Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengapa Gigitan Ular Berbisa King Cobra dapat Berakibat Fatal?

ilustrasi ular king cobra (commons.wikimedia.org/Michael Allen Smith)

Beberapa hari lalu, pendiri Yayasan Sioux Ular Indonesia meninggal dunia akibat gigitan ular King Cobra. Meski telah mendapatkan perawatan intensif, namun nyawanya tidak tertolong.

Kasus gigitan ular beberapa kali terjadi, mengingat Indonesia termasuk habitat beberapa jenis ular. Selain berbahaya, gigitan ular berbisa juga dapat menimbulkan efek yang fatal. Lantas, mengapa gigitan ular King Cobra dapat berakibat fatal? Berikut penjelasannya!

1. Fungsi bisa ular

ilustrasi ular (pexels.com/MART PRODUCTION)

Dilansir WebMD, ular yang memiliki bisa memiliki kelenjar air liur yang telah berubah. Bisa ular merupakan bentuk dari air liur dan dapat membantu mencerna makanannya.

Racun banyak digunakan hewan untuk memangsa, membunuh, atau melumpuhkan buruannya sebelum memakannya. Selain itu, racun juga dapat digunakan sebagai pertahanan dari predator lainnya.

2. Kasus gigitan ular berbisa

ilustrasi ular (pexels.com/Pixabay)

Mengutip penjelasan Badan Kesehatan Dunia (WHO), ada 4,5 sampai 5,4 juta orang terkena gigitan ular setiap tahun. Dari jumlah tersebut, 1,8 sampai 2,7 juta merupakan kasus gigitan ular berbisa, dan 81 ribu sampai 138 ribu meninggal karena mengalami komplikasi.

Racun gigitan ular berbisa termasuk kelompok penyakit tropis yang terabaikan atau neglected tropical diseases. Berbeda dengan penyakit tropis terabaikan lainnya, gigitan ular berbisa tidak dapat diberantas. Sebab, ular berbisa berperan penting dalam ekosistem yang kompleks, termasuk menahan hama pertanian, seperti tikus. Meski begitu, dampak yang diakibatkan gigitan ular berbisa dapat dikurangi melalui manajemen penyakit, perawatan, akses terhadap antibisa ular yang efektif dan terjangkau, dan lainnya.

3. Mengapa gigitan ular King Cobra dapat berakibat fatal?

ilustrasi ular king cobra (unsplash.com/sippakorn yamkasikorn)

King Cobra termasuk ular berbisa, tetapi bukan yang paling beracun di antara ular berbisa lainnya. Meski begitu, bisa ular King Cobra tetap sangat kuat karena racunnya cukup untuk membunuh 20 orang dalam sekali gigitan, menurut laman National Geographic.

Laman Animal Diversity Web menjelaskan, bisa ular King Cobra termasuk racun saraf atau neurotoksin yang kuat sehingga mampu memengaruhi pusat pernapasan di otak. Akibatnya dapat terjadi menghentikan napas dan gagal jantung. Laman The Natural History Museum juga menjelaskan bahwa neurotoksin dapat menyebabkan tubuh korban menjadi kaku atau lemas. 

4. Efek dari bisa ular berbeda-beda

ilustrasi luka (pexels.com/RODNAE Productions)

Neurotoksin bukan satu-satunya efek yang muncul akibat gigitan ular berbisa. Racun dari gigitan ular berbisa dapat memberi efek yang berbeda-beda. 

Misalnya, pada ular Taipan memiliki racun neurotoksin yang mampu melumpuhkan juga memiliki kemampuan membekukan darah dengan sangat cepat. Ada pula jenis ular lainnya yang racunnya dapat menyebabkan perdarahan hebat dan merusak jaringan. Bisa ular juga memiliki kemampuan lain, seperti myotoksin (menghancurkan otot rangka), kardiotoksin (memengaruhi jantung), dan sebagainya.

5. Sebagian besar kematian akibat gigitan ular dapat dicegah

ilustrasi ambulance (unsplash.com/camilo jimenez)

Racun dari berbagai ular dapat menimbulkan gejala yang berbeda. Gigitan ular dapat menimbulkan masalah pernapasan sehingga perlu mendapat penanganan segera. Gigitan ular juga dapat menyebabkan perdarahan yang fatal hingga gagal ginjal. Kerusakan jaringan juga dapat terjadi akibat gigitan ular berbisa sehingga menyebabkan disabilitas permanen hingga amputasi.

WHO menyebutkan bahwa sebagian besar kematian dan dampak serius akibat gigitan ular dapat dicegah dengan membuat antibisa ular yang aman dan efektif serta tersedia secara luas dan dapat diakses dengan mudah, terutama di wilayah berisiko tinggi. Antibisa ular berkualitas merupakan satu-satunya pengobatan yang efektif dalam mencegah efek dari bisa ular.

Bisa ular King Cobra mampu memengaruhi pusat pernapasan di otak sehingga menyebabkan henti napas dan gagal jantung. Selain itu, racun dari ular berbisa lainnya memiliki kemampuan yang berbeda-beda, seperti menyebabkan perdarahan hebat, merusak jaringan, memengaruhi jantung, dan sebagainya. Mendapatkan perawatan segera dan pemberian antibisa ular sesuai jenis ular dapat menurunkan risiko keparahan akibat gigitan ular berbisa. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tania Stephanie
EditorTania Stephanie
Follow Us