Terapi Cahaya Efektif Redakan Depresi? Ini Pro dan Kontranya

Meredakan gejala gangguan depresi mayor dengan pola musiman

Sesuai namanya, terapi cahaya atau fototerapi merupakan perawatan yang melibatkan paparan cahaya buatan. Terapi cahaya sering dikaitkan dengan pengobatan untuk pasien dengan gangguan tidur, suasana hati, hingga depresi mayor khususnya gangguan afektif musiman (seasonal affective disorder).

Selama terapi berlangsung, pasien biasanya duduk di dekat perangkat terapi cahaya. Cahaya yang dihasilkan oleh perangkat tersebut menyimulasikan sinar matahari, khususnya saat musim dingin.

Diperkirakan terapi cahaya dapat memperbaiki gangguan afektif musiman dengan mendorong otak memproduksi lebih banyak serotonin (hormon yang memengaruhi suasana hati) dan mengurangi produksi melatonin (hormon yang sering menyebabkan kantuk). Meski demikian, beberapa ahli percaya bahwa keberhasilan terapi cahaya disebabkan oleh efek plasebo. 

Simak ulasan berikut untuk memahami lebih jelas bahasan mengenai terapi cahaya, khususnya untuk meredakan gejala depresi akibat pola musiman. 

1. Bagaimana mekanisme terapi cahaya?

Terapi Cahaya Efektif Redakan Depresi? Ini Pro dan Kontranyacommons.wikimedia.org/Kalfatermann

Melansir Healthline dan Harvard Health Publishing, pasien yang menggunakan terapi cahaya biasanya duduk di dekat kotak lampu yang memancarkan cahaya kuat. Cahaya tersebut meniru sinar matahari alami dengan variasi tingkatan.

Satuan ukuran yang disebut lux mengukur jumlah cahaya yang digunakan dalam terapi cahaya. Pencahayaan standar berkisar antara 2.500 sampai 10.000 lux.

Perawatan biasanya dimulai saat musim gugur dan berlanjut hingga awal musim semi. Sesi terapi cahaya biasanya berlangsung mulai dari 10-30 menit. Durasi sesi terapi tergantung pada seberapa baik pasien merespons kekuatan cahaya dari kotak lampu dan penanganan saat perawatan. 

Pasien yang baru mengenal metode ini dapat diberikan perawatan awal yang lebih singkat. Semakin kuat intensitas terapi cahaya, semakin singkat sesi perawatannya.

2. Kelebihan terapi cahaya

Terapi Cahaya Efektif Redakan Depresi? Ini Pro dan Kontranyaverywellmind.com

Perawatan dengan terapi cahaya dapat dilakukan di rumah dengan menggunakan kotak lampu yang disewa atau dibeli sesuai preferensi. Terapi ini juga memiliki beragam manfaat dan dinyatakan aman bagi kebanyakan orang. Selain itu, terapi ini bersifat noninvasif, mudah, dan sedikit efek samping yang dihasilkan.

Melansir Mayo Clinic, terapi cahaya yang digunakan untuk merawat kondisi kulit seperti psoriasis berbeda dengan jenis terapi cahaya yang digunakan untuk kondisi lain seperti depresi mayor pola musiman.

Terapi cahaya untuk kelainan kulit menggunakan lampu yang memancarkan sinar ultraviolet (UV). Jenis cahaya ini nantinya harus difilter dalam kotak terapi cahaya yang digunakan untuk pasien dengan gangguan afektif musiman dan kondisi lain agar menghindari kemungkinan kerusakan kulit dan mata.

Baca Juga: 5 Terapi Non Medis Ini Bisa Bantu Penyembuhan Ragam Penyakit

3. Risiko dan efek samping penggunaan terapi cahaya

Terapi Cahaya Efektif Redakan Depresi? Ini Pro dan Kontranyaunsplash.com/Andrey Zvyagintsev

Pasien dengan kulit sensitif, kondisi mata tertentu, atau riwayat kanker kulit harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum melakukan terapi cahaya. 

Adapun efek samping terapi cahaya yang dapat terjadi adalah mual, sakit kepala, sengatan matahari, dan iritabilitas. Meskipun tidak serius, efek tersebut dapat ditangani dengan menyesuaikan durasi dan intensitas sesi terapi.

Ketika efek samping terjadi, hal tersebut mungkin akan mereda dengan sendirinya dalam beberapa hari setelah memulai terapi cahaya. Penggunaan obat tetes mata, tetes hidung, dan tabir surya juga dapat mengurangi efek samping tersebut.

4. Alasan terapi cahaya perlu dilakukan

Terapi Cahaya Efektif Redakan Depresi? Ini Pro dan Kontranyaunsplash.com/Jamie Fenn

Tiga elemen penting untuk menunjang efektivitas terapi cahaya yakni kombinasi tepat antara intensitas cahaya, durasi, dan waktu pelaksanaan. 

Seseorang yang memilih untuk melakukan terapi cahaya kemungkinan memiliki beberapa alasan mendasar sebagai berikut:

  • Dokter merekomendasikan terapi cahaya untuk pasien dengan gangguan afektif musiman atau kondisi lainnya
  • Ingin mencoba pengobatan yang dinilai aman dan memiliki efek samping minimal
  • Ingin meningkatkan efektivitas pengobatan antidepresan atau konseling kesehatan mental (psikoterapi)
  • Menghindari obat antidepresan karena sedang hamil atau menyusui
  • Memungkinkan pasien untuk minum obat antidepresan dengan dosis rendah

5. Perspektif ahli mengenai terapi cahaya

Terapi Cahaya Efektif Redakan Depresi? Ini Pro dan Kontranyapexels.com/Cottonbro

Dr. Carl Vincent, psikolog asal Amerika Serikat (US), menyarankan agar terapi cahaya dikombinasikan dengan pengobatan lain, seperti psikoterapi atau regimen obat.

“Terapi cahaya dapat digunakan sebagai terapi tambahan. Orang yang mengalami gangguan afektif musiman harus berusaha lebih aktif. Musim dingin merupakan waktu ketika orang-orang cenderung lebih banyak bersantai. Meningkatkan intensitas olahraga dapat membantu memperbaiki suasana hati," jelas Vincent kepada Healthline.

Kalau kamu sedang melawan depresi dan mencari pengobatan baru, terapi cahaya mungkin bisa dicoba. Terapi ini bisa digunakan untuk meminimalkan gejala gangguan depresi mayor dengan pola musiman, gangguan tidur, dan kondisi lain, dan sering kali efektif dengan kemungkinan efek samping minimal. Meski begitu, sebelum menerapkannya, konsultasikan dulu dengan dokter, ya!

Baca Juga: 5 Manfaat Menakjubkan Berjalan Tanpa Alas Kaki, Bisa Jadi Terapi Lho!

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya