Stop Pakai Ujung Kuku untuk Mengorek Sesuatu! Ini 5 Risikonya

- Memindahkan “sarang kuman” langsung ke tubuh
- Kuku bisa terangkat dari bantalannya (Onycholysis)
- Bisa merusak dan melemahkan struktur kuku
Ada stiker harga yang susah dilepas dari barang baru? Atau mungkin ada kotoran yang menempel di sela-sela meja? Apa alat pertama yang kamu gunakan? Kemungkinan besar jawabannya adalah ujung kuku. Tanpa sadar, kita semua sering menjadikan kuku sebagai "alat serbaguna" andalan yang selalu siap pakai untuk mengorek, mencongkel, atau mengelupas berbagai hal.
Di balik kepraktisannya, kebiasaan yang terlihat sepele ini ternyata menyimpan segudang risiko kesehatan yang tidak main-main. Bahaya yang mengintai bukan hanya bisa merusak penampilan kukumu, tapi juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan tubuhmu secara keseluruhan. Sebelum kamu kembali menggunakan kukumu sebagai pengikis, yuk, pahami dulu risikonya. Simak sampai tuntas, ya!
1. Memindahkan “sarang kuman” langsung ke tubuh

Ini adalah risiko terbesar yang sering kali tidak kita sadari. Area di bawah kuku adalah tempat paling kotor di tubuh kita, menjadi "tempat tinggal" yang nyaman bagi ribuan bakteri, jamur, dan kuman untuk berkembang biak. Saat kamu menggunakan kuku untuk mengorek sesuatu, kamu seperti sedang memanen lebih banyak lagi kuman dan menampungnya di sana.
Bahayanya terjadi setelah itu. Tanpa sadar, kita sering menyentuh wajah, mengucek mata, atau bahkan mengambil makanan dengan tangan. Momen inilah yang menjadi "jalan pintas" bagi semua kuman dari bawah kuku untuk masuk ke dalam tubuhmu, yang pada akhirnya bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti sakit perut, diare, atau infeksi mata.
2. Kuku bisa terangkat dari bantalannya (Onycholysis)

Saat kamu menggunakannya untuk mencongkel atau mengikis benda keras, kamu menciptakan efek pengungkit yang memberikan tekanan luar biasa pada bagian dasar kuku. Kebiasaan ini secara perlahan bisa merusak "lem" alami yang menahan kukumu.
Jika dilakukan terus-menerus, hal ini bisa menyebabkan kondisi medis yang disebut Onycholysis, yaitu terpisahnya lempeng kuku dari bantalan kulit di bawahnya. Selain membuat penampilan kuku jadi tidak indah, celah yang terbentuk di bawah kuku ini menjadi tempat yang gelap dan lembap, sangat ideal bagi jamur dan bakteri untuk tumbuh dan menyebabkan infeksi. Ngeri banget, kan?
3. Bisa merusak dan melemahkan struktur kuku

Kuku kita terbuat dari lapisan protein yang disebut keratin. Meskipun terasa keras, struktur ini sebenarnya cukup rapuh dan tidak dirancang untuk menahan tekanan layaknya sebuah alat. Kebiasaan menggunakannya untuk mengikis atau mengorek memberikan tekanan fisik yang berlebihan pada ujung kuku.
Akibatnya, kuku bisa mengalami kerusakan langsung. Lapisan keratinnya bisa terkelupas, membuat ujung kuku menjadi tipis dan gampang sobek. Selain itu, kuku juga bisa menjadi retak, bergerigi, atau bahkan patah. Jika kebiasaan ini dilakukan terus-menerus, kukumu secara permanen akan menjadi lebih lemah dan rapuh.
4. Bisa memicu infeksi nyeri di sekitar kuku (Paronychia)

Saat kamu mengorek sesuatu dengan paksa, kamu tidak hanya merusak kuku, tapi juga berisiko melukai kulit di sekitarnya. Gerakan ini bisa menciptakan luka robekan super kecil (micro-tear) pada kutikula atau di samping kuku, yang sering kali bahkan tidak terlihat oleh mata.
Luka kecil inilah yang menjadi pintu masuk sempurna bagi jutaan kuman yang bersarang di bawah kukumu. Jika bakteri berhasil masuk, ia dapat menyebabkan infeksi menyakitkan yang disebut Paronychia. Gejalanya adalah area di sekitar kuku menjadi bengkak, kemerahan, terasa hangat, dan sangat nyeri, bahkan terkadang sampai bernanah.
5. Bisa memperparah masalah kulit dan meninggalkan bekas luka

Banyak dari kita punya kebiasaan buruk mengorek jerawat, komedo, atau koreng luka yang mulai mengering dengan kuku. Kebiasaan ini sangat berbahaya karena kamu pada dasarnya memindahkan semua kuman dari "sarang"-nya di bawah kuku langsung ke luka yang terbuka di kulitmu.
Masuknya bakteri ini tidak hanya akan membuat peradangan menjadi jauh lebih parah, tapi juga bisa memicu infeksi sekunder. Akibatnya, proses penyembuhan kulit menjadi terganggu dan rusak, yang pada akhirnya akan meningkatkan risiko terbentuknya bekas luka permanen atau flek hitam yang jauh lebih sulit dihilangkan daripada jerawatnya itu sendiri.
Pada akhirnya, meskipun terasa praktis, menggunakan kuku sebagai alat serbaguna adalah kebiasaan yang tidak sepadan dengan risikonya. Dari sekadar merusak penampilan kuku hingga memicu infeksi yang menyakitkan, bahaya yang mengintai ternyata cukup serius. Jadi, lain kali saat kamu tergoda untuk mencongkel atau mengorek sesuatu, berhentilah sejenak dan carilah alat yang semestinya, seperti pinset atau yang lainnya. Semoga artikel ini bermanfaat buat kamu, ya!