Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Penyakit dekompresi terjadi saat penyelam berusaha menuju ke permukaan air terlalu cepat. (pexels.com/Evelyn Chong)

Tubuh kita dipenuhi oleh berbagai kandungan gas seperti oksigen, karbon dioksida, dan nitrogen. Sebagian gas tersimpan di dalam jaringan, sedangkan sisanya akan mengisi rongga-rongga tubuh. Proporsi gas dalam tubuh seharusnya berada dalam kadar yang seimbang, kecuali bila terjadi suatu kelainan.

Salah satu kelainan yang mengganggu keseimbangan gas tubuh adalah decompression sickness atau penyakit dekompresi. Kondisi ini banyak dialami oleh para penyelam.

Jangan dianggap remeh, dekompresi terbukti telah menelan banyak korban. Data StatPearls tahun 2020 menyatakan penyakit dekompresi sebagai penyebab kematian kedua terbanyak pada komunitas penyelam.

1. Penyebab

Perbedaan tekanan antara di atas permukaan dan di bawah permukaan air mendasari terjadinya dekompresi. (pexels.com/Tim Mossholder)

Prinsipnya, gas dalam tubuh lebih mudah masuk ke dalam jaringan ketika tekanan atmosfer tinggi. Jika tekanan sekitar menurun tiba-tiba, gas tidak bisa masuk ke jaringan dan menumpuk di rongga pembuluh dalam darah. Keberadaan gas di sana dapat merusak lapisan pembuluh darah dan menghambat aliran darah.

Penyebab utama dekompresi adalah terlalu cepat berenang dari dasar ke permukaan air. Tekanan dasar air lebih tinggi dibanding permukaan, sehingga pergerakan mendadak ke permukaan menyebabkan penurunan tekanan lingkungan yang drastis.

2. Gejala

ilustrasi nyeri dada akibat penyakit dekompresi (pexels.com/freestocks.org)

Hal pertama yang perlu dipastikan adalah kronologi kejadian. Berdasarkan sebuah laporan dalam jurnal Medicina tahun 2022, gejala dekompresi dapat terjadi dalam rentang beberapa menit hingga 48 jam setelah menyelam. Gejala paling seringnya meliputi nyeri sendi, pegal otot, pusing, dan kulit bengkak.

Pada derajat yang lebih parah, akumulasi udara dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan saraf, paru-paru, maupun jantung. Gejalanya bisa berupa kelumpuhan, sulit menahan keluarnya tinja atau kemih, pandangan buram, kejang, sesak napas, hingga penurunan kesadaran.

Parahnya, pasien bisa jatuh pada henti jantung dan meninggal secara mendadak. Meskipun relatif sedikit, terdapat 2 dari 100 kasus penyakit dekompresi yang berujung pada kematian.

3. Diagnosis

Diagnosis penyakit dekompresi bisa ditegakkan hanya dengan pemeriksaan fisik dan anamnesis. (pixabay.com/orionhospital2021)

Mengutip pernyataan dalam publikasi StatPearls, diagnosis penyakit dekompresi dapat ditegakkan tanpa pemeriksaan lanjutan. Diagnosis akan makin jelas jika kondisinya membaik setelah diberikan oksigen tekanan tinggi. Tekanan ini akan mendorong kumpulan gas bebas agar kembali masuk ke jaringan yang semestinya.

Pemeriksaan radiologi seperti pencitraan resonansi magneitk (MRI) atau pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT scan) memang bisa menemukan lokasi terkumpulnya gelembung gas dalam tubuh. Akan tetapi, tes ini kurang praktis dan akurat untuk digunakan dalam konteks penanganan sehari-hari.

4. Penanganan

ilustrasi oksigen bertekanan tinggi (pixabay.com/fernando zhiminaicela)

Apabila menemukan kasus penyakit dekompresi, terapi utamanya adalah rekompresi dengan oksigen konsentrasi 100 persen. Menurut protokol Undersea and Hyperbaric Medical Society (UHMS) tahun 2011, oksigen dapat diberikan dengan kecepatan tinggi, yaitu 15 liter per menit.

Pemberian infus cairan juga bisa dipertimbangkan bila ditemukan tanda-tanda dehidrasi. Pada pasien dengan tanda-tanda pengentalan darah (trombosis), obat-obatan pengencer darah bisa diberikan dengan pengawasan ketat.

5. Pencegahan

ilustrasi menyelam sesuai dengan protokol (unsplash.com/Bobbi Wu)

Cara ampuh untuk mencegah penyakit dekompresi adalah dengan berenang secara perlahan ketika ingin menyudahi kegiatan menyelam. Rekomendasi kecepatan yang aman untuk menyelam ke permukaan adalah 10 meter per menit, dilansir StatPearls.

Jadi, semisal kamu sedang menyelam di perairan dengan kedalaman 50 meter, pastikan kamu mencapai ke permukaan air tidak lebih cepat dari 5 menit.

Itulah fakta mengenai penyakit dekompresi berikut penyebab, gejala, diagnosis, penanganan, dan pencegahannya. Kegiatan menyelam juga memiliki risiko yang harus kamu perhatikan. Untuk penyelam pemula, kamu sebaiknya meminta pengawasan dari penyelam yang sudah berpengalaman demi keselamatan diri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team