Dalam hal membakar kalori, lari sedikit lebih unggul. Seseorang dengan berat 70,3 kg yang melakukan rowing dengan intensitas sedang selama 30 menit akan membakar sekitar 252 kalori. Jika orang yang sama berlari dengan kecepatan sedang (sekitar 6 menit per kilometer), kalori yang terbakar bisa mencapai 360 kalori.
Saat rowing dengan intensitas tinggi, jumlahnya naik menjadi 369 kalori dalam 30 menit. Namun, berlari dengan tempo lebih cepat—sekitar 5 menit per kilometer—dapat membakar sekitar 450 kalori. Dan, jika kecepatannya ditingkatkan lagi menjadi 3,7 menit per kilometer, angka itu naik hingga 562 kalori. Dari sisi pembakaran kalori, lari memang lebih unggul.
Gerakan berlari yang intens dan berdampak tinggi mendukung kesehatan tulang. Sebuah studi menunjukkan, pelari memiliki kepadatan tulang kaki yang lebih baik dibanding pesepeda, dan kemungkinan besar juga lebih unggul dibanding rowing.
Namun, berbeda halnya dengan kepadatan tulang tubuh bagian atas. Dalam kasus ini, rowing lebih unggul berkat gerakan menarik dengan lengan yang terus-menerus melibatkan otot dan tulang bagian atas tubuh.
Rowing adalah salah satu dari sedikit olahraga yang bisa menyaingi lari dalam hal VO₂ max. Bagi yang belum tahu, VO₂ max dianggap sebagai standar emas untuk mengukur kebugaran aerobik. Angka ini menunjukkan seberapa banyak oksigen yang dapat digunakan tubuh secara efektif saat berolahraga. Makin tinggi angkanya, makin bugar seseorang.
Pelaku rowing umumnya memiliki VO₂ max absolut yang lebih tinggi, sementara pelari cenderung unggul dalam VO₂ max relatif. Alasannya, tubuh pelaku rowing biasanya lebih besar dibanding pelari, dan olahraga mereka menuntut penggunaan lebih banyak kelompok otot sekaligus. Hal inilah yang membuat skor VO₂ max mereka lebih tinggi secara absolut.
Namun, ketika angka VO₂ max disesuaikan dengan berat badan, pelari yang lebih ringan sering kali justru lebih unggul.
Banyak orang menggap lari buruk untuk persendian. Padahal, banyak penelitian justru menunjukkan bahwa lari baik untuk lutut. Namun, sulit untuk mengatakan bahwa lari lebih unggul daripada rowing dalam hal kesehatan sendi.
Rowing dikenal sebagai olahraga low-impact yang tidak memberi tekanan berlebihan pada persendian, sekaligus membantu memperkuat otot-otot di sekitarnya. Kuncinya ada pada teknik. Menggunakan mesin rowing dengan benar sangat penting, karena gerakan rowing cukup kompleks dan akan memberi hasil luar biasa jika form kamu tepat. Jika dilakukan asal-asalan, malah bisa merugikan.
Lari dapat diandalkan untuk membakar kalori dan meningkatkan kebugaran aerobik. Namun, jika tujuannya adalah membangun otot, lari bukanlah pilihan tepat. Itulah kenapa latihan kekuatan biasanya menjadi pelengkap penting bagi pelari.
Berbeda halnya dengan rowing, latihan ini melibatkan lebih dari 80 persen otot tubuh, dan dengan menambah resistansi, rowing bisa menjadi kombinasi sempurna antara latihan kardio dan pembentukan otot. Dalam hal ini, rowing lebih superior.
Tidak seperti VO₂ max atau jumlah kalori yang terbakar, kekuatan mental tidak bisa diukur dengan angka. Namun, baik pelaku rowing maupun pelari sama-sama dituntut memiliki disiplin, ketangguhan, dan kemampuan bertahan menghadapi rasa tidak nyaman. Saat dilakukan dengan intensitas tinggi, keduanya menuntut kamu untuk mengelola tingkat ketidaknyamanan yang besar.