanya pembekuan darah. Alteplase tersedia dalam bentuk cairan injeksi dan hanya boleh diberikan berdasarkan resep dokter. 

1. Manfaat

Termasuk golongan trombolitik atau fibrinolitik, alteplase bekerja dengan mengaktifkan plasminogen jaringan. Obat ini mengubah plasminogen menjadi enzim proteolitik bernama plasmin dan berguna memecah darah. Ini bermanfaat melarutkan bekuan darah yang dapat menyumbat arteri. 

Karena fungsinya, alteplase lazim digunakan untuk pengobatan pasien dengan masalah jantung dan emboli paruObat ini bermanfaat mencegah kematian yang disebabkan oleh infark miokard akut (serangan jantung akut) dan mengurangi bekuan darah di paru-paru. 

Badan Pengawas dan Makanan Amerika Serikat (FDA) juga menyetujui penggunaan alteplase pada stroke iskemik akut dan kateter yang tersumbat. Ini berguna untuk meningkatkan aliran obat-obatan yang disuntikkan melalui kateter atau darah yang dikeluarkan melalui kateter.

2. Peringatan

Alteplase: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis, dan Efek Sampingilustrasi obat suntik (pexels.com/thirdman)

Dilansir Drugs.com, pasien tidak boleh diberikan alteplase apabila memiliki alergi terhadap obat terkait. Beri tahu dokter apabila memiliki riwayat alergi pada obat terkait maupun pernah mengalami gejala efek samping setelah meminum obat apa pun.

Pengobatan menggunakan alteplase meningkatkan risiko pendarahan parah hingga fatal, terlebih akibat adanya sayatan bedah atau pada kulit bekas jarum suntik. Selain itu, pengobatan dengan alteplase tidak boleh dilakukan jika pasien memiliki:

  • Pendarahan aktif di dalam tubuh.
  • Tumor otak atau aneurisme (pelebaran pembuluh darah).
  • Riwayat cedera kepala, operasi pada otak atau sumsum tulang belakang dalam waktu 3 bulan terakhir.
  • Tekanan darah tinggi yang parah dan tidak mendapatkan perawatan.
  • Pendarahan atau gangguan pembekuan darah seperti hemofilia.
  • Pendarahan di dalam otak (berlaku jika menggunakan alteplase untuk mengobati stroke).
  • Riwayat stroke dalam waktu dekat (berlaku jika seseorang menerima alteplase untuk pengobatan emboli paru).

Informasikan kepada dokter sebelum mendapatkan resep alteplase apabila pernah mengalami:

  • Pukulan, baik keras maupun ringan di bagian tubuh mana pun.
  • Pendarahan di otak, perut, usus, atau saluran kemih.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Masalah jantung.
  • Infeksi pada lapisan jantung yang disebut endokarditis bakterial.
  • Cedera serius atau operasi besar.
  • Memar parah atau infeksi di sekitar vena tempat infus ditempatkan.
  • Biopsi organ.
  • Masalah mata yang disebabkan oleh diabetes.
  • Penyakit hati atau ginjal.

Alteplase termasuk pada kategori C untuk ibu hamil. Artinya, terdapat studi hewan yang menunjukkan obat memengaruhi janin. Meski demikian, belum ada penelitian terkontrol lebih lanjut terkait dampaknya pada janin manusia. Dengan begitu, alteplase dapat diberikan secara hati-hati apabila manfaat dinilai lebih besar dari efek sampingnya.

Baca Juga: Adalimumab: Manfaat, Peringatan, Dosis, dan Efek Samping

3. Interaksi

Alteplase: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis, dan Efek Sampingilustrasi interaksi obat (pexels.com/olivia danilevich)

Dilansir Reference Medscape, alteplase dapat berinteraksi dan menimbulkan kontraindikasi dengan defibrotide. Penggunaan keduanya secara bersamaan dapat meningkatkan efektivitas alteplase dan berpotensi lebih memunculkan gejala efek samping

Pemberian obat jenis antikoagulan seperti apixaban, warfarin, atau heparin meningkatkan risiko perdarahan jika diberikan sebelum, selama, atau setelah terapi dengan alteplase. Penggunaan aspirin atau ibuprofen setelah menerima alteplase harus dalam pengawasan dokter. Obat-obatan ini dapat meningkatkan risiko perdarahan.

4. Dosis

Alteplase merupakan jenis obat yang diberikan melalui suntikan intravena atau ke dalam pembuluh darah. Dosis dan lama penggunaan obat akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Tingkat efektivitas pun dapat berbeda pada masing-masing individu.

Dilasir MIMS, berikut ini pembagian dosis alteplase berdasarkan kondisi kesehatan yang sedang dihadapi:

Kondisi: Infark miokard akut

  • Dewasa (berat badan >65 kg): 15 mg bolus awal, kemudian diikuti  50 mg melalui infus selama 30 menit, lalu dilanjutkan 35 mg melalui infus selama 1 jam. Dosis pemberian alteplase yakni 100 mg.
  • Dewasa (berat badan ≤65 kg): 15 mg bolus awal, kemudian diikuti 0,75 mg/kg berat badan melalui infus selama 30 menit, dilanjutkan dengan 0,5 mg/kg berat badan melalui infus dalam waktu 1 jam. Dosis pemberian maksimal 100 mg. 

Kondisi: Emboli paru 

  • Dewasa: 10 mg bolus awal yang diberikan selama 1–2 menit, kemudian diikuti oleh 90 mg melalui infus dalam waktu 2 jam. Dosis maksimal yang diberikan yakni 100 mg.

Kondisi: Stroke iskemik akut

  • Dewasa: 0,9 mg/kg berat badan melalui infus selama 60 menit, diberikan dalam 3–4,5 jam setelah timbulnya gejala. Sekitar 10 persen dari dosis awalnya sebagai bolus selama menit pertama. Pemberian dosis maksimal yakni 90 mg.

5. Efek samping

Alteplase: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis, dan Efek Sampingilustrasi mimisan sebagai efek samping alteplase (unsplash.com/velizar ivanov)

Alteplase dapat menimbulkan reaksi alergi seperti gatal-gatal; sulit bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan. Bila mengalaminya, segera dapatkan bantuan medis untuk mendapatkan perawatan. 

Alteplase meningkatkan risiko pendarahan yang parah hingga fatal. Hubungi dokter atau cari pertolongan medis darurat jika mengalami pendarahan yang tidak berhenti. 

Dilansir Verywell Health, pendarahan dapat terjadi pada lokasi sayatan bedah atau dari kulit bekas jarum dimasukkan. Pasien juga berpotensi mengalami pendarahan di bagian dalam tubuh, seperti di perut atau usus, ginjal atau kandung kemih, otak, juga di dalam otot.

Hubungi dokter atau segera dapatkan bantuan medis darurat jika mengalami pendarahan yang bisa ditandai dengan:

  • Sakit kepala tiba-tiba, merasa sangat lemah atau pusing.
  • Gusi berdarah, mimisan.
  • Mudah memar.
  • Pendarahan dari luka, sayatan, kateter, atau suntikan jarum.
  • Tinja berdarah atau lembek, batuk darah atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi.
  • Urine berubah warna menjadi merah atau merah muda.
  • Periode menstruasi berat atau pendarahan vagina yang tidak normal.
  • Mati rasa atau kelemahan tiba-tiba (terutama di satu sisi tubuh), bicara tidak jelas, masalah dengan penglihatan atau keseimbangan.

Segera konsultasikan kepada dokter jika mengalami:

  • Nyeri dada atau perasaan berat, nyeri menyebar ke rahang atau bahu, mual, berkeringat, tidak enak badan secara umum.
  • Pembengkakan, penambahan berat badan yang cepat, sedikit atau tidak ada buang air kecil.
  • Sakit perut yang parah, mual, dan muntah.
  • Detak jantung sangat lambat, sesak napas, merasa pusing.
  • Sakit punggung parah yang tiba-tiba, kelemahan otot, mati rasa atau kehilangan perasaan di lengan atau kaki.
  • Peningkatan tekanan darah ditandai dengan sakit kepala parah, penglihatan kabur, berdebar-debar di leher atau telinga, cemas, dan mimisan.
  • Pankreatitis, yakni nyeri yang parah di perut bagian atas menyebar ke punggung, mual dan muntah.

Memberi tahu kepada dokter tentang gejala pasca pengobatan alteplase akan membantu mengurangi potensi samping serius. Jadi, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter terkait kondisi yang dialami.

Baca Juga: Acyclovir Tablet: Manfaat, Peringatan, Dosis, dan Efek Samping

Topik:

  • Laili Zain
  • Langgeng Irma Salugiasih
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya