Emboli Paru: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatan

Merupakan penyumbatan pembuluh darah di paru-paru

Emboli paru adalah kondisi penyumbatan yang terjadi di salah satu arteri paru. Pada kebanyakan kasus, kondisi ini diakibatkan oleh gumpalan darah beku yang mengalir ke paru-paru dari kaki, meski bisa juga dari bagian tubuh lain (trombosis vena dalam).

Mengutip laporan dalam Multidisciplinary Respiratory Medicine tahun 2013, emboli paru berhubungan dengan usia. Kondisi ini jarang dialami anak-anak (5 per 100.000 populasi) tiap tahunnya, tetapi angkanya meningkat sekitar 500-600 kasus per 100.000 populasi pada usia yang lebih tua (>75 tahun). Pada usia tua, kejadian emboli paru lebih tinggi pada laki-laki ketimbang perempuan.

Kematian terkait emboli paru bisa mencapai 25 persen bila tidak mendapat penanganan, tetapi dengan terapi antikoagulan, angka tersebut menurun menjadi sekitar 2-8 persen dalam 3 bulan setelah diagnosis.

Apa, sih, sebenarnya emboli paru? Seberapa bahaya kondisi ini? Apa saja penyebab, gejala, dan pengobatannya? Temukan jawabannya lewat ulasan di bawah ini.

1. Apa itu emboli paru?

Emboli Paru: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi emboli paru (commons.wikimedia.org)

Emboli paru atau pulmonary embolism adalah gumpalan darah pada paru-paru yang menyebabkan pembuluh darah tersumbat. Akibatnya, penggumpalan darah yang besar atau banyak dapat berakibat fatal.

Kondisi ini dapat merusak paru-paru karena aliran darah yang terbatas, penurunan kadar oksigen dalam darah, serta berpotensi memengaruhi organ tubuh lain. Dalam hal ini, perawatan gawat darurat sangat diperlukan untuk mencegah kerusakan paru-paru.

2. Penyebab

Emboli Paru: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi trombosis vena dalam atau deep vein thrombosis (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Dilansir Healthline, pembekuan atau gumpalan darah dapat terbentuk karena berbagai hal. Emboli paru sering kali disebabkan oleh trombosis vena dalam atau deep vein thrombosis (DVT), kondisi gumpalan darah terbentuk di vena jauh di dalam tubuh. Pembekuan darah yang paling sering menyebabkan emboli paru biasanya dimulai di kaki atau panggul.

Gumpalan darah di vena dalam tubuh dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk:

  • Cedera: fraktur tulang atau robekan otot dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah yang menyebabkan penggumpalan.
  • Tubuh yang tidak aktif: bila tubuh tidak aktif dalam jangka waktu yang lama, gravitasi akan menyebabkan darah mandek di bagian paling bawah tubuh, yang mana dapat menyebabkan penggumpalan darah. Ini bisa terjadi jika kamu duduk lama dalam perjalanan jauh atau tirah baring (bed rest) untuk memulihkan diri dari penyakit.
  • Kondisi medis tertentu: beberapa kondisi medis bisa menyebabkan darah menggumpal lebih mudah, yang mana dapat menyebabkan emboli paru. Selain itu, terapi medis untuk kanker juga bisa menyebabkan efek samping seperti penggumpalan darah. Ini menempatkan seseorang berisiko mengalami DVT dan emboli paru.

Menambahkan dari MedlinePlus, beberapa faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko emboli paru termasuk:

  • Operasi, terutama operasi penggantian sendi.
  • Kondisi medis seperti kanker, penyakit jantung, dan penyakit paru.
  • Patah tulang pinggul atau kaki atau trauma lainnya.
  • Obat-obatan hormonal seperti pil KB atau terapi penggantian hormon.
  • Kehamilan dan persalinan. Risiko tertinggi adalah 6 minggu setelah melahirkan.
  • Usia di atas 40 tahun.
  • Riwayat keluarga dengan emboli paru dan genetik. Beberapa perubahan genetik dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah dan emboli paru.
  • Obesitas.
  • Merokok.

Baca Juga: Deep Vein Thrombosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan

3. Gejala

Emboli Paru: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi sesak napas (freepik.com)

Seperti dijelaskan di laman Mayo Clinic, gejala emboli paru bisa bervariasi, bergantung pada seberapa luas dampaknya pada paru-paru, ukuran gumpalan darah, dan apakah memiliki penyakit jantung atau paru yang mendasarinya.

Tanda dan gejala umum emboli paru meliputi:

  • Sesak napas, biasanya muncul tiba-tiba dan selalu memburuk saat mengerahkan tenaga.
  • Sakit dada, rasanya seolah mengalami serangan jantung. Nyerinya tajam dan terasa saat menarik napas dalam, sering membuat penderita tak bisa menarik napas dalam. Gejala ini juga bisa terasa saat batuk, membungkuk, atau mencondongkan badan.
  • Batuk, berupa batuk berdahak atau dahak bercampur darah.

Tanda dan gejala lainnya yang bisa muncul pada emboli paru termasuk:

  • Detak jantung cepat atau tidak teratur.
  • Kepala terasa ringan atau pusing.
  • Keringat berlebihan.
  • Demam.
  • Nyeri atau bengkak pada kaki, atau keduanya, biasanya di betis yang disebabkan oleh DVT.
  • Kulit lembap atau berubah warna (sianosis).

4. Diagnosis

Emboli Paru: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pemindaian MRI (commons.wikimedia.org/GeorgeWilliams21)

Masih bersumber dari jurnal Multidisciplinary Respiratory Medicine tahun 2013, beberapa kasus emboli paru sulit terdiagnosis karena gejalanya tidak spesifik. Selain itu, gambaran klinis pasien yang dicurigai memiliki emboli paru juga sangat bervariasi.

Untuk menegakkan diagnosis, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan dan tes, seperti:

  • Rontgen dada
  • Elektrokardiografi (EKG)
  • MRI
  • CT scan
  • Angiografi paru
  • USG vena duplex
  • Venografi
  • Tes D-dimer (tes darah)

5. Pengobatan

Emboli Paru: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Emboli paru adalah kondisi yang butuh perawatan medis. Pada umumnya, pengobatan dilakukan untuk memecah gumpalan-gumpalan darah dan mencegah terbentuknya gumpalan baru.

Pengobatan ini pun memerlukan arahan dari dokter. Selain tindakan operasi, ada beberapa obat yang akan diresepkan oleh dokter, di antaranya adalah obat antikoagulan dan trombolitik.

Keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk mengencerkan gumpalan darah. Untuk menghindari pendarahan dan komplikasi lebih lanjut, konsultasi dengan dokter amat diperlukan.

6. Komplikasi yang bisa terjadi

Emboli Paru: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi komplikasi emboli paru (pexels.com/Anna Shvets)

Emboli paru dapat mengancam jiwa. Sekitar sepertiga orang dengan emboli paru yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati tidak dapat bertahan hidup. Namun, ketika kondisi ini didiagnosis dan diobati dengan segera, angka kematian turun drastis.

Emboli paru juga dapat menyebabkan hipertensi paru-paru atau hipertensi pulmonal, suatu kondisi di mana tekanan darah di paru-paru dan di sisi kanan jantung terlalu tinggi.

Bila ada penghalang di arteri di dalam paru-paru, jantung harus bekerja lebih keras untuk mendorong darah melalui pembuluh tersebut, yang meningkatkan tekanan darah dan akhirnya melemahkan jantung.

Dalam kasus yang jarang, emboli kecil sering terjadi dan berkembang dari waktu ke waktu, mengakibatkan hipertensi pulmonal kronis, juga dikenal sebagai hipertensi pulmonal tromboemboli kronis.

7. Pencegahan

Emboli Paru: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi joging (IDN Times/Mardya Shakti)

Mencegah terbentuknya gumpalan baru bisa mencegah emboli paru. Langkah-langkah pencegahan ini meliputi:

  • Melanjutkan konsumsi obat pengencer darah sesuai arahan dokter. Penting untuk melakukan cek kesehatan rutin ke dokter, untuk memastikan dosis obat bekerja untuk mencegah pembekuan darah tetapi tidak menyebabkan pendarahan.
  • Melakukan perubahan gaya hidup yang sehat untuk jantung, seperti pola makan sehat bergizi seimbang, olahraga rutin, serta tidak dan berhenti merokok.
  • Menggunakan stoking kompresi untuk mencegah DVT.
  • Menggerakkan kaki bila duduk lama saat bepergian jarak jauh, misalnya di mobil atau di pesawat.
  • Secepatnya bergerak setelah prosedur pembedahan atau tirah baring.

Emboli paru adalah kondisi medis yang bisa mengancam nyawa. Segera cari pertolongan medis bila kamu mengalami sesak napas tanpa sebab yang jelas, nyeri dada, atau batuk yang mengeluarkan dahak bercampur darah, apalagi bila memiliki faktor risikonya. Makin dini diagnosis dan pengobatan, maka risiko komplikasi berbahaya bisa dicegah.

Baca Juga: 7 Gejala Paru-paru Basah Ini Sering Luput dari Pengawasan, Kenali Ya!

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya