Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Peran Penting Bedah Plastik untuk Pasien Kanker Payudara

ilustrasi pasien kanker payudara (pexels.com/Anna Tarazevich)
Intinya sih...
  • Bedah plastik membantu pemulihan fisik dan emosional pasien kanker payudara.
  • Terdapat teknik rekonstruksi menggunakan implan atau flap jaringan untuk membentuk kembali payudara.
  • Pasien perlu memperhatikan kebersihan area operasi, menghindari infeksi, dan mengikuti instruksi dokter selama pemulihan.

Bagi banyak pasien kanker payudara, perjalanan menuju pemulihan tidak hanya melibatkan perawatan medis, tetapi juga pemulihan fisik dan emosional.

Bedah plastik memainkan peran penting dalam proses ini, terutama melalui prosedur rekonstruksi payudara. Proses ini bisa membantu mengembalikan bentuk dan rasa percaya diri pasien setelah menjalani mastektomi.

Menanggapi hal ini, IDN Times menghadirkan dr. Elrica Sapphira, Sp.B.P.R.E, Subsp.E.L (K), dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik, dalam program Health Talk yang disiarkan langsung di Instagram @idntimes pada Jumat (29/10/2024).

1. Kenapa bedah plastik penting untuk pasien kanker payudara?

ilustrasi Hari Kesadaran Kanker Payudara (pexels.com/Miguel Á. Padriñán)

Menurut dr. Elrica, bedah plastik memiliki peran penting dalam mendukung pemulihan fisik dan emosional pasien kanker payudara.

Setelah menjalani mastektomi atau lumpektomi—prosedur yang mungkin diperlukan untuk menghilangkan jaringan kanker—pasien kerap merasakan perubahan signifikan pada tubuh mereka.

"Jadi biasanya operasi dilakukan setelah pengangkatan jaringan payudara oleh dokter onkologi atau bedah tumor. Jadi, setelah kankernya itu sendiri diangkat, kita melakukan rekonstruksinya," jelas dr. Elrica. 

Prosedur rekonstruksi payudara melalui bedah plastik dapat membantu mengembalikan bentuk payudara, memberikan hasil yang terlihat alami, dan memperbaiki simetri tubuh.

Prosedur ini tidak hanya berdampak pada penampilan fisik, tetapi juga dapat memberikan manfaat psikologis yang besar. Dengan memulihkan bentuk tubuh yang hilang, banyak pasien merasa lebih percaya diri dan kembali merasakan keutuhan tubuh mereka.

"Karena kan ya kita tahu bahwa payudara itu merupakan suatu simbol kewanitaan, penting untuk wanita. Jadi, payudara walaupun kita tidak mengembalikan fungsinya untuk menyusui, kita bisa mengembalikan bentuknya," ujar dr. Elrica. 

2. Teknik rekonstruksi yang digunakan

ilustrasi operasi bedah (pexels.com/Anton Apa)

Ada beberapa teknik yang umum digunakan dalam rekonstruksi payudara. Pilihan teknik ini biasanya disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi fisik, dan preferensi masing-masing pasien. 

Teknik yang umum digunakan adalah rekontruksi menggunakan implan. Ini melibatkan penggunaan implan silikon atau saline untuk membentuk kembali payudara.

"(Teknik) yang agak familiar itu kita bisa menggunakan operasi dengan implan payudara. Jadi implan payudara tidak hanya digunakan bagi yang mau menambah volume payudaranya, tapi di sini juga bisa menggantikan jaringan payudara yang telah diangkat  saat operasi kanker," ucap dr. Elrica. 

Ada pula teknik rekonstruksi flap jaringan (flap surgery). Dalam teknik ini, jaringan tubuh pasien, seperti dari perut (TRAM flap atau DIEP flap), punggung, atau paha, digunakan untuk membentuk payudara baru.

Teknik ini menghasilkan payudara yang lebih alami dan terasa lebih dekat dengan jaringan asli. 

"Di situ memang sensasinya akan lebih seperti asli karena kan memang jaringan dari tubuh pasien sendiri. Kita modifikasi, kita pindahkan, sehingga bisa menyerupai yang aslinya," tambah dr. Elrica. 

3. Hal yang harus diperhatikan setelah operasi

ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (pexels.com/RDNE Stock project)

Setelah menjalani operasi rekonstruksi payudara, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh pasien. Ini penting untuk memastikan proses pemulihan berjalan lancar dan hasil rekonstruksi optimal. 

Pasien perlu menjaga kebersihan area operasi dan mengikuti instruksi dokter mengenai perawatan luka. Ini termasuk mengganti perban secara teratur, menghindari infeksi, dan memantau tanda-tanda peradangan atau komplikasi, kata dr. Elrica.

Dokter juga mungkin akan meresepkan antibiotik atau obat antinyeri untuk membantu mengurangi risiko infeksi dan mengelola rasa sakit.

Setelah operasi, sebaiknya menghindari aktivitas berat atau mengangkat beban untuk beberapa minggu sesuai arahan dokter. Aktivitas tertentu yang menekan area dada juga sebaiknya dihindari agar tidak mengganggu proses penyembuhan.

"Kalau misalnya untuk recovery, memang pasiennya disarankan untuk bed rest. Cuma kurang lebih biasanya dua mingguan, pasien sudah mulai bisa lebih nyaman. Tapi kalau misalnya memang mau betul-betul sampai sembuh, sudah bisa beraktivitas seperti biasa, kita bisa menunggu 2-3 bulan," jelas dr. Elrica. 

Bedah plastik, khususnya rekonstruksi payudara, merupakan bagian penting dalam perjalanan pemulihan pasien kanker payudara. Selain memulihkan bentuk fisik, rekonstruksi ini membantu banyak pasien mendapatkan kembali kepercayaan diri dan rasa utuh pada tubuh mereka.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Rifki Wuda Sudirman
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us