Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Penyebab Diare pada Orang dengan HIV dan Cara Mengatasinya

ilustrasi diare (pexels.com/cottonbro)

Sudah menjadi rahasia umum bahwa obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS belum ditemukan. Penyakit ini melumpuhkan daya tahan tubuh secara perlahan. Meski demikian, pengobatan, yaitu dengan terapi antiretroviral (ARV), tetap diperlukan untuk mengendalikan infeksi virus, sehingga orang dengan HIV bisa hidup sehat sekaligus mengurangi risiko penularan kepada orang lain.

Gejala yang dirasakan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) berbeda-beda. Salah satu gejalanya adalah diare. Diare sering dialami ODHA. Buang air besar cair lebih dari tiga kali dalam sehari dapat mengakibatkan dehidrasi. 

Kehilangan cairan tubuh tentunya bisa berisiko bagi kesehatan. Sebenarnya, apakah penyebab diare pada ODHA? Yuk, kenali penyebabnya bersama-sama!

1. Adanya infeksi saluran cerna

ilustrasi infeksi pencernaan (pexels.com/Sora Shimaz)

Sistem pertahanan tubuh yang terganggu membuat mikroorganisme jahat mudah berkembang biak. Bakteri, protozoa, dan jamur cepat menginfeksi saluran pencernaan. Hal ini menjadi salah satu penyebab diare pada ODHA.

Dilansir Healthline, salah satu jenis protozoa yang sering menyebabkan diare yaitu Cryptosporidium. Gejala diare yang dialami ODHA lebih buruk daripada orang tanpa HIV.

2. Efek samping terapi ARV

ilustrasi obat (pexels.com/Anna Shvets)

Obat yang menyembuhkan penyakit HIV/AIDS memang belum ditemukan. Namun, terapi ARV dapat membantu menekan perkembangan virus HIV. Bukan menyembuhkan, tetapi meningkatkan kualitas hidup pasien. 

Sebagian ODHA mengalami diare karena efek samping dari terapi ARV. Dilansir Very Well Health, terapi ARV memengaruhi kinerja sel-sel di usus, sehingga diare dapat terjadi.

3. Perkembangan virus HIV

ilustrasi virus HIV (unsplash.com/National Cancer Institute)

Virus akan berkembang jika menemukan inang yang tepat. Seperti penyakit lainnya, virus HIV yang terus tumbuh menimbulkan gejala pada pasien. Salah satunya berupa diare yang kerap dikeluhkan ODHA.

Infeksi oportunistik muncul ketika jumlah CD4 di bawah 200. Tanpa adanya pertahanan, virus, bakteri, jamur gampang masuk. Mengutip Medical News Today, salah satu bentuk infeksi oportunistik pada penderita HIV/AIDS yaitu diare. 

4. Faktor non-infeksi

ilustrasi banyak pikiran (pexels.com/Inzmam Khan)

Kamu mungkin pernah mendengar bahwa penyakit bisa disebabkan oleh pikiran.  Ternyata, hal tersebut tidak mengada-ngada. Diare dapat dipicu oleh stres dan kecemasan yang berlebihan.

Seperti mengutip Medical News Today, diare juga bisa disebabkan oleh sindrom iritasi usus besar (IBS).

Bagaimana cara penanganannya?

ilustrasi penanganan diare (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Pengobatan diare disesuaikan dengan penyebabnya. Apabila diare disebabkan oleh terapi ARV, pasien akan diberikan jenis obat berbeda. Berhenti terapi ARV, bukanlah solusi yang tepat. Ini membutuhkan konsultasi dengan dokter.

Jika diare disebabkan oleh infeksi oportunistik, dokter akan memberikan pengobatan tambahan. Cara mengatasi diare lainnya antara lain:

  • Memenuhi kebutuhan cairan dengan minum air putih yang lebih banyak.
  • Hindari minuman berkafein, mengandung susu, karena dapat memicu diare memburuk.
  • Hindari makanan pedas, tinggi serat, dan asam.
  • Makan dalam jumlah sedikit namun sering.
  • Amati tanda-tanda dehidrasi pada pasien.

Penyebab diare pada orang dengan HIV cukup beragam. Tidak bisa disepelekan, penanganan diare yang tidak tepat bisa berisiko. Jika diare terus berkelanjutan, alangkah baiknya untuk segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us