Aspergillosis: Jenis, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan

Disebabkan oleh jamur Aspergillus dan menyerang paru-paru

Aspergillosis adalah infeksi atau reaksi alergi yang disebabkan oleh berbagai macam kapang (mold) yang merupakan sejenis jamur. Penyakit akibat infeksi aspergillosis biasanya memengaruhi sistem pernapasan, tetapi tanda dan tingkat keparahannya sangat bervariasi.

Jamur ini sering ditemukan di luar ruangan pada tanaman, tanah, atau sayuran yang membusuk. Jamur juga dapat tumbuh di dalam ruangan pada debu rumah tangga, bahan makanan seperti bumbu halus, dan bahan bangunan.

Aspergillus fumigatus adalah jenis jamur yang paling mungkin menyebabkan aspergillosis pada orang-orang tertentu ketika mereka menghirup sporanya.

1. Jenis dan gejala

Aspergillosis: Jenis, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi batuk (freepik.com/jcomp)

Berbagai jenis aspergillosis memengaruhi tubuh dengan cara yang berbeda. Kondisi dan obat-obatan tertentu meningkatkan risiko individu untuk mengembangkan setiap jenis. Berbagai jenis aspergillosis memiliki gejala yang berbeda.

1. Aspergillosis bronkopulmonalis alergi (allergic bronchopulmonary aspergillosis/ABPA)

Pada jenis ini, jamur menyebabkan reaksi alergi seperti batuk dan mengi. Seseorang lebih rentan terhadap jenis aspergillosis ini jika memiliki masalah paru-paru seperti fibrosis kistik atau asma. ABPA juga menyebabkan sesak napas dan perasaan tidak sehat secara umum.

2. Aspergillosis invasif

Individu lebih mungkin untuk memiliki jenis aspergillosis invasif jika sistem kekebalan tubuh melemah oleh kemoterapi dan kondisi seperti leukemia, kanker, dan AIDS.

Sistem kekebalan yang melemah membuatnya lebih sulit untuk melawan infeksi. Jenis aspergillosis ini menyerang jaringan paru-paru dan dapat menyebar ke ginjal atau otak.

Jika tidak diobati, maka dapat menyebabkan pneumonia infeksius. Pneumonia menular dapat mengancam jiwa pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu.

Aspergillosis invasif sering terjadi pada orang yang sudah memiliki kondisi medis lain, sehingga sulit untuk memisahkan gejala aspergillosis invasif dari kondisi lainnya. Gejala aspergillosis invasif yang diketahui meliputi:

  • Batuk (kadang disertai darah)
  • Nyeri di dada
  • Sesak napas
  • Demam

Infeksi paru-paru dapat menyebar ke seluruh tubuh, menyebabkan gejala baru.

3. Aspergilloma

Pada orang-orang dengan tuberkulosis (TBC) atau penyakit paru-paru lainnya, paparan jamur bisa menyebabkan mereka mengembangkan pertumbuhan jamur. Disebut juga fungus ball atau bola jamur, jenis pertumbuhan ini biasanya terdiri dari jamur, gumpalan, dan sel darah putih. Pertumbuhan biasanya tidak menyebar ke area lain dari tubuh. Namun, bola jamur bisa membesar dan merusak jaringan paru-paru.

Dengan aspergilloma, penderitanya mungkin mengalami batuk, dengan atau tanpa darah, dan sesak napas.

Gejala lainnya dari berbagai jenis aspergillosis dapat meliputi:

  • Sakit di dada dan tulangmu
  • Kesulitan dalam penglihatan
  • Darah dalam urine
  • Urine lebih sedikit 
  • Sakit kepala
  • Menggigil
  • Sulit bernapas
  • Luka kulit
  • Dahak berdarah

2. Penyebab

Aspergillosis: Jenis, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi jamur Aspergillus (croplife.org)

Dalam kebanyakan kasus, aspergillosis disebabkan oleh sejenis jamur yang disebut Aspergillus fumigatus. Jamur Aspergillus sering dapat ditemukan pada daun mati, tumpukan kompos dan bahan sayuran membusuk lainnya, biji-bijian yang disimpan, bahkan makanan dan rempah-rempah.

Spora jamur dapat dibawa ke dalam ruangan pada sepatu dan pakaian dan dapat tumbuh di karpet. AC unit jendela rentan terhadap pertumbuhan jamur jika filter tidak dijaga kebersihannya, dan air tidak mengalir dengan baik dari unit. Tempat di mana bangunan sedang dirobohkan atau direnovasi mungkin terkontaminasi dengan spora jamur.

Jika spora jamur terhirup, sistem kekebalan tubuh akan melawan jamur yang masuk ke dalam tubuh. Sebaliknya, jika sistem kekebalan tubuh lemah, maka sel tidak mampu melawan jamur sehingga aspergillosis terjadi akibat perpaduan antara jamur dan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Aspergillosis tidak menular antarmanusia.

3. Faktor risiko

Aspergillosis: Jenis, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi jamur Aspergillus penyebab aspergillosis (specialty.mims.com)

Risiko seseorang terkena aspergillosis tergantung pada kesehatan secara keseluruhan dan tingkat paparan terhadap jamur. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi aspergillosis di antaranya:

  • Sistem kekebalan tubuh melemah. Orang yang memakai obat penekan kekebalan setelah menjalani operasi transplantasi, terutama transplantasi sumsum tulang atau sel induk, atau orang yang memiliki kanker darah tertentu berada pada risiko tertinggi aspergillosis invasif. Orang-orang pada tahap lanjut AIDS juga mungkin berisiko lebih tinggi.
  • Tingkat sel darah putih rendah. Orang yang telah menjalani kemoterapi, transplantasi organ, atau leukemia memiliki tingkat sel darah putih yang lebih rendah, membuat mereka lebih rentan terhadap aspergillosis invasif. Begitu juga dengan penyakit granulomatosa kronis, yaitu kelainan bawaan yang memengaruhi sel-sel sistem kekebalan.
  • Kavitas paru-paru. Orang yang memiliki kavitas paru(kantung tidak normal yang terbentuk di dalam paru-paru akibat infeksi) berisiko lebih tinggi terkena aspergilloma.
  • Fibrosis kistik atau asma. Orang dua kondisi ini, terutama mereka yang masalah paru-parunya sudah berlangsung lama atau sulit dikendalikan, lebih cenderung memiliki respons alergi terhadap jamur Aspergillus.
  • Terapi kortikosteroid jangka panjang. Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat meningkatkan risiko infeksi oportunistik, tergantung pada penyakit yang mendasari yang sedang dirawat dan obat lain yang sedang digunakan.

Baca Juga: Fakta Transplantasi Paru-Paru, Prosedur Operasi yang Kompleks

4. Diagnosis

Aspergillosis: Jenis, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi tes fungsi paru (mercy.net)

Dilansir Medscape, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan tentang gejala pada pasien. Beberapa tes untuk mendiagnosis infeksi Aspergillus meliputi:

  • Tes antibodi Aspergillus
  • Sinar-X dada
  • Tes hitung darah lengkap
  • CT scan
  • Galactomannan (molekul gula dari jamur yang kadang ditemukan dalam darah)
  • Tingkat darah immunoglobulin E (IgE) darah
  • Tes fungsi paru
  • Pewarnaan dahak dan biakan jamur (untuk mencari Aspergillus)
  • Biopsi jaringan

5. Pengobatan

Aspergillosis: Jenis, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Pilihan pengobatan aspergillosis termasuk kortikosteroid oral, obat antijamur, dan pembedahan.

  • Obat kortikosteroid oral: Obat oral padat atau cair dapat diresepkan untuk mengobati ABPA. Obat-obatan ini mengurangi peradangan dan mencegah gejala pernapasan, seperti mengi dan batuk, menjadi lebih buruk. Beberapa obat yang paling umum digunakan adalah prednison, prednisolon, dan metilprednisolon.

  • Obat antijamur: Obat ini umumnya digunakan untuk mengobati aspergillosis paru invasif. Vorikonazol merupakan obat pilihan karena menyebabkan lebih sedikit efek samping dan tampaknya lebih efektif daripada obat lain. Amfoterisin B atau itrakonazol juga efektif dalam mengobati infeksi. Caspofungin kadang digunakan dalam kasus di mana infeksi resistan terhadap antijamur lainnya. Obat antijamur kadang digunakan bersama dengan kortikosteroid oral saat mengobati ABPA. Antijamur dapat menyebabkan efek samping serius, seperti kerusakan ginjal dan hati.

  • Operasi: Operasi mungkin diperlukan dalam kasus aspergilloma dan menyebabkan masalah serius, seperti pendarahan berlebihan. Obat antijamur biasanya tidak efektif melawan aspergilloma, jadi operasi akan dianjurkan. Embolisasi dapat menjadi pilihan untuk memblokir aliran darah ke arteri yang memasok darah ke rongga paru-paru tempat bola jamur berada. Ini akan menghentikan pendarahan, tetapi nanti bisa kambuh lagi.

6. Pencegahan

Aspergillosis: Jenis, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi pakai masker (unsplash.com/Önder Örtel)

Aspergillosis cukup sulit untuk dicegah karena kehadirannya yang tidak terlihat. Namun, ada beberapa upaya pencegahan yang dilakukan, meliputi:

  • Menjauhi tempat yang berisiko adanya jamur seperti lokasi konstruksi, tumpukan kompos, galian tanah, dan tempat penyimpanan biji-bijian, terutama pasca transplantasi dan kemoterapi.
  • Memakai masker untuk menghindari paparan langsung dan menghirup udara yang terkontaminasi Aspergillus, terlebih pada orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
  • Hindari berkebun dan memotong rumput.
  • Hindari menjemur pakaian basah di dalam ruangan karena akan memicu tumbuhnya jamur.
  • Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan merekomendasikan penggunaan obat antijamur untuk mencegah infeksi.

7. Komplikasi yang bisa terjadi

Aspergillosis: Jenis, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (pexels.com/rawpixel)

Tergantung jenis infeksinya, aspergillosis dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, seperti:

  • Pendarahan: Aspergilloma dan aspergillosis invasif dapat menyebabkan pendarahan parah di paru-paru, bahkan kadang bisa fatal.
  • Infeksi sistemik: Komplikasi paling serius dari aspergillosis invasif adalah penyebaran infeksi ke bagian tubuh lainnya, terutama otak, jantung, dan ginjal. Penyebaran aspergillosis invasif menyebar secara cepat dan mungkin bisa berakibat fatal.

Itulah fakta seputar aspergillosis. Dengan pengobatan, orang dengan jenis aspergillosis ABPA biasanya akan membaik seiring waktu. Umum bagi penyakit untuk kambuh dan membutuhkan perawatan berulang. 

Pada aspergillosis invasif, bila kondisi tidak membaik dengan perawatan obat, ini bisa menyebabkan kematian. Prospek aspergillosis invasif juga tergantung pada penyakit yang mendasari orang tersebut dan kesehatan sistem imun.

Baca Juga: Mengenal Emboli Paru, Penyumbatan Pembuluh Darah di Paru-paru

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya