Gangguan Afektif Musiman: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Depresi yang terjadi saat perubahan musim

Akhir tahun identik dengan musim dingin di beberapa negara. Jika seseorang merasakan perubahan suasana hati atau merasa depresi saat musim dingin, mungkin orang tersebut mengalami gangguan afektif musiman atau seasonal affective disorder (SAD).

Seseorang dengan SAD mengalami perubahan suasana hati dan perilaku yang signifikan setiap kali musim berganti dan terjadi pada waktu yang sama setiap tahunnya.

Termasuk dalam jenis depresi, tentunya SAD berpotensi bahaya bila tidak ditangani dengan benar. Untuk lebih mengetahui tentang gangguan afektif musiman atau depresi musiman, simak ulasannya berikut ini.

1. Gangguan afektif musiman sering terjadi di negara yang memiliki empat musim

Gangguan Afektif Musiman: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan PengobatanPerempuan lebih mungkin mengalami variasi musiman dalam gejala depresi dibanding laki-laki. (freepik.com/freepik)

Dilansir Mayo Clinic, SAD merupakan salah satu jenis depresi yang terkait dengan perubahan musim. Depresi musiman dimulai dan berakhir pada waktu yang hampir sama setiap tahunnya. Bagi kebanyakan orang yang mengalaminya, gejala umumnya mulai muncul pada awal musim gugur dan berlanjut hingga musim dingin (depresi musim dingin).

Pada kasus lain yang lebih jarang terjadi, SAD menyebabkan depresi pada musim semi atau awal musim panas (depresi musim panas). Oleh sebab itu, SAD lebih sering ditemukan di negara yang memiliki empat musim. Namun, tidak menutup kemungkinan kondisi ini juga bisa terjadi di area dengan iklim tropis walaupun kasusnya jarang.

Seperti dijelaskan di Medical News Today, para peneliti dari University of Glasgow, Skotlandia, menemukan bahwa perempuan lebih mungkin mengalami variasi musiman dalam gejala depresi dibanding laki-laki, dengan gejala yang memuncak selama bulan-bulan pada musim dingin.

Laporan dalam jurnal Depression Research and Treatment tahun 2015  juga menyebutkan bahwa SAD lebih sering dialami perempuan dan umumnya usia antara 18 hingga 30 tahun. Di samping itu, mereka yang tinggal jauh dari ekuator juga lebih berisiko mengalami SAD.

2. Gejala gangguan afektif musiman

Gangguan Afektif Musiman: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan PengobatanPenderita SAD mengalami gejala depresi. (pexels.com/Inzmam Khan)

Menurut keterangan dari National Institute of Mental Health (NIMH), SAD merupakan jenis depresi yang ditandai dengan pola musiman yang berulang. Tanda dan gejalanya termasuk yang berkaitan dengan depresi mayor serta gejala yang berbeda untuk pola SAD musim dingin atau musim panas.

Kebanyakan orang dengan SAD hanya mengalami beberapa gejala berikut ini, tapi tidak semuanya.

Gejala depresi mayor meliputi:

  • Merasa tertekan
  • Kehilangan ketertarikan terhadap aktivitas yang disukai
  • Mengalami perubahan nafsu makan atau berat badan
  • Memiliki gangguan tidur
  • Merasa lesu dan gelisah
  • Merasa kekurangan energi
  • Merasa putus asa atau tidak berharga
  • Sulit berkonsentrasi
  • Memiliki pikiran untuk bunuh diri

Gejala tambahan untuk SAD musim dingin yaitu:

  • Terlalu banyak tidur (hipersomnia)
  • Makan berlebihan, terutama karbohidrat
  • Mengalami kenaikan berat badan
  • Penarikan sosial

SAD musim panas umumnya disertai dengan gejala:

  • Kesulitan tidur (insomnia)
  • Nafsu makan yang buruk, menyebabkan penurunan berat badan
  • Merasa gelisah dan cemas

Bisa membahayakan, berbagai gejala depresi tersebut perlu dikenali untuk mencegah kondisi penderitanya memburuk.

Baca Juga: Terapi Cahaya Efektif Redakan Depresi? Ini Pro dan Kontranya

3. Faktor penyebab gangguan afektif musiman

Gangguan Afektif Musiman: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi gangguan afektif musiman atau depresi musiman (unsplash.com/Joshua Rawson-Harris)

Penyebab SAD belum diketahui secara pasti. Dirangkum dari beberapa sumber, ada berbagai faktor yang berkontribusi dalam perkembangan SAD. 

Orang dengan SAD mungkin mengalami penurunan aktivitas serotonin, yaitu senyawa kimia otak (neurotransmiter) yang membantu mengatur suasana hati. Sinar matahari berpengaruh pada tingkat serotonin dalam tubuh. Nah, pada musim dingin, paparan sinar matahari berkurang sehingga mengakibatkan penurunan kadar serotonin dan memicu perubahan suasana hati.

Selain itu, kadar melatonin juga bisa memengaruhi timbulnya SAD. Orang dengan SAD memproduksi terlalu banyak melatonin, yaitu hormon yang mengatur siklus tidur. Kegelapan dapat meningkatkan produksi melatonin. Terlalu banyak melatonin dapat meningkatkan rasa kantuk. Saat hari-hari pada musim dingin menjadi lebih pendek dan sinar matahari lebih sedikit, produksi melatonin meningkat sehingga membuat penderita SAD lebih mengantuk dan merasa lesu.

Kekurangan vitamin D juga tampaknya menjadi faktor risiko SAD, karena kadarnya yang rendah dalam tubuh dapat menghambat aktivitas serotonin. Selain dari makanan, tubuh memproduksi vitamin D saat kulit terkena sinar matahari. Dengan sedikitnya sinar matahari saat musim dingin, penderita SAD mungkin memiliki kadar vitamin D yang rendah.

4. Dampak gangguan afektif musiman tidak boleh diremehkan

Gangguan Afektif Musiman: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan PengobatanSAD yang tidak ditangani bisa menimbulkan masalah lainnya. (pexels.com/Andrew Neel)

Gangguan afektif musiman tidak boleh diremehkan. Berbagai gejala yang muncul harus ditangani dengan benar. Sama dengan jenis depresi lainnya, kondisi orang dengan SAD bisa memburuk dan menyebabkan masalah serius bila tidak ditangani.

Masalah yang bisa ditimbulkan meliputi:

  • Penarikan diri dari lingkungan sosial
  • Masalah yang terjadi di sekolah atau tempat kerja
  • Penyalahgunaan zat
  • Gangguan kesehatan mental lainnya, seperti gangguan kecemasan atau gangguan makan
  • Memiliki pikiran atau perilaku untuk bunuh diri

6. Diagnosis gangguan afektif musiman

Gangguan Afektif Musiman: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi diagnosis gangguan afektif musiman (pexels.com/Alex Green)

Meskipun sudah melakukan evaluasi menyeluruh, kadang sulit bagi dokter atau ahli kesehatan mental untuk mendiagnosis gangguan afektif musiman karena gejalanya sama dengan jenis depresi lain atau kondisi kesehatan mental lainnya.

Untuk membantu mendiagnosis SAD, evaluasi yang menyeluruh umumnya meliputi:

  • Pemeriksaan fisik. Dokter mungkin melakukan pemeriksaan fisik dan mengajukan pertanyaan mendalam tentang kesehatan pasien. Dalam beberapa kasus, depresi mungkin terkait dengan masalah kesehatan fisik yang mendasarinya.
  • Tes laboratorium. Dokter mungkin melakukan tes hitung darah lengkap (CBC) atau menguji tiroid untuk memastikannya berfungsi dengan baik.
  • Evaluasi psikologis. Untuk memeriksa tanda-tanda depresi, profesional kesehatan mental akan menanyakan gejala, pikiran, perasaan, dan pola perilaku pasien yang umumnya dalam bentuk kuesioner.
  • DSM-5. Ahli kesehatan mental dapat menggunakan kriteria untuk episode depresi musiman yang tercantum dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.

7. Pengobatan gangguan afektif musiman

Gangguan Afektif Musiman: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan PengobatanTerapi cahaya untuk mengobati penderita depresi musiman. (evidentlycochrane.net)

Upaya untuk mengatasi SAD bisa dilakukan melalui beberapa cara yang meliputi terapi cahaya, obat-obatan, dan psikoterapi.

Pertama adalah terapi cahaya atau fototerapi. Pada terapi ini, pasien duduk beberapa meter dari kotak cahaya khusus sehingga tubuh terpapar cahaya terang. Ini dilakukan sekitar 20 hingga 60 menit setiap hari, biasanya pada pagi hari.

Terapi ini meniru cahaya alami luar ruangan dan menyebabkan perubahan senyawa kimia otak yang terkait dengan suasana hati. Terapi cahaya biasanya mulai bekerja dalam beberapa hari atau minggu dan memberikan efek samping yang rendah. Namun, sebelum membeli alat ini, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Kedua adalah dengan obat-obatan resep dokter. Dilansir NIMH, SAD dikaitkan dengan gangguan aktivitas serotonin. Obat antidepresi, seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), biasanya digunakan. Perlu diketahui bahwa semua obat bisa memiliki efek samping. Sebaiknya bicarakan dengan dokter tentang risiko yang mungkin bisa ditimbulkan dari penggunaan obat tersebut.

Ketiga adalah psikoterapi seperti terapi perilaku kognitif. Terapi ini membantu mengidentifikasi dan mengubah pikiran serta perilaku negatif yang membuat penderitanya merasa lebih buruk. Selain itu, pasien juga mempelajari cara untuk mengelola stres.

Demikianlah hal-hal seputar gangguan afektif musiman atau depresi musiman. Walaupun biasa terjadi di negara empat musim, jenis depresi ini juga perlu kita ketahui agar lebih waspada. Sebab, gangguan mental ini bisa terjadi pada siapa saja dan membahayakan penderitanya.

Baca Juga: Ternyata Ada 9 Faktor Fisik Penyebab Depresi, Apa Saja?

Rifa Photo Verified Writer Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya