- Bukti dari tahun 2018: Sebagian penelitian menunjukkan perempuan muda yang menjalani ooforektomi dan mendapat terapi estrogen tidak mengalami peningkatan risiko stroke.
- Bukti dari tahun 2024: Meta analisis terbaru menemukan hubungan jelas antara histerektomi—terutama dengan pengangkatan ovarium—dan peningkatan risiko stroke.
Studi: Operasi Angkat Rahim Tingkatkan Risiko Stroke

- Metaanalisis terbaru menemukan histerektomi meningkatkan risiko stroke 5 persen, dan jika disertai pengangkatan kedua ovarium risikonya naik hingga 18 persen.
- Kaitan ini kemungkinan dipicu oleh menopause dini akibat hilangnya fungsi ovarium sebagai penghasil hormon.
- Peneliti menekankan perlunya pemantauan ketat, strategi pencegahan stroke, dan eksplorasi alternatif pengobatan yang lebih aman untuk perempuan.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa operasi pengangkatan rahim dan kedua indung telur dapat menimbulkan dampak serius dan terabaikan terhadap kesehatan individu.
Sebuah metaanalisis terhadap data lebih dari 2 juta orang menemukan bahwa histerektomi untuk mengangkat rahim beserta leher rahim berhubungan dengan peningkatan risiko stroke sebesar 5 persen dibandingkan dengan mereka yang tidak menjalani prosedur medis tersebut.
Risiko menjadi lebih besar bila histerektomi dilakukan bersamaan dengan pengangkatan kedua indung telur (ooforektomi bilateral), yakni mencapai 18 persen lebih tinggi.
Hasil ini menyoroti bahwa prosedur ini membawa risiko jangka panjang, serta mengingatkan para ahli untuk menilai risiko kardiovaskular secara lebih hati-hati dan menerapkan strategi pencegahan pada perempuan yang menjalani operasi ini.
Dampak jangka panjang histerektomi dan ooforektomi masih kurang diteliti
Histerektomi dan ooforektomi adalah salah satu prosedur bedah ginekologi yang umum dilakukan. Namun, dampak jangka panjang terhadap kesehatan tubuh dan otak masih belum banyak diketahui.
Sebagian besar histerektomi dilakukan karena kondisi serius, misalnya kanker, prolaps, endometriosis, perdarahan pascamelahirkan, atau mioma (fibroid). Di masa lalu, terutama sebelum tahun 2000-an, praktik pengangkatan kedua ovarium saat histerektomi cukup umum dilakukan, meski belakangan terbukti berisiko.
Sebuah studi besar tahun 2009 menunjukkan bahwa perempuan yang kedua indung telurnya diangkat memiliki risiko kematian lebih tinggi akibat berbagai penyebab, termasuk penyakit jantung koroner dan kanker paru. Dibandingkan dengan perempuan yang masih memiliki ovarium, risiko stroke meningkat 14 persen.
Meski mekanismenya belum jelas, tetapi para ahli menduga ada kaitannya dengan menopause dini. Ovarium adalah penghasil hormon penting, sehingga pengangkatannya bisa memicu perubahan drastis pada tubuh.
Saat ini, pengangkatan kedua ovarium umumnya tidak dianjurkan pada pasien pramenopause, kecuali ada indikasi serius seperti kanker.
Bukti baru: risiko stroke dipengaruhi oleh usia

Hubungan antara ooforektomi dan stroke ternyata kompleks. Faktor usia saat operasi, penggunaan terapi pengganti hormon, hingga definisi stroke yang digunakan dalam penelitian bisa memengaruhi hasil.
Untuk menghilangkan kebingungan, para peneliti di China menganalisis data kesehatan nasional Amerika Serikat (1999–2018) dari lebih dari 21.000 perempuan. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan 15 studi lain.
Dari hasil analisis nasional saja, histerektomi tanpa pengangkatan ovarium tidak menunjukkan peningkatan signifikan risiko stroke. Peningkatan risiko hanya terlihat bila kedua ovarium diangkat. Namun, dalam metaanalisis berskala besar, histerektomi dengan atau tanpa pengangkatan ovarium tetap menunjukkan peningkatan risiko stroke. Artinya, sebagian studi terdahulu mungkin sampelnya terlalu kecil sehingga tidak cukup kuat mendeteksi kaitan yang sebenarnya.
"Studi terkini menunjukkan bahwa histerektomi dan/atau ooforektomi bilateral berkaitan dengan peningkatan risiko stroke, yang menekankan bahwa perempuan yang telah menjalani operasi ini harus dipantau secara ketat dan memerlukan tindakan pencegahan kesehatan proaktif untuk tanda-tanda awal stroke," para penulis studi menyimpulkan.
"Lebih lanjut, temuan kami mendorong para peneliti klinis untuk mengeksplorasi teknik bedah baru yang lebih aman atau pengobatan alternatif untuk penyakit yang berkaitan dengan histerektomi/ooforektomi bilateral."
Referensi
"Hysterectomy With Bilateral Oophorectomy May Increase Risk of Stroke." The Menopause Society. Diakses September 2025.
Chuan Shao et al., “Stroke Risk in Women With or Without Hysterectomy and/or Bilateral Oophorectomy: Evidence From the NHANES 1999-2018 and Meta-analysis,” Menopause the Journal of the North American Menopause Society, September 2, 2025, https://doi.org/10.1097/gme.0000000000002616.
"Hysterectomy Significantly Raises Risk of Stroke, New Evidence Suggests." Science Alert. Diakses September 2025.