Penanganan Tepat untuk Rabun Jauh, biar Gak Makin Parah

Jangan sampai mata minus mata makin bertambah

Seseorang yang menderita rabun jauh, atau dalam bahasa medis disebut miopi, mengalami kondisi penglihatan yang rabun atau kabur ketika melihat dalam jarak jauh.

Dijelaskan oleh dokter spesialis mata, dr. Andreas Surya Anugrah, SpM, AIFO-K, CP.NLP, permasalahan ini akan membuat pasien kesulitan memfokuskan penglihatannya untuk jarak jauh.

"Banyak pasien punya cerita ini, mereka tahu suara, tapi gak tahu wajahnya karena dari jauh atau gak kelihatan lalu dikira sombong," ujarnya dalam 'Health Talk: Kasus Rabun Jauh Meningkat, Bagaimana Mencegahnya?', Kamis (12/10/2023).

1. Faktor-faktor terjadinya miopi

Rabun jauh mempunyai beberapa faktor risiko, salah satunya adalah usia yang masih muda seperti anak-anak dan remaja. Belum lagi kita hidup dalam era screen time.

Menurutnya, usia sangat berperan dalam hal rabun jauh, yang mana saat usia anak sekolah memerlukan penggunaan gadget untuk belajar. Sesuatu yang harus digarisbawahi ialah melihat dalam jarak dekat dalam waktu yang lama.

2. Solusi jika sudah mengalami rabun jauh

Penanganan Tepat untuk Rabun Jauh, biar Gak Makin Parahilustrasi lensa kontak (pixabay.com/Gedesby1989)

Pasien miopi bisa melakukan beberapa tata laksana agar penglihatan bisa kembali jelas dan membangun kepercayaan diri. Berikut rinciannya:

1. Kacamata

Ini merupakan alat bantu umum untuk pasien miopi. Sebelum membuat kacamata, sangat dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter mata guna mendapat diagnosis sehingga bisa mendapat tata laksana yang tepat.

"Kacamata termasuk salah satu solusinya. Pemeriksaannya bukan menduga-duga, harus diperiksa oleh ahli, bukan sembarang orang. Setelah diberikan koreksi, pasien akan mendapat hal baik, yang tadinya penglihatannya kabur jadi jelas sehingga bisa melihat jauh dan beraktivitas dengan baik," lanjutnya.

2. Lensa kontak

Berikutnya adalah penggunaan lensa kontak, contact lens atau softlens. Ini merupakan alat yang bisa diletakkan secara langsung di kornea mata untuk membantu penglihatan orang dengan miopi.

Namun, penggunaan softlens sangat kompleks karena ada beberapa kasus ketika pemakai bisa mengalami luka kornea, kornea menjadi putih, hingga infeksi yang bisa menyebabkan kebutaan.

Oleh sebab itu, pasien harus konsultasi terlebih dahulu karena tidak semua bentuk mata cocok menggunakannya. Terlebih lensa kontak menempel langsung ke mata, berisiko jika kebersihannya tidak terjaga.

3. Lasik mata

Karena kemajuan teknologi kedokteran, ada solusi lain yang disebut Lasik. Ini merupakan tindakan bedah korektif yang mana lapisan tipis kornea dibuka untuk memungkinkan sinar laser bisa mengubah bentuk kornea.

Jadi, seseorang yang sudah menjalani prosedur medis ini akan bisa melihat jarak jauh tanpa bantuan kacamata atau lensa kontak lagi. Biayanya sendiri bisa dibilang tidak murah dan aksesnya baru ada di kota-kota besar.

Baca Juga: 7 Penyebab Mata Terasa Sakit, Jangan Anggap Remeh

3. Jangan malu pakai kacamata

Penanganan Tepat untuk Rabun Jauh, biar Gak Makin Parahilustrasi pakai kacamata (pexels.com/Karolina Grabowska)

"Perlu diedukasi. Jadi tidak ada yang salah dengan kacamata karena ini merupakan alat bantu untuk melihat. Jangan menganggap kacamata sebagai hal tabu atau memalukan, justru merupakan salah satu solusi mengatasi rabun jauh," jelas dr. Andreas.

Ketika kita terindikasi rabun jauh dan harus menggunakan kacamata, sangat dianjurkan untuk menaatinya, karena jika dibiarkan terus-menerus bisa terjadi ambliopia, lazy eye, atau mata malas.

Ini merupakan kondisi ketika mata dan otak tidak bekerja sama sebagaimana mestinya. Jika sudah terjadi, bisa dikatakan hampir terlambat, yang akan membuat penglihatan menjadi tidak jelas.

Meski begitu, kasus mata malas ini bukan berarti tidak bisa ditolong. Pasalnya, ilmu terus berkembang dan studi masih terus dilakukan untuk mencari jalan keluar. Meski begitu pasien masih bisa melakukan stimulasi melalui berbagai kegiatan fisik agar kondisi mata membaik.

4. Mencegah mata rabun

Penanganan Tepat untuk Rabun Jauh, biar Gak Makin ParahIlustrasi wortel (pexels.com/Hana Mara)

Perkembangan penglihatan dimulai dari bayi sampai kira-kira usia 9 tahun. Jadi, setelah rentang waktu tersebut, kita harus waspada.

Era saat ini yang membuat indra penglihatan berkurang adalah penggunaan gadget yang berlebihan. Kita disarankan untuk memberi jeda mata untuk melihat jarak jauh, misalnya dengan berada di ruangan untuk mata beristirahat.

Kemudian, bagi orang yang menggunakan kacamata, jangan pernah melepasnya. Karena saat dilepas, penglihatan akan kabur sehingga mata menjadi berusaha keras mencari fokus. Makin berat kerjanya, makin minusnya bertambah.

Orang tua juga harus waspada. Disarankan untuk berinvestasi dengan cara memberikan nutrisi mata pada anak-anak. Misalnya dengan makanan yang mengandung vitamin A.

Apabila mata sudah minus, segera periksa secara rutin. Direkomendasikan 6 bulan hingga satu tahun sekali, kecuali jika ada perubahan atau rasa tidak nyaman, misalnya sakit kepala atau kacamata yang tidak lagi bisa membantu.

Segeralah periksa ke dokter mata jika mengalami masalah pada penglihatan. Dokter mata akan membantu memberikan penanganan yang tepat agar kita bisa kembali mendapatkan penglihatan yang jelas.

Baca Juga: 6 Manfaat Wortel Kamu Perlu Tahu, Gak Cuma Kesehatan Mata

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya