Hindari 6 Obat Resep Ini saat Sedang Terapi ARV

Dapat merusak efektivitas terapi ARV

Interaksi obat mungkin terjadi saat satu obat digunakan bersama yang lain. Dalam banyak kasus, interaksi obat tidak akan mengharuskan seseorang untuk menghentikan satu obat atau yang lain.

Sering kali, dosis dapat ditingkatkan, dikurangi, atau diubah untuk menghindari toksisitas atau memastikan obat mempertahankan potensi yang diharapkan. Di lain waktu, substitusi obat dapat dilakukan dengan agen yang setara.

Namun, jika menyangkut obat antiretroviral (ARV) untuk mengobati HIV, ada obat resep yang bisa secara langsung mengganggu aktivitas dan/atau potensi obat tersebut, yaitu dengan cara mengubah farmakodinamik (cara kerja) obat atau farmakokinetik (cara obat bergerak melalui tubuh), menurut laporan dalam Expert Opinion on Drug Metabolism & Toxicology tahun 2019.

Ini bisa menjadi masalah serius. Perubahan farmakodinamik dapat meningkatkan atau menurunkan konsentrasi obat, memperkuat efek toksiknya ke tingkat yang tidak dapat ditoleransi, dan bahkan berbahaya. Sementara itu, terganggunya farmakokinetik dapat memengaruhi seberapa efisien obat diserap atau dimetabolisme oleh tubuh.

Interaksi seperti itu dapat merusak efektivitas terapi ARV dan menyebabkan banyak kekhawatiran, termasuk peningkatan viral load, perkembangan mutasi yang resistan terhadap obat, serta kegagalan pengobatan.

Meskipun banyak obat resep diketahui berinteraksi dengan ARV, tetapi ada enam golongan obat yang menimbulkan kekhawatiran khusus. Beberapa di antaranya dikontraindikasikan untuk digunakan dengan satu atau lebih ARV.

1. Obat hepatitis C

Obat hepatitis C yang lebih baru (direct-acting antivirals atau DAA) diketahui memberikan tingkat kesembuhan hingga 99 persen. Akan tetapi, sejumlah DAA tidak dapat digunakan dengan ARV tertentu karena aksi obat yang bersaing, yang dapat meningkatkan atau menurunkan farmakokinetik obat, mengutip Verywell Health.

  • Obat yang dikontraindikasikan: Harvoni (ledipasvir dan sofosbuvir), Mavyret (glecaprevir dan pibrentasvir), dan Zepatier (elbasvir dan grazoprevir).
  • Tidak dapat digunakan dengan ARV ini: Aptivus (hanya Harvoni) dan obat kombinasi Atripla (hanya Zepatier), Evotaz (hanya Mavyret), Reyataz (hanya Mavyret), Prezcobix (hanya Zepatier), dan Symtuza (hanya Zepatier).

2. Obat antiepilepsi

Hindari 6 Obat Resep Ini saat Sedang Terapi ARVilustrasi antiretroviral untuk HIV (pexels.com/Karolina Grabowska)

Secara umum, obat antikonvulsan untuk mengobati epilepsi dianggap aman untuk digunakan dengan obat HIV. Namun, beberapa dapat memengaruhi sejumlah ARV yang lebih baru dengan cara bersaing untuk enzim yang sama yang mereka gunakan untuk metabolisme. Dengan demikian, obat tersebut dapat menurunkan konsentrasi ARV dalam aliran darah, menurunkan kemanjurannya.

  • Obat yang dikontraindikasikan: Dilantin (fenitoin), Luminal (fenobarbital), dan Tegretol (karbamazepin).
  • Tidak dapat digunakan dengan ARV ini: Edurant (rilpivirine), Pifeltro (doravirine), Rukubio (fostemsavir), Tybost, dan obat kombinasi Complera, Delstrigo, Evotaz, Genvoya, Juluca, Odefsey, Prezcobix, Stribild, dan Symtuza

3. Obat statin

Obat statin digunakan untuk mengurangi kadar kolesterol dan bekerja dengan menahan enzim hati yang bertanggung jawab untuk memproduksi kolesterol.

Sementara sebagian besar statin tidak dikontraindikasikan untuk digunakan dengan ARV (atau memerlukan penyesuaian dosis sederhana), ada dua yang dikontraindikasikan untuk digunakan dengan semua protease inhibitor (PI) dan obat booster tertentu. Mengombinasikannya dapat menyebabkan nyeri atau kelemahan otot yang parah (miopati) atau kerusakan jaringan otot yang serius (rhabdomyolysis), menurut laporan dalam Journal of Clinical & Translational Endocrinology tahun 2017.

  • Obat yang dikontraindikasikan: Altoprev/Mevacor (lovastatin) dan Zocor (simvastatin).
  • Tidak dapat digunakan dengan ARV ini: Aptivus (tipranavir), Invirase (saquinavir), Lexiva (fosamprenavir), Norvir (ritonavir), Prezista (darunavir), Reyataz (atazanavir), Tybost (cobicistat), dan obat kombinasi Evotaz, Genvoya, Kaletra, Prezcobix, Stribild, dan Symtuza.

Baca Juga: 12 Obat yang Berbahaya Jika Konsumsinya Dihentikan Tiba-tiba

4. Obat tuberkulosis

Hindari 6 Obat Resep Ini saat Sedang Terapi ARVilustrasi minum obat (pexels.com/Karolina Grabowska)

Di beberapa bagian negara berkembang, koinfeksi tuberkulosis (TB) lebih umum pada orang dengan HIV. Bahkan, di Amerika Serikat dan Eropa, tingkat TB jauh lebih tinggi di antara orang dengan HIV dan ciri umum pada infeksi HIV tahap lanjut, berdasarkan laporan dalam jurnal PLOS One tahun 2013.

Dua obat yang biasa digunakan untuk mengobati infeksi TB juga diketahui menurunkan konsentrasi obat ARV tertentu bila digunakan bersama.

  • Obat yang dikontraindikasikan: Priftin (rifapentine) dan Rifadin (rifampin).
  • Tidak dapat digunakan dengan ARV ini: Aptivus (hanya Rifadin), Edurant, Invirase (hanya Rifadin), Lexiva (hanya Rifadin), Pifeltro, Prezista (hanya Rifadin), Reyataz (hanya Rifadin), Tybost (hanya Rifadin), dan obat kombinasi Biktarvy (Rifadin saja), Complera, Delstrigo, Evotaz (Rifadin saja), Genvoya (Rifadin saja), Juluca, Kaletra (Rifadin saja), Odefsey, Prezcobix (Rifadin saja), Rekubia (Rifadin saja), Stribild (Rifadin saja), dan Symtuza (hanya Rifadin)

Dalam kasus koinfeksi HIV/TB, obat Mycobutin (rifabutin) umumnya dapat diganti dengan Priftin atau Rifadin.

5. Obat aritmia

Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati detak jantung tidak teratur (aritmia) dikontraindikasikan untuk digunakan dengan PI dan obat penguat tertentu karena dapat meningkatkan kemungkinan peradangan atau kerusakan hati.

  • Obat yang dikontraindikasikan: Multaq (dronedarone) dan Renexa (ranolazine).
  • Tidak dapat digunakan dengan ARV ini: Aptivus, Invirase, Lexiva, Norvir, Prezista, Reyataz, Tybost, dan obat kombinasi Evotaz, Genvoya (hanya Renexa), Kaletra, Prezcobix, Prezista (hanya Multaq), Stribild (hanya Renexa), dan Symtuza.

Obat jantung lainnya memiliki potensi yang sama untuk cedera hati dan, meskipun tidak dikontraindikasikan, harus dihindari dengan PI. Mereka termasuk obat aritmia Cordarone/Nexterone/Pacerone (amiodarone), Quinaglute (quinidine), Tambocor (flecainide), dan Tikosyn (dofetilide), serta obat takikardia Lipopen (lidocaine).

6. Sedatif dan antipsikotik

Hindari 6 Obat Resep Ini saat Sedang Terapi ARVilustrasi obat yang tidak dapat digunakan bersama dengan obat ARV (pexels.com/SHVETS production)

Sejumlah obat penenang umum—serta dua obat terkontrol yang digunakan untuk mengobati skizofrenia dan sindrom Tourette—juga diketahui memengaruhi konsentrasi zat ARV tertentu dalam darah.

  • Obat yang dikontraindikasikan: Halcion (triazolam), Latuda (lurasidone), Orap (pimozide), dan Versed (midazolam).
  • Tidak dapat digunakan dengan ARV ini: Aptivus, Invirase, Lexiva, Prezista, Reyataz, dan obat kombinasi Evotaz, Genvoya, Kaletra, Prezcobix, Stribild, dan Symtuza.

Itulah beberapa obat yang harus dihindari saat sedang terapi ARV. Untuk menghindari interaksi, selalu beri tahu dokter tentang obat apa pun yang kamu gunakan, dari mulai obat resep, obat yang dijual bebas, herbal, suplemen vitamin, hingga narkotika.

Baca Juga: Obat SNRI: Cara Kerja, Manfaat, dan Efek Samping

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya