Mengapa Anak-Anak Bisa Mengalami Penyakit Ginjal?

Penyebab penyakit ginjal pada anak beragam

Ginjal punya peran penting dalam tubuh, seperti bertindak sebagai sistem penyaringan tubuh dan mengontrol kadar air dan menghilangkan limbah melalui urine. Selain itu, ginjal juga membantu mengatur tekanan darah, produksi sel darah merah, serta kadar kalsium dan mineral.

Terkadang, ginjal tidak berkembang dengan baik dan akibatnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sering kali masalah ini bersifat genetik dan bukan karena apa pun yang dilakukan (atau tidak dilakukan) oleh orang tua.

Penyakit ginjal (gagal ginjal) adalah kerusakan jangka pendek atau permanen pada ginjal yang mengakibatkan hilangnya fungsi ginjal normal. Jenisnya ada dua, yaitu:

  • Penyakit ginjal akut: Ini dimulai secara tiba-tiba. Dalam beberapa kasus, kondisi ini mungkin dapat dibalikkan dan ginjal dapat bekerja secara normal kembali.
  • Penyakit ginjal kronis: Jenis ini memburuk perlahan selama setidaknya tiga bulan. Ini dapat menyebabkan gagal ginjal permanen.

1. Bagaimana penyakit ginjal memengaruhi anak

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, penyakit ginjal dapat memengaruhi anak-anak dalam berbagai cara, mulai dari gangguan yang dapat diobati tanpa konsekuensi jangka panjang hingga kondisi yang mengancam jiwa.

Penyakit ginjal akut berkembang tiba-tiba, berlangsung dalam waktu singkat, dan bisa serius dengan konsekuensi jangka panjang atau mungkin hilang sama sekali setelah penyebab yang mendasarinya diobati.

Penyakit ginjal kronis tidak hilang dengan pengobatan dan cenderung memburuk dari waktu ke waktu. Penyakit ginjal kronis akhirnya menyebabkan gagal ginjal, digambarkan sebagai penyakit ginjal stadium akhir ketika diobati dengan transplantasi ginjal atau perawatan dialisis atau cuci darah.

Anak-anak dengan penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal menghadapi banyak tantangan, yang dapat mencakup:

  • Citra diri negatif.
  • Masalah dalam hubungan.
  • Masalah perilaku.
  • Masalah belajar.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Perkembangan keterampilan bahasa yang tertunda.
  • Perkembangan keterampilan motorik yang tertunda.

Anak-anak dengan penyakit ginjal kronis dapat tumbuh pada tingkat yang lebih lambat daripada teman-teman sebayanya, dan inkontinensia urine—hilangnya kontrol kandung kemih yang mengakibatkan hilangnya urine secara tidak sengaja—adalah hal biasa.

2. Penyebab

Mengapa Anak-Anak Bisa Mengalami Penyakit Ginjal?ilustrasi ginjal (IDN Times/Aditya Pratama)

Penyakit ginjal pada anak dapat disebabkan oleh:

  • Cacat lahir.
  • Penyakit keturunan.
  • Infeksi.
  • Sindrom nefrotik.
  • Penyakit sistemik.
  • Trauma.
  • Penyumbatan atau refluks urine.

Sejak lahir hingga usia 4 tahun, cacat lahir dan penyakit keturunan adalah penyebab utama gagal ginjal. Antara usia 5 dan 14, gagal ginjal paling sering disebabkan oleh penyakit keturunan, sindrom nefrotik, dan penyakit sistemik. Antara usia 15 dan 19, penyakit yang memengaruhi glomeruli adalah penyebab utama gagal ginjal, dan penyakit keturunan menjadi kurang umum.

Cacat lahir

Cacat lahir adalah masalah yang terjadi saat bayi berkembang di dalam rahim. Cacat lahir yang memengaruhi ginjal termasuk agenesis ginjal, displasia ginjal, dan ginjal ektopik, untuk beberapa nama. Cacat ini adalah kelainan ukuran, struktur, atau posisi ginjal.

  • Agenesis ginjal: Bayi terlahir hanya dengan satu ginjal.
  • Displasia ginjal: Bayi lahir dengan kedua ginjal, tetapi salah satunya tidak berfungsi.
  • Ginjal ektopik: Bayi terlahir dengan ginjal yang terletak di bawah, di atas, atau di sisi yang berlawanan dari posisi biasanya.

Secara umum, anak-anak dengan kondisi ini menjalani kehidupan yang sehat dan penuh. Namun, beberapa anak dengan agenesis ginjal atau displasia ginjal memiliki peningkatan risiko penyakit ginjal.

Penyakit keturunan

Penyakit ginjal herediter adalah penyakit yang diturunkan dari orang tua ke anak melalui gen. Salah satu contohnya adalah penyakit ginjal polikistik, yang ditandai dengan banyak kelompok kista berisi cairan mirip anggur (kantung abnormal) yang membuat kedua ginjal makin besar seiring waktu. Kista tersebut mengambil alih dan menghancurkan jaringan ginjal yang bekerja.

Penyakit keturunan lainnya adalah sindrom Alport, yang disebabkan oleh mutasi pada gen untuk jenis protein yang disebut kolagen yang membentuk glomeruli. Kondisi ini menyebabkan jaringan parut pada ginjal. Sindrom Alport umumnya berkembang pada anak usia dini dan lebih serius pada anak laki-laki. Selain penyakit ginjal, kondisi ini dapat menyebabkan masalah pendengaran dan penglihatan.

Infeksi

Sindrom uremik hemolitik dan glomerulonefritis akut pasca-streptokokus adalah penyakit ginjal yang dapat berkembang pada anak setelah infeksi.

  • Sindrom uremik hemolitik: Penyakit langka yang sering disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E. coli) yang ditemukan pada makanan yang terkontaminasi, seperti daging, produk susu, dan jus. Sindrom uremik hemolitik berkembang ketika bakteri E. coli yang bersarang di saluran pencernaan membuat racun yang masuk ke aliran darah. Racun mulai menghancurkan sel darah merah dan merusak lapisan pembuluh darah, termasuk glomeruli. Sebagian besar anak yang terkena infeksi E. coli mengalami muntah, kram perut, dan diare berdarah selama 2 hingga 3 hari. Anak-anak yang mengembangkan sindrom uremik hemolitik menjadi pucat, lelah, dan mudah tersinggung. Sindrom ini dapat menyebabkan gagal ginjal pada beberapa anak.
  • Glomerulonefritis pasca-streptokokus: Dapat terjadi setelah episode radang tenggorokan atau infeksi kulit. Bakteri streptokokus tidak menyerang ginjal secara langsung; sebaliknya, infeksi dapat merangsang sistem kekebalan untuk memproduksi antibodi secara berlebihan. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan melindungi orang dari infeksi dengan mengidentifikasi dan menghancurkan bakteri, virus, dan zat asing berbahaya lainnya. Ketika antibodi ekstra beredar dalam darah dan akhirnya disimpan di glomeruli, ginjal bisa rusak. Sebagian besar kasus glomerulonefritis pasca-streptokokus berkembang 1 hingga 3 minggu setelah infeksi yang tidak diobati, tetapi bisa juga hingga 6 minggu. Glomerulonefritis pasca-streptokokus hanya berlangsung dalam waktu singkat dan ginjal biasanya pulih. Dalam beberapa kasus, kerusakan ginjal mungkin permanen.

Sindrom nefrotik

Sindrom nefrotik adalah kumpulan gejala yang menunjukkan kerusakan ginjal. Sindrom nefrotik mencakup semua kondisi berikut:

  • Albuminuria: Kondisi ketika urine mengandung kadar albumin yang meningkat, protein yang biasanya ditemukan dalam darah.
  • Hiperlipidemia: Kadar lemak dan kolesterol yang lebih tinggi dari normal dalam darah.
  • Edema: Pembengkakan, biasanya di tungkai, kaki, atau pergelangan kaki dan lebih jarang di tangan atau wajah.
  • Hipoalbuminemia: Rendahnya kadar albumin dalam darah.

Sindrom nefrotik pada anak dapat disebabkan oleh:

  • Minimal change disease: Kondisi yang ditandai dengan kerusakan pada glomeruli yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Penyebabnya tidak diketahui. Namun, beberapa penyedia layanan kesehatan berpikir itu mungkin terjadi setelah reaksi alergi, vaksinasi, dan infeksi virus.
  • Glomerulosklerosis segmental fokal: Merupakan jaringan parut di daerah ginjal yang tersebar, biasanya terbatas pada sejumlah kecil glomeruli.
  • Glomerulonefritis membranoproliferatif: Sekelompok penyakit autoimun yang menyebabkan antibodi menumpuk pada membran di ginjal. Penyakit autoimun menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan organ tubuh sendiri.

Penyakit sistemik

Penyakit sistemik, seperti lupus eritematosus sistemik (SLE atau lupus) dan diabetes, melibatkan banyak organ atau seluruh tubuh, termasuk ginjal:

  • Nefritis lupus adalah peradangan ginjal yang disebabkan oleh SLE, yang merupakan penyakit autoimun.
  • Diabetes menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah yang melukai ginjal dan meningkatkan kecepatan aliran darah ke ginjal. Aliran darah yang lebih cepat membuat glomeruli tegang, menurunkan kemampuannya untuk menyaring darah, dan meningkatkan tekanan darah. Penyakit ginjal yang disebabkan oleh diabetes disebut penyakit ginjal diabetik. Sementara diabetes adalah penyebab nomor satu gagal ginjal pada orang dewasa, tetapi ini merupakan penyebab yang tidak umum selama masa kanak-kanak.

Trauma

Trauma seperti luka bakar, dehidrasi, pendarahan, cedera, atau pembedahan dapat menyebabkan tekanan darah yang sangat rendah, yang menurunkan aliran darah ke ginjal. Aliran darah yang rendah dapat menyebabkan gagal ginjal akut.

Penyumbatan atau refluks urine

Ketika penyumbatan berkembang antara ginjal dan uretra, urine dapat kembali ke ginjal dan menyebabkan kerusakan. Refluks—urine yang mengalir dari kandung kemih ke ginjal—terjadi ketika katup antara kandung kemih dan ureter tidak menutup sepenuhnya.

3. Anak-anak yang berisiko mengalami penyakit ginjal

Dilansir University of Rochester Medical Center Rochester, seorang anak lebih berisiko terkena penyakit ginjal akut jika mereka memiliki:

  • Kehilangan darah, pembedahan, atau syok.
  • Penyumbatan di saluran kemih.
  • Minum obat yang dapat menyebabkan masalah ginjal.
  • Kondisi yang dapat memperlambat atau menghalangi oksigen dan darah ke ginjal, seperti henti jantung.
  • Sindrom uremik hemolitik.
  • Glomerulonefritis.

Seorang anak lebih berisiko terkena penyakit ginjal kronis jika mereka memiliki:

  • Penyumbatan jangka panjang di saluran kemih.
  • Sindrom Alport.
  • Sindrom nefrotik.
  • Penyakit ginjal polikistik.
  • Sistinosis.
  • Diabetes yang tidak diobati.
  • Tekanan darah tinggi yang tidak diobati.
  • Penyakit ginjal akut yang tidak diobati.

4. Gejala

Mengapa Anak-Anak Bisa Mengalami Penyakit Ginjal?ilustrasi penyakit ginjal pada anak (pexels.com/cottonbro)

Gejala untuk penyakit ginjal akut dan penyakit ginjal kronis bisa berbeda. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa gejala umum, tetapi gejala-gejalanya ini bisa berbeda pada setiap anak.

Gejala penyakit ginjal akut pada anak termasuk:

  • Pendarahan.
  • Demam.
  • Ruam.
  • Diare berdarah.
  • Muntah parah.
  • Sakit perut.
  • Tidak ada urine atau pengeluaran urine lebih banyak.
  • Kulit pucat.
  • Pembengkakan pada jaringan.
  • Inflamasi pada mata.
  • Massa pada perut.

Gejala penyakit ginjal kronis antara lain:

  • Nafsu makan yang buruk.
  • Muntah-muntah.
  • Sakit tulang.
  • Sakit kepala.
  • Pertumbuhan terhambat.
  • Malaise.
  • Tidak ada urine atau pengeluaran urine lebih banyak.
  • Infeksi saluran kemih berulang.
  • Inkontinensia urine.
  • Kulit pucat.
  • Bau napas tidak sedap.
  • Masalah pendengaran.
  • Massa pada perut.
  • Pembengkakan jaringan.
  • Iritabilitas atau lekas marah.
  • Tonus otot buruk.
  • Perubahan pada tingkat kewaspadaan mental.

Gejala penyakit ginjal akut maupun kronis bisa mirip gejala kondisi medis lainnya. Pastikan agar anak mendapatkan evaluasi dari dokter untuk diagnosis akurat.

Baca Juga: 3 Penyebab Utama Gagal Ginjal Akut dan Faktor Risikonya

5. Diagnosis

Dirangkum dari laman KidsHealth, jika curiga anak mengalami penyakit ginjal, dokter akan mengambil riwayat kesehatan, melakukan pemeriksaan fisik, dan memesan tes urine, tes darah, studi pencitraan, atau biopsi untuk membantu membuat diagnosis. Tes-tes ini biasanya disarankan oleh ahli nefrologi atau spesialis ginjal. 

Dengan urinalisis, dokter dapat dengan cepat mendeteksi kelainan (seperti terlalu banyak sel darah merah) yang mungkin menandakan peradangan atau iritasi pada saluran kemih. Urinalisis juga dapat mendeteksi kelebihan sel darah putih, yang paling sering dikaitkan dengan infeksi kandung kemih dan ginjal.

Tes darah tertentu memberi tahu dokter seberapa baik ginjal menyaring produk limbah dan menyeimbangkan susunan kimiawi aliran darah.

Dua alat diagnostik penting lainnya yang digunakan dokter adalah tekanan darah dan pengukuran pertumbuhan. Seiring dengan jantung, ginjal sangat penting untuk menentukan tekanan darah. Tekanan darah tinggi pada anak merupakan tanda penting bahwa ginjal perlu dievaluasi. Pengukuran pertumbuhan yang akurat dapat memberikan petunjuk untuk mendiagnosis beberapa penyakit ginjal karena anak-anak dengan penyakit ginjal kronis sering mengalami masalah pertumbuhan.

Dokter mungkin menggunakan biopsi ginjal untuk mengevaluasi fungsi ginjal. Biopsi adalah prosedur medis ketika sepotong kecil jaringan ginjal diangkat dengan jarum. Dilakukan saat anak dibius, ini adalah prosedur sederhana yang dapat membantu membuat diagnosis yang akurat dari masalah ginjal pada sekitar 9 dari 10 kasus. Ini sangat membantu dalam diagnosis nefritis dan nefrosis.

Selain sinar-X standar, studi pencitraan lain yang mungkin digunakan dokter untuk membantu mendiagnosis penyakit ginjal meliputi:

  • USG.
  • Pemindaian tomografi terkomputerisasi (CAT).
  • Pemindaian nuklir ginjal. Pemindaian nuklir ginjal melibatkan injeksi bahan radioaktif khusus ke dalam pembuluh darah. Dosis radiasi lebih kecil daripada sinar-X sederhana. Pemindaian menunjukkan bagaimana ginjal membandingkan satu sama lain dalam ukuran, bentuk, dan fungsi. Itu juga dapat mendeteksi jaringan parut atau bukti lain dari infeksi ginjal berulang atau kronis.
  • Voiding cystourethrogram (VCUG).

6. Pengobatan

Mengapa Anak-Anak Bisa Mengalami Penyakit Ginjal?ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Pengobatan penyakit ginjal pada anak tergantung dari penyebabnya. Anak dapat dirujuk ke ahli nefrologi pediatrik—dokter yang berspesialisasi dalam mengobati penyakit ginjal dan gagal ginjal pada anak-anak—untuk pengobatan.

Anak-anak dengan penyakit ginjal yang menyebabkan tekanan darah tinggi mungkin perlu minum obat untuk menurunkan tekanan darah. Ini secara signifikan dapat memperlambat perkembangan penyakit ginjal. Dokter mungkin meresepkan:

  • Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor: Membantu mengendurkan pembuluh darah dan mempermudah jantung memompa darah
  • Angiotensin receptor blocker (ARB): Membantu mengendurkan pembuluh darah dan memudahkan jantung untuk memompa darah.
  • Diuretik: Obat yang meningkatkan produksi urine.

Banyak anak memerlukan dua atau lebih obat untuk mengontrol tekanan darah mereka. Jenis lain dari obat tekanan darah mungkin juga diperlukan.

Ketika fungsi ginjal menurun, anak-anak mungkin memerlukan pengobatan untuk anemia dan kegagalan pertumbuhan. Anemia diobati dengan hormon eritropoietin, yang merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah. Anak-anak dengan kegagalan pertumbuhan mungkin perlu melakukan perubahan pola makan dan mengonsumsi suplemen makanan atau suntikan hormon pertumbuhan.

Anak-anak dengan penyakit ginjal yang mengarah ke gagal ginjal harus menerima pengobatan untuk menggantikan kerja ginjal. Dua jenis pengobatan adalah dialisis dan transplantasi.

Cacat lahir

Anak-anak dengan agenesis ginjal atau displasia ginjal harus dipantau untuk tanda-tanda kerusakan ginjal. Pengobatan tidak diperlukan kecuali terjadi kerusakan pada ginjal.

Ginjal ektopik tidak perlu diobati kecuali jika menyebabkan penyumbatan pada saluran kemih atau kerusakan pada ginjal. Ketika ada penyumbatan, operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki posisi ginjal untuk drainase urine yang lebih baik. Jika kerusakan ginjal yang luas telah terjadi, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat ginjal.

Penyakit keturunan

Anak-anak dengan penyakit ginjal kronis cenderung sering mengalami infeksi saluran kemih, yang diobati dengan antibiotik. Penyakit ginjal kronis tidak dapat disembuhkan, sehingga anak-anak dengan kondisi tersebut menerima pengobatan untuk memperlambat perkembangan penyakit ginjal dan mengobati komplikasi.

Sindrom Alport juga tidak ada obatnya. Namun, pengobatan tetap diperlukan untuk memperlambat perkembangan penyakit dan mengobati komplikasi sampai gagal ginjal.

Infeksi

Perawatan untuk sindrom uremik hemolitik meliputi mempertahankan kadar garam dan cairan normal dalam tubuh untuk meredakan gejala dan mencegah masalah lebih lanjut.

Anak mungkin memerlukan transfusi sel darah merah lewat tabung intravena (IV). Beberapa anak mungkin memerlukan dialisis dalam waktu singkat untuk mengambil alih kerja ginjal. Sebagian besar anak sembuh total tanpa konsekuensi jangka panjang.

Anak-anak dengan glomerulonefritis pasca-streptokokus dapat diobati dengan antibiotik untuk menghancurkan bakteri yang tersisa di dalam tubuh dan dengan obat-obatan untuk mengendalikan pembengkakan dan tekanan darah tinggi. Mereka mungkin juga butuh dialisis untuk waktu yang singkat.

Sindrom nefrotik

Sindrom nefrotik karena minimal change disease sering kali bisa berhasil diobati dengan kortikosteroid. Kortikosteroid mengurangi pembengkakan dan mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh. Dosis obat berkurang seiring waktu.

Kekambuhan sering terjadi. Namun, ini biasanya merespons pengobatan. Kortikosteroid kurang efektif dalam mengobati sindrom nefrotik karena glomerulosklerosis segmental fokal atau glomerulonefritis membranoproliferatif. Anak-anak dengan kondisi ini dapat diberikan obat imunosupresif lain selain kortikosteroid. Obat imunosupresif mencegah tubuh membuat antibodi.

Penyakit sistemik

Nefritis lupus diobati dengan kortikosteroid dan obat imunosupresif lainnya. Seorang anak dengan nefritis lupus juga dapat diobati dengan obat penurun tekanan darah. Dalam banyak kasus, pengobatan efektif dalam mengendalikan sepenuhnya atau sebagian nefritis lupus.

Penyakit ginjal diabetes biasanya butuh waktu bertahun-tahun untuk berkembang. Anak-anak dengan diabetes dapat mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit ginjal diabetes dengan minum obat untuk mengontrol tekanan darah tinggi dan menjaga kadar glukosa darah normal.

Trauma

Jenis trauma yang dijelaskan sebelumnya dapat diobati secara medis, meskipun dialisis mungkin diperlukan untuk waktu yang singkat sampai aliran darah dan tekanan darah kembali normal.

Penyumbatan dan refluks urine

Perawatan untuk penyumbatan urine tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan penyumbatan. Dalam beberapa kasus, penyumbatan hilang tanpa pengobatan.

Untuk anak-anak yang terus mengalami penyumbatan urine, pembedahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan sumbatan dan mengembalikan aliran urine. Setelah operasi, tabung kecil (stent) dapat ditempatkan di ureter atau uretra agar tetap terbuka sementara selama penyembuhan.

Pengobatan untuk refluks mungkin termasuk pengobatan yang cepat dari infeksi saluran kemih dan penggunaan antibiotik jangka panjang untuk mencegah infeksi sampai refluks hilang dengan sendirinya. Operasi juga telah digunakan dalam kasus-kasus tertentu.

7. Penyesuaian pola makan

Anak mungkin perlu mengubah pola makannya, dengan membatasi membatasi:

  • Protein: Protein sangat penting untuk pertumbuhan dan nutrisi yang tepat. Akan tetapi, ginjal mungkin tidak dapat membuang produk limbah yang berasal dari makan terlalu banyak protein. Dokter anak akan memberi tahu berapa banyak protein yang dibutuhkan anak.
  • Kalium: Kalium adalah nutrisi penting. Namun, saat ginjal tidak bekerja dengan baik, terlalu banyak kalium dapat menumpuk di dalam darah. Kalium berasal dari makanan tertentu. Anak mungkin perlu membatasi atau tidak makan makanan yang tinggi kalium.
  • Fosfor: Ginjal membantu menghilangkan fosfor ekstra dari tubuh. Jika ginjal tidak bekerja dengan baik, terlalu banyak fosfor menumpuk di aliran darah dan dapat menyebabkan kalsium meninggalkan tulang. Hal ini dapat membuat tulang anak lemah dan mudah patah. Anak mungkin perlu membatasi makanan yang mengandung fosfor.
  • Sodium: Diet rendah sodium dapat membantu mencegah atau mengurangi retensi cairan dalam tubuh anak. Dokter akan memberi tahu tentang jumlah natrium yang diperbolehkan dalam makanan anak.

Dalam beberapa kasus, anak dapat mengalami masalah elektrolit yang parah. Hal ini dapat menyebabkan tingkat berbahaya produk limbah dalam darah yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal. Anak juga dapat mengalami kelebihan cairan. Dalam kasus ini, anak mungkin memerlukan dialisis.

8. Komplikasi yang dapat terjadi

Mengapa Anak-Anak Bisa Mengalami Penyakit Ginjal?ilustrasi penyakit ginjal pada anak (pexels.com/BOOM)

Karena ginjal memiliki banyak fungsi, gagal ginjal dapat memengaruhi banyak sistem tubuh. Komplikasi mungkin termasuk:

  • Jumlah sel darah merah rendah (anemia).
  • Masalah dengan jantung dan pembuluh darah.
  • Penyakit tulang.
  • Nyeri pada tulang, sendi, dan otot.
  • Penurunan fungsi mental, termasuk kebingungan dan demensia.
  • Kerusakan saraf di lengan dan kaki.
  • Risiko lebih besar terkena infeksi.
  • Gizi buruk.
  • Perubahan kulit, termasuk kulit kering dan gatal.

Itulah fakta seputar penyakit ginjal pada anak. Segera temui dokter jika anak mengalami gejala-gejala yang mengarah pada gangguan ginjal atau anak berisiko tinggi mengalaminya.

Baca Juga: Tanda dan Gejala Acute Kidney Injury, Jangan Lengah, ya!

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya