- Demam
- Nyeri atau bengkak
- Abses kulit (daerah berisi nanah)
- Koreng pada kulit
Melioidosis: Gejala, Penularan, Pengobatan, dan Pencegahan

Baru-baru ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan kasus infeksi bakteri mematikan dari produk semprotan ruangan aromaterapi. Infeksi ini diduga berasal dari kontaminasi bakteri Burkholderia pseudomallei, yang disebut dengan melioidosis.
Melioidosis, atau juga dikenal sebagai penyakit Whitemore, adalah infeksi bakteri langka yang bisa menyebabkan penyakit serius, bahkan kematian. Penyakit ini sering kali ditemukan di negara-negara Asia Tenggara (Thailand, Malaysia, Singapura), Australia wilayah utara, dan beberapa wilayah di Pasifik Selatan.
Tak hanya memengaruhi manusia, melioidosis juga dilaporkan dapat menginfeksi hewan, di mana penyakit dapat disebarkan melalui konsumsi air, makanan, atau menghirup partikel udara yang terkontaminasi bakteri B. pseudomallei. Penting untuk diwaspadai, berikut fakta-fakta medis melioidosis yang harus kamu ketahui.
1. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala melioidosis berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada lokasi infeksi. Gejalanya bisa ringan hingga sangat serius, yang menyerang bagian tubuh tertentu atau menyebar ke banyak bagian tubuh sekaligus.
Secara umum, gejala yang ditimbulkan dan lokasi infeksi dikelompokkan sebagai berikut:
Infeksi kulit lokal:
Infeksi paru-paru:
- Batuk
- Sakit dada
- Sakit kepala
- Demam tinggi
- Anoreksia (gangguan makan yang bisa menyebabkan penurunan berat badan yang drastis)
- Bronkitis ringan atau pneumonia yang parah mungkin juga dapat berkembang
Infeksi aliran darah:
- Demam
- Sakit kepala
- Kesulitan bernapas
- Sakit perut atau ketidaknyamanan perut
- Nyeri sendi
- Kebingungan atau disorientasi
Infeksi yang meluas:
- Demam
- Penurunan berat badan
- Sakit perut atau dada
- Nyeri otot atau sendi
- Sakit kepala
- Infeksi sistem saraf pusat atau otak
- Kejang
Gejala-gejala tersebut umumnya dapat timbul setelah 2-4 minggu pasca terpapar kontaminan. Namun, juga bisa terjadi setelah bertahun-tahun atau beberapa hari pada beberapa orang. Masa inkubasi infeksi (periode antara paparan hingga menyebabkan penyakit) ini belum didefinisikan secara jelas oleh para ahli.
2. Penyebab, faktor risiko, dan penularan

Melioidosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri B. pseudomallei. Bakteri ini dapat mencemari air atau tanah dan menyebarkan penyakit melalui berbagai cara. Pada manusia, penularan dapat terjadi ketika:
- Menghirup debu atau partikel udara yang terkontaminasi, misalnya melalui semprotan aromaterapi yang mengandung bakteri.
- Menelan atau menghirup tetesan air yang terkontaminasi.
- Makan makanan yang ditanam di tanah yang terkontaminasi.
- Kontak dengan luka terbuka atau abrasi pada kulit.
Adapun kondisi medis yang juga dapat meningkatkan risiko terkena melioidosis, di antaranya:
- Diabetes
- Penyakit hati
- Penyakit ginjal
- Talasemia
- Kanker atau kondisi apa pun yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh (tidak terkait HIV)
- Penyakit paru-paru kronis, seperti fibrosis kistik, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan bronkiektasis
3. Diagnosis

Melioidosis kadang sulit untuk didiagnosis karena gejalanya tidak spesifik dan menyerupai kondisi medis lain yang memengaruhi pernapasan. Tes laboratorium seperti tes darah, urine, dahak, atau cairan dari abses kulit mungkin dilakukan untuk mencari keberadaan bakteri penyebab melioidosis.
Tak hanya itu, dokter mungkin juga melakukan pengujian antibodi untuk mendeteksi peningkatan antibodi terhadap bakteri dalam sampel darah pasien. Wawancara tentang riwayat perjalanan ke daerah di mana bakteri itu umum ditemukan mungkin juga membantu untuk diagnosis.
4. Pengobatan

Orang dengan melioidosis biasanya direkomendaskan menggunakan antibiotik secara intravena untuk mengobati gejalanya. Ini karena bakteri penyebab melioidosis cukup resisten terhadap banyak antibiotik yang biasa digunakan untuk mengobati infeksi.
Pengobatan umumnya dilakukan selama 2 minggu (atau bisa sampai 8 minggu tergantung keparahan tingkat infeksi), diikuti oleh konsumsi antibiotik oral selama 3-6 bulan untuk membersihkan infeksi.
Terapi intravena biasanya terdiri dari:
- Ceftazidime, diberikan setiap 6-8 jam, atau
- Meropenem, diberikan setiap 8 jam
Sementara itu, antibiotik oral yang bisa diberikan antara lain:
- Trimethoprim-sulfamethoxazole, diminum setiap 12 jam, atau
- Amoksilin, diminum setiap 8 jam. Pasien yang memiliki alergi terhadap penisilin harus memberi tahu dokter untuk mendapatkan resep alternatif lainnya.
5. Pencegahan

Untuk menurunkan risiko infeksi, kamu mungkin perlu melakukan praktik-praktik berikut ini:
- Menghindari kontak dengan tanah atau genangan air di daerah di mana bakteri itu umum ditemukan, terutama ketika memiliki luka terbuka atau memiliki kondisi kesehatan yang rentan terhadap infeksi.
- Menggunakan alat pelindung, seperti sepatu bot atau sarung tangan ketika bekerja di tanah atau beraktivitas di luar ruangan.
- Mencuci tangan setelah menyentuh atau beraktivitas yang berkontak dengan tanah.
- Menjaga luka atau goresan dengan menutup luka.
Meskipun kondisi ini jarang terjadi, sebaiknya segera temui dokter jika menduga kamu mengalami melioidosis. Ini sangat penting terutama jika kamu telah melakukan perjalanan ke negara-negara di mana melioidosis biasa terjadi.



.jpg)














