Apakah Obat Omeprazole Menyebabkan Masalah Ginjal?

Perhatikan dosis obat dan lama penggunaannya

Proton pump inhibitor (PPI) adalah sekelompok obat yang mengobati banyak kondisi gastrointestinal, seperti heartburn, tukak lambung, dan penyakit gastroesophageal reflux (GERD). PPI adalah obat yang menurunkan jumlah asam dalam perut.

Omeprazole adalah salah satu PPI yang paling populer. Beberapa omeprazole dijual bebas dan ada pula yang perlu resep dokter. Omeprazole yang dijual bebas hanya disetujui untuk heartburn dan hanya boleh dikonsumsi hingga 14 hari. Kalau kamu menggunakan ini dan merasa membutuhkannya lebih dari 14 hari, hubungi dokter. Ada kasus dokter dapat merekomendasikan omeprazole yang dijual bebas selama lebih dari 14 hari.

Omeprazole resep sering kali diperlukan selama 4 hingga 8 minggu untuk kondisi GERD dan tukak lambung. Dan, untuk beberapa kondisi pencernaan lainnya mungkin akan dibutuhkan lebih lama.

Beberapa orang khawatir penggunaan omeprazole dapat merusak ginjal. Benar atau tidaknya obat ini bisa menyebabkan masalah ginjal akan dibahas di bawah ini.

1. Omeprazole dan cedera ginjal akut

PPI seperti omeprazole telah dikaitkan dengan cedera ginjal akut, yaitu memburuknya fungsi ginjal secara tiba-tiba. Meskipun sering kali kondisi ini dapat dibalikkan, tetapi tetap bisa berpotensi bahaya. Cedera ginjal akut dapat menyebabkan penumpukan produk limbah di dalam tubuh dan memengaruhi organ lain seperti otak dan jantung.

Ada cukup banyak penelitian tentang PPI dan cedera ginjal akut. Berikut ini beberapa studi dan metaanalisis yang ada:

  • Studi dalam jurnal Pharmacotherapy tahun 2019 mengamati lebih dari 90.000 orang dewasa dengan cedera ginjal akut, membandingkan orang yang menggunakan PPI dengan bukan pengguna. Hasilnya, penggunaan PPI terkait dengan perkembangan cedera ginjal akut. Namun, jumlahnya kecil, yakni kurang dari 1 persen, pemakai PPI dalam penelitian ini mengalami cedera ginjal akut.
  • Studi dalam jurnal CMAJ Open tahun 2015 membandingkan hampir 300.000 pengguna PPI dengan jumlah non pengguna yang sama. Penelitian ini hanya melibatkan orang dewasa berusia di atas 65 tahun. Hasilnya, pengguna PPI lebih mungkin dirawat di rumah sakit karena cedera ginjal akut. Namun, risikonya kurang dari 1 persen.
  • Sebuah metaanalisis dalam jurnal Nephrology Dialysis Transplantation tahun 2017 dari sembilan studi berbeda menemukan hasil serupa, bahwa PPI dikaitkan dengan perkembangan cedera ginjal akut. Akan tetapi, peneliti menganggap kekuatan buktinya rendah. Artinya, studi-studi yang ditinjau punya keterbatasan yang dapat memengaruhi akurasinya.

Sebagai catatan, semua studi yang dibahas sifatnya observasional. Studi observasi dapat menunjukkan korelasi, atau apakah intervensi (seperti meminum obat tertentu atau mengubah pola makan) dapat memengaruhi kesehatan seseorang. Namun, studi seperti ini tidak bisa membuktikan bahwa intervensi tersebut menyebabkan hasil.

Dalam hal ini, penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa PPI menyebabkan cedera ginjal akut. Studi yang menetapkan hubungan sebab akibat (disebut uji coba kontrol acak) biasanya dianggap lebih berharga.

2. Omeprazole dan kerusakan ginjal jangka panjang

Apakah Obat Omeprazole Menyebabkan Masalah Ginjal?ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

PPI seperti omeprazole juga dikaitkan dengan penyakit ginjal kronis. Ini adalah adalah penurunan fungsi ginjal secara bertahap dari waktu ke waktu. Ketika ginjal tidak berfungsi sebagaimana mestinya selama 3 bulan atau lebih, kamu mungkin didiagnosis dengan penyakit ginjal kronis.

Penyakit ginjal kronis bisa berbahaya karena dapat menyebabkan penyakit ginjal stadium akhir. Penyakit ginjal yang parah dapat mengancam jiwa jika tidak diobati. Dalam kasus parah, dialisis atau transplantasi ginjal mungkin diperlukan.

Beberapa studi observasi telah mengevaluasi apakah PPI terkait dengan penyakit ginjal kronis.

Misalnya, metaanalisis dalam jurnal Nephrology Dialysis Transplantation tahun 2017 menyatakan bahwa penggunaan PPI tidak hanya dikaitkan dengan cedera ginjal akut, tetapi juga penyakit ginjal kronis. Namun, studi ini hasilnya kurang pasti.

Metaanalisis lainnya dari 10 studi dalam Cheema Journal of Pharmaceutical Policy and Practice tahun 2019 menemukan bahwa PPI terkait dengan penyakit ginjal kronis. Akan tetapi, para peneliti menganggap buktinya lemah karena sebagian besar studi yang ditinjau sifatnya observasional. 

Satu-satunya uji coba kontrol acak yang tersedia saat ini tentang penggunaan PPI dan penyakit ginjal kronis menunjukkan bahwa PPI pantoprazole tidak meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis pada orang dengan penyakit jantung.

Baca Juga: Omeprazole: Kegunaan, Dosis, Cara Pakai, dan Efek Samping

3. Apakah obat heartburn berdampak pada ginjal?

Antasida dan antagonis histamin-2 (H2 blocker) adalah dua obat heartburn yang umum. Contohnya kalsium karbonat dan kalsium karbonat/magnesium hidroksida, sedangkan contoh H2 blocker meliputi famotidine dan simetidin.

Dijelaskan dalam laman GoodRx Health, ada kemungkinan antasida yang mengandung kalsium dapat menyebabkan batu ginjal jika dikonsumsi terlalu banyak. Ini karena kalsium dapat menumpuk di ginjal. Namun, dalam dosis normal, ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan.

H2 blocker tidak diketahui menyebabkan masalah ginjal. Akan tetapi, jika seseorang memiliki kerusakan ginjal, dosis obat mungkin perlu diturunkan. Ini karena ginjal bertanggung jawab untuk membuang H2 blocker. Jika ginjal tidak berfungsi sebaik yang seharusnya, H2 blocker bisa menumpuk di dalam tubuh. Ini dapat menyebabkan kebingungan, masalah jantung, dan efek samping terkait otak lainnya.

4. Bolehkah minum omeprazole jika punya masalah ginjal?

Apakah Obat Omeprazole Menyebabkan Masalah Ginjal?ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Jawabannya mungkin boleh. Studi observasi besar terhadap lebih dari 25.000 dalam jurnal BMC Nephrology tahun 2021 menemukan bahwa ketika orang dengan penyakit ginjal kronis menggunakan PPI, penyakitnya tidak memburuk. Dan, meskipun beberapa penelitian menghubungkan penyakit ginjal yang memburuk dengan penggunaan PPI, tetapi buktinya tidak banyak.

Namun, jika mengalami kerusakan ginjal, dokter dapat merekomendasikan untuk menghindari omeprazole. Ini bisa tergantung seberapa parah kerusakan ginjalnya dan seberapa bermanfaat PPI. Misalnya, kalau kamu sedang dalam pengobatan heartburn atau GERD, dokter mungkin menyarankan obat lain seperti H2 blocker.

5. Kesimpulannya, apakah omeprazole bisa merusak ginjal?

Dari berbagai temuan studi, omeprazole dapat menyebabkan cedera ginjal. Namun, risiko keseluruhannya rendah.

Meski begitu, mengingat potensi risiko omeprazole, penting untuk mempertimbangkan apakah kamu benar-benar membutuhkan PPI dan untuk berapa lama. Studi dalam jurnal BMJ tahun 2008 memperkirakan bahwa lebih dari 70 persen orang yang menggunakan PPI mungkin tidak benar-benar membutuhkannya.

Berikut ini beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat ingin menggunakan PPI:

  • Alasan mengonsumsi omeprazole. Kamu harus paham kenapa kamu mengonsumsi omeprazole (atau PPI apa pun). Tanyakan kepada dokter apakah PPI adalah pilihan terbaik dan berapa lama kamu perlu meminumnya.
  • Berapa lama kamu telah mengonsumsi omeprazole. Hasil penelitian beragam tentang apakah kerusakan ginjal dari PPI lebih mungkin dengan penggunaan jangka panjang. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa makin lama kamu meminumnya, makin besar risikonya.
  • Seberapa tinggi dosis. Risiko masalah ginjal mungkin lebih besar dengan dosis yang lebih tinggi. Tanyakan kepadan dokter atau apoteker tentang dosis omeprazole, pastikan untuk menggunakan dosis efektif terendah.
  • Riwayat medis dan obat lain yang kamu minum. Kalau kamu punya masalah ginjal, atau jika mengonsumsi obat lain yang dapat membahayakan ginjal, sebaiknya hindari omeprazole atau gunakan dosis yang lebih rendah.
  • Kemungkinan efek rebound saat pertama kali berhenti menggunakan PPI. Ada fenomena yang terdokumentasi dengan baik bahwa gejala refluks asam dan heartburn sebenarnya bisa memburuk saat berhenti mengonsumsi omeprazole. Namun, ada cara untuk menghentikan PPI secara aman.

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa omeprazole mungkin terkait dengan penyakit ginjal kronis dan cedera ginjal akut, tetapi risiko keseluruhannya masih rendah. Meski demikian, risikonya mungkin besar dengan dosis yang lebih tinggi, penggunaan jangka panjang, atau pada orang yang memiliki masalah ginjal. Menggunakan omeprazole dengan obat lain yang dapat membahayakan ginjal juga bisa meningkatkan risiko kerusakan ginjal.

Kalau kamu diresepkan omeprazole atau minum omeprazole yang dijual bebas, pastikan untuk menggunakan dosis efektif terendah untuk waktu sesingkat mungkin. Untuk lebih jelasnya mengenai efek samping, dosis, dan lama penggunaan obat, tanyakan kepada dokter atau apoteker.

Baca Juga: Perbedaan Omeprazole dan Lansoprazole, Obat untuk Asam Lambung

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya