Mirip tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Inseminasi dan Bayi Tabung

Kedua metode memiliki proses yang berbeda

Bagi sebagian orang, proses memiliki anak mungkin menjadi hal yang tidak mudah. Berbagai masalah kesuburan bisa menjadi penghalang bagi beberapa pasangan untuk bisa mendapatkan buah hati.

Dalam proses fertilisasi, ada beberapa opsi alternatif untuk bisa mencapai kehamilan. Dua opsi utama yang sering menjadi pilihan adalah inseminasi dan bayi tabung.

Umumnya, metode ini dipilih atas dasar pertimbangan serta kondisi medis tertentu baik dari laki-laki maupun perempuan.

Dokter Malvin Emeraldi, SpOG, dokter spesialis kandungan dari RSIA Family, memberikan penjelasan tentang perbedaan inseminasi dan bayi tabung, serta faktor-faktor penting yang harus diperhatikan.

1. Persamaan inseminasi dan bayi tabung

Mirip tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Inseminasi dan Bayi Tabungilustrasi kehamilan (pexels.com/Leah Kelley)

Sebelum membahas perbedaan dari inseminasi dan bayi tabung, kedua metode ini memiliki satu kesamaan. Keduanya merupakan metode fertilisasi yang dapat dilakukan oleh pasangan tanpa melakukan hubungan badan.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tidak bisa melakukan proses fertilisasi dengan berhubungan badan secara normal. Faktor ini termasuk kualitas sperma yang buruk, masalah pada lendir rahim, cacat fisik, risiko kelainan genetik, atau infeksi virus penyakit menular seksual.

2. Apa itu inseminasi?

Mirip tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Inseminasi dan Bayi Tabungilustrasi sel telur dan sperma (pexels.com/Nadezhda Moryak)

Inseminasi atau intrauterine insemination (IUI) merupakan metode fertilisasi buatan, yaitu ketika sel sperma akan dimasukkan langsung melalui vagina ke dalam rahim. Ini akan mempersingkat waktu perjalanan sperma ke sel telur.

Prosedur inseminasi biasa dilakukan pada pasangan yang tidak bisa melakukan fertilisasi normal. Ini bisa diakibatkan oleh ketidakmampuan untuk melakukan hubungan seksual karena tantangan fisik maupun psikologis.

3. Proses inseminasi

Mirip tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Inseminasi dan Bayi Tabungilustrasi inseminasi (unsplash.com/National Cancer Institute)

Dalam proses ini, dokter akan memisahkan sel sperma dengan cairan mani. Kemudian, seluruh sampel sperma yang diambil akan dimasukkan langsung ke dalam rahim
menggunakan spekulum untuk membuka vagina.

Sel sperma akan disuntikan melalui selang kateter yang telah dimasukkan ke dalam rahim. Dengan itu, proses fertilisasi tetap dilakukan di dalam rahim perempuan.

Proses ini tidak memakan waktu lama, umumnya hanya beberapa menit hingga satu jam. Orang yang menjalani proses ini biasanya diperbolehkan untuk langsung pulang setelahnya.

Dokter akan menjadwalkan konsultasi lebih lanjut untuk melihat apakah proses inseminasi bekerja dengan baik atau tidak.

Baca Juga: Apa Saja Dampak Endometriosis terhadap Kehidupan Penderitanya?

4. Apa itu bayi tabung?

Mirip tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Inseminasi dan Bayi Tabungilustrasi embrio (unsplash.com/ Trnava University)

Di sisi lain, bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) merupakan proses fertilisasi yang mana dokter akan menggabungkan sel sperma dan sel telur yang dilakukan di dalam laboratorium atau di luar rahim.

Dalam metode ini, dokter akan mengambil sel sperma dan sel telur. Proses fertilisasi kemudian dilakukan dengan cara menyuntikan sperma ke dalam sel telur untuk menciptakan pembuahan.

Hasil fertilisasi kemudian akan dipantau dalam inkubasi laboratorium dan diawasi perkembangannya oleh dokter. Apabila proses pembuahan berhasil, maka embrio akan terbentuk.

Dokter kemudian akan mengambil beberapa atau semua embrio yang berhasil mengalami pembuahan dan memasukkannya ke dalam rahim. Dengan begitu, embrio dapat berkembang dengan baik di dalam rahim.

5. Faktor yang mengharuskan seseorang melakukan bayi tabung

Mirip tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Inseminasi dan Bayi Tabungilustrasi masalah kesehatan seksual (unsplash.com/Sasun Bughdaryan)

Berbeda dengan inseminasi, proses bayi tabung memerlukan langkah dan proses yang lebih lama. Oleh karena itu, proses ini memerlukan persiapan serta pertimbangan yang lebih matang bersama dokter.

Bayi tabung biasanya direkomendasikan untuk pasangan yang menghadapi masalah berikut:

  • Infertilitas pada laki-laki yang parah.
  • Saluran tuba yang tersumbat.
  • Telah melakukan proses inseminasi namun gagal.
  • Kekhawatiran tentang mewariskan kelainan genetik tertentu.
  • Gangguan organ reproduksi, seperti mioma, kista, endometriosis.
  • Gangguan masa subur.

6. Metode apa yang cocok untuk kamu?

Mirip tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Inseminasi dan Bayi Tabungilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/tirachardz)

Inseminasi dan bayi tabung masing-masing memiliki peran unik dalam mengatasi program infertilitas. Sebelum menentukan metode, dokter akan membantu kamu melalui beberapa tes untuk membantu menentukan metode yang terbaik untuk program fertilitas.

Inseminasi merupakan metode yang cepat dan efektif. Ini umumnya direkomendasikan jika seseorang memiliki masalah disfungsi seksual, seperti gangguan ereksi pada laki-laki atau infertilitas lain yang belum diketahui penyebabnya secara pasti.

Di sisi lain, proses bayi tabung mungkin membutuhkan persiapan, waktu, serta biaya yang lebih besar. Namun, bayi tabung memiliki persentase keberhasilan yang lebih besar, yaitu 40–50 persen.

Inseminasi dan bayi tabung merupakan dua metode fertilisasi alternatif yang berbeda. Jika kamu tertarik untuk menjalani salah satunya atau butuh informasi lengkap, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk rekomendasi yang tepat atau tanyakan ke fasilitas kesehatan di mana prosedur tersebut tersedia.

Baca Juga: Hipospadia, Kelainan Genital yang Bikin Anak Tak Bisa Disunat

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya